MANIFESTASI KLINIS DISPEPSIA PENUNJANG DIAGNOSTIK DISPEPSIA

6. Peradangan kandung empedu kolesistitis 7.Intoleransi laktosa ketidakmampuan mencerna susu dan produknya 8. Kelainan gerakan usus 9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi 10. Infeksi Helicobacter pylori Sebagai usaha untuk membuat praktis pengobatan, dispepsia fungsional dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Dispepsia tipe seperti ulkus, yang lebih dominan adalah nyeri epigastrik. 2. Dispepsia tipe seperti dismotilitas, yang lebih dominan adalah keluhan lambung, mual, muntah, rasa penuh, cepat kenyang. 3. Dispepsia tipe non spesifik, tidak ada keluhan yang dominan. Sebelum era konsensus Roma II, ada dispepsia tipe refluks dalam alur penanganan dispepsia, tapi saat ini kasus dengan keluhan tipikal refluks, seperti adanya heartburn, atau regurgitasi, langsung dimasukkan dalam penyakit gastroesofageal refluks. Hal ini disebabkan tingginya sensitifitas dan spesifitas keluhan itu untuk adanya proses refluks gastroesofageal.

2.3.2. MANIFESTASI KLINIS DISPEPSIA

Karena bervariasinya jenis keluhan dan kuantitas, kualitas pada setiap pasien maka disarankan untuk mengklasifikasi dispepsia menjadi beberapa subgroup berdasarkan pada keluhan yang sering terjadi atau yang dominan. Manifestasi Klinis Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhangejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe 4,10,12,18 Universitas Sumatera Utara - Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ulkus-like dyspepsia, dengan gejala: a. Nyeri epigastrium terlokalisasi b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida c. Nyeri saat lapar d. Nyeri episodik - Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas dysmotility-like dyspesia, dengan gejala: a. Mudah kenyang b.Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida c. Mual d. Muntah e. Upper abdominal bloating bengkak perut bagian atas f. Rasa tak nyaman yang bertambah pada saat makan - Dispepsia nonspesifik tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas . Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras borborigmi . Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri;pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu Universitas Sumatera Utara makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi perut kembung. Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.

2.3.3. PENUNJANG DIAGNOSTIK DISPEPSIA

4,10,18,31 1 Pemeriksaan Invasif a OMD Oesophageal Maag Duodenal kontras ganda b Serologi Helicobacter pylori c Urea breath test 2 Pemeriksaan Non Invasif a CLO Campylobacter like organism b Patologi anatomi PA c Kultur mikroorganisme MO jaringan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.. Skema representasi hasil akhir klinis setelah infeksi H pylori Correa P, 2008. Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan diagnostik untuk Helicobacter pylori 8,31

2.4. PEMERIKSAAN SEROLOGI