Tabel 1. Jumlah tenaga di Instalasi farmasi RSU Tembakau Deli tahun 2008
Apoteker D3
SMA SAA
SMP SD
Jumlah Jumlah
Kepala IFRS 1
- -
- -
1 7,69
Asisten Apoteker -
- 4
- -
4 30,77
Administrasi Apotek -
1 4
1 -
6 46,15
Pembantu Pelaksana -
- 1
- 1
2 15,39
JUMLAH 1
1 9
1 1
13 100
Sumber : IFRS Tembakau Deli Tahun 2008
4.3. Prosedur operasional di IFRS Tembakau Deli
Hasil penelitian yang diperoleh untuk prosedur operasional baku yang juga merupakan kategori input yaitu:
1. Instalasi farmasi rumah sakit ini tidak mempunyai prosedur yang tertulis
dalam perencanaan obatnya, informasi ini diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala IFRS setempat.
2. Perencanaan obat dilakukan berdasarkan kebijakan kepala instalasi farmasi
dengan mempertimbangkan sistem formularium obat-obatan yang telah disepakati oleh panitia farmasi terapi, yang anggotanya terdiri atas apoteker, dokter umum dan
dokter yang mewakili spesialisasi yang ada. 3.
Semua obat yang digunakan di rumah sakit ini hanya dikelola oleh IFRS Tembakau Deli.
Pendidikan Jenis Tenaga
Universitas Sumatera Utara
4. Semua produk perbekalan farmasi yang akan diadakan di IFRS ini telah
memenuhi persyaratan yang ditetapakan oleh PFT di rumah sakit ini. 5.
Pemasok perbekalan farmasi di IFRS ini juga telah memenuhi persyaratan yang ditetapakan oleh PFT. Dalam melakukan pemesanan obat-obatan, IFRS
Tembakau Deli tidak selalu memesan pada perusahaan besar farmasi PBF. Untuk obat-obatan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit atau dikategorikan obat khusus
dipesan kepada apotek rekanan yang juga sudah ditetapkan. Ini dilakukan untuk menghindari overstock karena pembelian pada PBF harus dalam jumlah besar,
sementara yang dibutuhkan hanya sedikit ataupun obat yang jarang digunakan. 6.
Pemesanan obat-obatan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan alasan menghindari penumpukan obat, mengingat rumah sakit ini merupakan rumah sakit
rujukan dimana kunjungan penyakitnya tidak menentu dan supaya tidak banyak dana yang terduduk.
7. Anggaran dana untuk pembelian obat diberikan setiap tiga bulan sekali dan
setiap tahunnya anggaran dana tersebut dinaikkan sebanyak 10-15 sebagai antisipasi jika terjadi kenaikan harga perbekalan farmasi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan ditemui bahwa pelaksanaan sistem formularium yang telah ditetapkan tidak kaku, sehingga dokter dapat menulis resep di
luar sistem formularium tersebut. Jika dokter menulis resep di luar sistem formularium, maka ia harus membuat protokol terapi untuk kemudian meminta
persetujuan kepada kepala rumah sakit, setelah itu barulah IFRS Tembakau Deli memenuhi resep tersebut. Pengelolaan obat-obatan di rumah sakit ini hampir
seluruhnya dilakukan oleh IFRS setempat dikarenakan sebagian besar pasien adalah
Universitas Sumatera Utara
pegawai perusahaan yang merupakan tanggungan perusahaan. Dalam pemberian obat tidak ada perbedaan jenis obat antara karyawan dan staff. Selain itu dari hasil
pengamatan juga ditemui bahwa pemesanan obat-obatan tidak hanya dilakukan setiap dua minggu sekali, sering terlihat IFRS Tembakau Deli melakukan pemesanan obat-
obatan setiap harinya. Ini dilakukan untuk memenuhi obat-obatan yang stoknya telah habis ataupun yang tidak tersedia di instalasi farmasi.
4.4. Pemilihan jenis obat di IFRS Tembakau Deli