mialgia mengalami peningkatan yang paling besar sebanyak 35,64, Nyeri tulang belakang mengalami penurunan yang paling besar sebanyak 22,49 dan terdapat
empat penyakit yang pada tahun 2007 merupakan dua puluh penyakit terbesar tetapi tidak termasuk dua puluh penyakit terbesar pada tahun 2008. Pada lampiran 6 dapat
dilihat penyakit terbanyak adalah febris, dimana pada tahun 2008 mengalami penurunan sebanyak 13,02 dibandingkan tahun 2007. Penyakit yang mengalami
peningkatan terbesar yaitu hipertensi dengan persentase 24,00, Paru obstruktif kronis merupakan penyakit yang mengalami penurunan yang paling besar sebanyak
48,48 dan terdapat empat penyakit yang pada tahun 2007 merupakan dua puluh penyakit terbesar tetapi tidak termasuk dua puluh penyakit terbesar pada tahun 2008.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa IFRS Tembakau Deli memesan obat dengan melihat resep dua minggu sebelumnya dan memesan untuk stok dua minggu
ke depan berdasarkan data-data yang telah disebutkan di atas. Dalam mengatasi keadaan dimana obat habis sebelum waktunya atau bila terjadi penyakit mewabah
yang menyebabkan kebutuhan obat meningkat, rumah sakit memiliki prosedur untuk memesan pada apotek rekanan atau jika dibutuhkan dalam jumlah besar dipesan ke
PBFPerusahaan Besar Farmasi.
4.6. Efisiensi penggunaan dana di IFRS Tembakau Deli
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumber dana IFRS Tembakau Deli diperoleh dari subsidi dari PTPN-II dan hasil usaha RSU Tembakau Deli yang berasal
dari pasien yang bukan tanggungan PTPN-II. Anggaran dana untuk IFRS rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
ini setiap tahunnya dinaikkan sebanyak 10-15 sebagai antisipasi jika terjadi kenaikan harga perbekalan farmasi.
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemakaian dana pada tahun 2007 dan 2008 melebihi anggaran yang ditetapkan. Pada tahun 2007 kelebihan dana yang dipakai
sebanyak 0,95 dan pada tahun 2008 sebanyak 7,26.
Tabel 2. Jumlah anggaran dan pemakaian dana di IFRS Tembakau Deli Tahun 2007 dan 2008
Sumber: Bagian Keuangan IFRS Tembakau Deli
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pemilihan jenis obat di rumah sakit ini terdiri atas 30 obat generik, 60 obat menengah dan 10 obat paten.
Selain itu juga diketahui bahwa anggaran diberikan oleh perusahaan setiap tiga bulan sekali. Perencanaan pembelian obat dilakukan berdasarkan anggaran yang diberikan
pertigabulan tersebut. Anggaran dana tersebut 60 langsung digunakan dan sisanya dicanangkan untuk pembelian obat cito bila ada kasus khusus, untuk kemoterapi,
serta alat kesehatan yang berhubungan dengan kasus cito tersebut. Selain itu, usaha lainnya yang dilakukan instalasi farmasi dalam mengefisiensikan dana adalah dengan
mensaling-silangkan kebutuhan obat dalam tiga bulan tersebut. Misalnya jika terjadi kenaikan biaya pembelian obat pada bulan pertama, maka untuk dua bulan berikutnya
pembelian obat disesuaikan dengan sisa dana yang ada dengan cara memperbanyak pembelian obat generik dan obat menengah.
Tahun Anggaran
Pemakaian Persentase Kenaikan
2007 16.037.031.060,00
16.343.151.566,97 0,95
2008 17.056.459.928,00
19.727.189.121,58 7,26
Universitas Sumatera Utara
4.7. Persediaan dan konsumsi obat di IFRS Tembakau Deli
Hasil penelitian untuk persediaan dan konsumsi obat di IFRS ini yang dikategorikan dalam komponen output yaitu diketahui bahwa pada tahun 2008,
terdapat beberapa obat yang overstock dalam jumlah yang besar. Ini dapat dilihat pada data 20 obat jenis tablet dengan stok akhir terbesar dalam Tabel 3.
Pada Tabel 3 tersebut, dapat dilihat bahwa obat yang tersisa mencapai angka ribuan dan obat dengan persentase sisa terbanyak terhadap stok yang ada yaitu obat
yang mempengaruhi metabolisme, gizi vitamin dan mineral 3 sebanyak 37,14, sedangkan persentase terkecil sisa obat terhadap stok yang ada adalah obat yang
bekerja pada saluran kemih yang persentasenya 0,49.
Tabel 3
.
Dua puluh obat jenis tablet dengan sisa terbesar pada periode 1 Januari – 31 Desember 2008 di RSU Tembakau Deli Medan
Nama Obat Stok
Awal Jumlah
masuk Jumlah
Keluar Stok
akhir Persentase
stok akhir
Obat Anti Mikroba 1 600
39315 35295
4620 11,57
Obat yang Mempengaruhi
Metabolisme gizi Vitamin dan mineral 1
500 46500
43790 3210
6,83 Obat Anti Inflamasi 1
50510 48260
2250 4,45
Obat yang Mempengaruhi
Metabolisme gizi Vitamin dan mineral 2
480 55480
53320 2160
3,86 Obat Antiemetik
7700 5900
1800 23,38
Obat Cardiovaskular 270
34500 32970
1800 5,18
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kartu Stok Obat Tahun 2008 IFRS Tembakau Deli
Nama Obat Stok
Awal Jumlah
masuk Jumlah
Keluar Stok
akhir Persentase
stok akhir
Obat Saluran Cerna 1 122610
121010 1600
1,30 Obat Anti Alergi
24300 22910
1390 5,72
Obat Saluran Cerna 2 6000
4680 1320
22,00 Obat yang
Mempengaruhi Metabolisme gizi
Vitamin dan mineral 3 3500
2200 1300
37,14 Obat Kortikosteroid 1
1000 3000
2800 1200
30,00 Obat Anti Diabetes
Melitus 1 31150
30190 960
3,08 Obat yang
Mempengaruhi Metabolisme gizi
Vitamin dan mineral 4 230
18220 17500
860
4,66 Obat Anti Inflamasi 2
260 6875
6550 585
8,20 Obat Kortikosteroid 2
3000 2540
460 15,33
Obat Anti Hipertensi 2400
1980 420
17,50 Obat yang bekerja pada
saluran kemih 400
81500 81500
400 0,49
Obat Anti Mikroba 2 80
28512 28282
310 1,08
Obat Anti Diabetes Melitus 2
3020 2790
230 7,62
Obat Anti Diabetes Melitus 3
19655 19425
230 1,17
Universitas Sumatera Utara
Semua obat yang tersisa ini masih dalam keadaan baik, tidak kadaluarsa dan akan digunakan sebagai stok awal untuk tahun berikutnya. Kekurangan stok obat di
IFRS ini tidak dapat dilihat, karena jika obat yang dibutuhkan habis, IFRS langsung melakukan pemesanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN