Diagnosis BBLR Masalah pada Bayi Prematur atau Bayi dengan BBLR

dismaturitas. Karakteristik fisik bayi dismaturitas sama dengan bayi prematur dan ditambah dengan retardasi-pertumbuhan dan wasting. Pada bayi dismaturitas yang term dan post term dengan gejala yang menonjol ialah wasting. Menurut Greunwald 1997 dalam Hassan 2007 mengatakan bahwa tidak semua kekurangan makanan pada janin diakibatkan oleh insufisiensi plasenta. Gejala insufisiensi plasenta timbulnya bergantung pada berat dan lamanya bayi menderita defisit. Defisit yang menyebabkan retardasi pertumbuhan biasanya berlangsung kronis. Retardasi pertumbuhan yang kronis dapat menyebabkan fetal distress Hassan, 2007. Fetal distress dibagi menjadi tiga golongan, yaitu Hassan, 2007 : 1. Fetal distress akut yaitu defisit atau fetal deprivation yang hanya mengakibatkan perinatal distress tetapi tidak mengakibatkan retardasi pertumbuhan dan wasting. 2. Fetal distress subakut yaitu bila fetal deprivation tersebut menunjukan tanda wasting tetapi tidak terdapat retardasi pertumbuhan. 3. Fetal distress kronis yaitu bila bayi jelas menunjukan retardasi pertumbuhan Hassan, Rusepno dan Alatas, H., 2007.

2.2.5. Diagnosis BBLR

2.2.5.1. Sebelum Bayi Lahir a. Pada anamnesis sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus atau lahir mati. Mochtar, 1998 b. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan. c. Pergerakan janin yang pertama quickening terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun usia kehamilan sudah lanjut. d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut usia kehamilan. e. Sering dijumpai pada kehamilan oligohidramnion atau hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum. Universitas Sumatera Utara 2.2.5.2. Setelah Bayi Lahir a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin tampak secara klasik seperti bayi kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat dan mudah diangkat. Abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan. Mochtar, 1998 b. Bayi prematur yang lahir dengan usia gestasti kurang dari 37 minggu, verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka doll-like, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni serta kulit tipis, merah dan transparan. c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, oleh karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi KMK, organ tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematuritas kurang bulan, oleh karena itu bayi KMK lebih mudah hidup di luar rahim.

2.2.6. Masalah pada Bayi Prematur atau Bayi dengan BBLR

2.2.6.1. Ketidakstabilan suhu karena bayi dengan BBLR sulit untuk mempertahankan suhu tubuh akibat peningkatan hilangnya panas, kurangnya lemak subkutan, rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar dan produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidakmampuan untuk menggigil. 2.2.6.2. Kesulitan pernafasan akibat defisiensi surfaktan paru yang mengarah kepada penyakit membran hialin, resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks mengisap dan refleks menelan, Universitas Sumatera Utara thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang lemah dan pernafasan periodik dan apnea. 2.2.6.3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi yaitu refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu, motilitas usus yang menurun, pengosongan lambung tertunda, pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut lemak berkurang, defisiensi enzim laktase, menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh dan meningkatnya resiko enterokolitis nekrotikans. 2.2.6.4. Imaturitas hati yang menyebabkan konjugasi dan ekskresi bilirubin terganggu serta defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K. 2.2.6.5. Imaturitas ginjal yang menyebabkan ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar, akumulasi asam organik dengan asidosis metabolik dan ketidakseimbangan elektrolit seperti hiponatremia atau hipernatremia, hiperkalemia dan glikosuria ginjal. 2.2.6.6. Imaturitas imunologis sehingga meningkatkan resiko yang tinggi dalam terjadinya infeksi akibat tidak banyaknya transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga, fagositosis yang terganggu dan penurunan faktor komplemen. 2.2.6.7. Kelainan neurologis berupa refleks isap dan telan yang imatur, apnea dan bradikardi yang berulang, perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel, pengaturan fungsi serebral yang buruk, hipoksia iskemik ensefalopati, retinopati prematuritas, kejang dan hipotonia. Universitas Sumatera Utara 2.2.6.8. Kelainan kardiovaskular yaitu patent ductus arteriosus PDA yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan serta hipotensi atau hipertensi. 2.2.6.9. Kelainan hematologis berupa anemia, hiperbilirubinemia, disseminated intravascular coagulation DIC ataupun hemorrhage disease of the newborn HDN. 2.2.6.10. Kelainan metabolisme yang dapat menyebabkan hipokalsemia, hipoglikemia atau hiperglikemia Kosim, 2008.

2.2.7. Perawatan BBLR