total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua berat individu pohon dalam suatu unit areal tertentu.
b. Crop meter Pendugaan biomassa dengan metode ini menggunakan seperangkat
peralatan elektroda listrik. Secara praktis dua buah elektroda listrik diletakan dipermukaan tanah pada suatu jarak tertentu kemudian biomassa tumbuhan-
tumbuhan yang terletak antara dua elektroda dapat dipantau dengan memperhatikan electrical capacitance yang dihasilkan pada alat tersebut.
D. Model Pendugaan Biomassa
Mulyono 1991 dalam Tambunan 2004 mendefenisikan model sebagai abstraksi dari keadaan sebenarnya atau penyederhanaan realita sistem kompleks
dimana hanya faktor-faktor dominan atau komponen yang relevan dari masalah yang dianalisis diikutsertakan yang menunjukkan hubungan langsung dalam
pengertian sebab akibat. Model biomassa mensimulasikan penyerapan karbon melalui proses
fotosintesis dan penghilangan karbon melalui respirasi. Peyerapan karbon bersih disimpan dalam organ tumbuhan. Fungsi dan model biomassa dipresentasikan
melalui persamaan dengan tinggi dan diameter pohon Boer dan Ginting, 1996 dalam Onrizal, 2004.
Hubungan allometrik merupakan hubungan antara suatu peubah tak bebas yang diduga oleh satu atau lebih peubah bebas, yang dalam hal ini diwakili oleh
karakteristik yang berbeda dalam pohon. Contohnya adalah hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
volume pohon atau biomassa pohon dengan diameter dan tinggi total pohon. Dalam hubungan ini, volume pohon atau biomassa pohon merupakan peubah tak
bebas yang besar nilainya diduga oleh diameter dan tinggi total pohon, yang disebut sebagai peubah bebas. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam suatu
persamaan allometrik. Persamaan allometrik dapat disusun dengan cara pengambilan contoh dengan melakukan penebangan dan perujukan dari berbagai
sumber pustaka yang mempunyai tipe hutan yang dapat diperbandingkan. Persamaan tersebut biasanya menggunakan diameter pohon yang diukur setinggi
dada Dbh yang diukur 1,3 m dari permukaan tanah sebagai dasar. Persamaan empirik untuk biomassa total W berdasarkan diameter D mempunyai sebuah
bentuk polinomial : W = a + bD + cD
2
+ dD
3
atau mengikuti fungsi : W = aD
b
. Setelah persamaan allometrik disusun, hanya diperlukan mengukur Dbh atau
parameter lain yang digunakan sebagai dasar persamaan untuk menaksir biomassa satu pohon. Penaksiran biomassa total untuk seluruh pohon dalam
transek ukur dapat dikonversi menjadi biomassa dalam satuan ton per hektar Hairiah et al., 2001.
Pilihan persamaan model regresi untuk tujuan penaksiran biomassa harus berdasarkan persamaan yang telah diketahui. Model yang telah banyak digunakan
secara luas adalah berdasarkan hukum allometrik pertumbuhan : log
e
Y = a + b log
e
X, dimana Y adalah berat biomassa dan X adalah peubah penduga hasil pengukuran seperti diameter pangkal atau diameter yang diukur setinggi dada
Dbh dengan berat, volume atau riap. Selain itu penaksiran dapat dilakukan dengan memasukan pengukuran diameter dan tinggi pohon kedalam persamaan :
log
e
Y = a + b log
e
d
2
h. Setelah persamaan dibangun, dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
perhitungan berat biomassa dengan menggunakan berbagai dimensi pohon yang diperlukan
dari tegakan
yang ada
dalam wilayah
contoh Chapman, 1976 dalam Adinugroho, 2002. Tabel 1 menunjukan beberapa
persamaan allometrik untuk penaksiran biomassa pada hutan tropis.
Tabel 1. Beberapa model regresi untuk penaksiran biomassa hutan tropis. Tipe iklim berdasarkan
curah hujan tahunan Persamaan
R
2
-ajusted Kering 1500 mm
Y = 34,4703-8,0671D+0,6589D
2
0,67 Lembab 1500-4000
Y = 38,4908-11,7883D+1,1926D
2
Y = exp [-3,1141+0,9719 ln D
2
H] Y = exp [-2,4090=0,9522 ln D
2
HS] H = exp 1,0701+0.5677 ln D
0,78 0,97
0,99 0,61
Basah 4000 mm H = 13,2579-4,8945 D
Y = exp [-3,3012+0,9439 ln D
2
H] H = exp [1,2017+0,5627 ln D]
0,90 0,90
0,74
Sumber : MacDicken, 1997 dalam Onrizal, 2004. Keterangan : Y = Biomassa per pohon dalam batang
D = Dbh dalam cm H = tinggi dalam m
S = Kerapatan kayu dalam tonm
3
E. Karbon