13 1. Penguapan pelarut yang meninggalkan residu padat
2. Perubahan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya, yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar
3. Beberapa atom dapat tereksitasi oleh energi termal nyala ke tingkatan- tingkatan energi yang lebih tinggi, dan mencapai kondisi dalam mana
atom akan memancarkan energi Vogel, 1989 . Metode spektrofotometri Serapan Atom mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan metode spektrofotmetri nyala. Pada metoda spektrofotometri nyala, emisi tergantung pada sumber eksitasi. Bila eksitasi dilakukan secara termal maka
ia bergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi termal tidak selalu spesifik, dan eksitasi secara secara serentak pada berbagai jenis logam dalam
suatu sampel dapat saja terjadi. Pada metode Spektrofotometri Serapan Atom, perbandingan banyaknya atom yang tereksitasi terhadap atom yang berada pada
tingkat dasar harus cukup besar, karena metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantung pada nyala. Metode serapan sangatlah
spesifik. Logam–logam yang menbentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energi yang besar. Ini tidak berarti bahwa
faktor suhu pada Spektrofotometri Serapan Atom tidak diperlukan pengontrolan, karena walaupun pengukuran absorban atom-atom di dalam nyala tidak
dipengaruhi oleh suhu nyala secara langsung, tetapi secara tidak langsung suhu nyala tersebut berpengaruh juga terhadap absorban Khopkar, 2002 .
2.6.1. Instrumentasi
Gambar dibawah ini menunjukkan bentuk bagan komponen penting dari spekrtofotometer serapan atom Day and Underwood, 1989.
Universitas Sumatera Utara
14 Gambar 1. Komponen Spektrofotometri Serapan Atom
Komponen penting dari spektrofotometri serapan atom adalah a. Sumber Sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga hollow cathoda lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas
mulia neon atau argon. Bila antara anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi 600 volt, maka katoda akan memancarkan berkas-berkas elektron
yang bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan energi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan
bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari tabrakan- tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan
menjadi ion bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi pula. Sebagaimana disebutkan diatas, pada
katoda terdapat unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar keluar dari permukaan katoda.
Atom-atom unsur dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan spektrum
Universitas Sumatera Utara
15 pancaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis Rohman,
2007. b. Bahan Bakar dan Bahan Pengoksidasi
Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati
agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Gambar dibawah ini menunjukkan suatu tipe
atomiser nyala Khopkar, 2002. Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah hidrogen, asetilen dan
propana, sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen dan NO
2
. Temperatur dari berbagai nyala dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Temperatur nyala dengan berbagai kombinasi bahan bakar dan bahan pengoksidasi Harris, 1982
Bahan Bakar Oksidan
Temperatur Maksimum
o
K Asetilen
Asetilen Asetilen
Hidrogen Hidrogen
Sianogen Udara
Nitrogen Oksida Oksigen
Udara Oksigen
Oksigen 2400 – 2700
2900 – 3100 3300 – 3400
2300 – 2400 2800 – 3000
4800
c. Monokromator Monokromator berfungsi untuk mengisolasi garis radiasi tertentu yang
diinginkan dari garis-garis lain yang dipancarkan oleh lampu dalam hal ini yang sering digunakan adalah kisi difraksi karena memiliki daya pisah yang baik
Basset, J., 1994.
Universitas Sumatera Utara
16 d. Detektor
Detektor berfungsi untuk menangkap intensitas cahaya yang tidak diserap oleh atom dalam nyala, alat yang sering digunakan adalah Photomultiplier yang
mempunyai kepekaan spektral yang lebih tinggi Basset, J., 1994.
2.7. Uji Perolehan Kembali