5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Sotong
Sotong merupakan moluska yang termasuk kelas cephalopoda kaki hewan terletak di kepala yang terdiri dari cangkang internal yang terletak didalam
mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta terbuat dari kapur. Tubuh relatif pendek menyerupai kantung. Mantelnya berwarna merah jambu kehitaman
dan di selubungi selaput tipis dan pada kedua sisinya terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung dorsal sampai ventral. Oemarjati, 1990.
Sotong hidup didasar laut, yang memakan hewan Avertebrata yang berada diatas permukaan dasar laut, seperti ikan-ikan kecil, krustacea, udang dan
kepiting. Sotong banyak mengandung jenis asam amino esensial yang penting bagi manusia serta mengandung asam lemak tidak jenuh.
Adapun taksonomi dari sotong adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia
Filum : Moluska Kelas : Cephalopoda
Sub kelas : Coleoidea. Ordo : Sepioidea
Genus : Sepia Spesies : Sepia sp. Sugiarti 1993 .
Universitas Sumatera Utara
6
2.2 Pencemaran Air Dan Lingkungan
Kegiatan industri dan teknologi dapat memberikan dampak langsung, disamping juga memberikan dampak tak langsung. Dikatakan dampak langsung
apabila akibat kegiatan industru dan teknologi tersebut dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak langsung yang bersifat positif memang diharapkan. Akan
tetapi dampak langsung yang bersifat negatif, yang mengurangi kualitas hidup manusia, harus dihindari atau dikurangi Wardhana, 2001.
Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Apabila air sudah tercemar logam-logam yang berbahaya akan mengakibatkan hal-hal
yang buruk bagi kehidupan Darmono, 1995. Berbagai macam kegiatan industri dan tekhnologi yang ada saat ini apabila
tidak disertai dengan program pengelolaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air.
Komponen pencemar air tersebut terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organic, bahan buangan anorganik, bahan buangan olahan bahan
makanan, bahan buangan cairan berminyak, bahan buangan zat kimia. Umumnya limbah B3 adalah senyawa organik. Namun, ada juga yang
berbentuk bahan anorganik. Limbah dalam bentuk anorganik dapat menimbulkan bahaya karena sifatnya yang reaktif, beracun atau mengandung elemen-elemen
yang dipandang beracun, misalnya logam berat Supardi,1985. Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke
Universitas Sumatera Utara
7 air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam didalam air.
Bahan buangan organik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal Pb, Arsen As, Kadmium Cd,
Air raksa Hg, Krom Cr dan lain-lain Wardhana, 2001. Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya
berbagai jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontiniu dalam
skala industri. Industri-industri logam berat tersebut harus mendapatkan pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun
lingkungan sekitarnya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatau
proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pada awalnya penggunaan logam sebagai alat, belum di ketahui pengaruh
pencemaran terhadap lingkungan. Proses oksidasi dari logam yang menyebabkan perkaratan sebetulnya merupakan tanda-tanda adanya hal tersebut diatas. Tahun
demi tahun ilmu kimia berkembang dengan cepat dan dengan mulai ditemukannya garam logam HgNO3, HgCl, CdCl, dan lain-lain. Darmono, 1995
Pada laut lepas, kontaminasi logam biasanya terjadi secara langsung dari atmosfer atau karena tumpahan minyak dari kapal tanker yang melewatinya,
sedangkan di daerah sekitar pantai kontaminasi logam kebanyakkan berasal dari muara sungai yang kontaminasi logam kebanyakan berasal dari muara sungai
yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri atau pertambangan. Jenis air mempengaruhi kandungan logam di dalamnya air tawar, air payau dan air laut.
Air sungai di daerah hulu mungkin kandungan logamnya akan berbeda dengan air
Universitas Sumatera Utara
8 sungai dekat muara. Hal ini disebabkan dalam perjalanan air tersebut mengalami
beberapa kontaminasi baik karena erosi maupun pencemaran dari sepanjang tepi sungai. Darmono, 1995.
2.3. Toksisitas Logam Pada Jenis Krustasea