tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body
gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya Rahayuningsih, 2008.
2.3 Inisiasi Menyusu Dini
2.3.1 Pengertian Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini adalah meletakkan bayi di atas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian
menghisapnya setidaknya satu jam setelah kelahiran. Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini disebut baby crawl Hegar dkk, 2008.
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri tidak
disodorkan ke puting susu seksi gizi dinas kesehatan Kulonprogo, 2009 .
2.3.2 Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi adalah sebagai makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum seegera keluar yang
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama
bagi bayi, meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah
kehilangan panas, merangsang kolostrum segera keluar. Bagi Ibu adalah merangsang produksi oksitosin dan prolaktin, meningkatkan keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
produksi ASI, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi Ambarwati, 2008.
2.3.3 Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini dapat dibagi atas dua yaitu Inisiasi Menyusu Dini secara umum dan Tatalaksana Inisiasi Meyusu Dini Pada Operasi
Caesar. a.Tatalaksana Inisiasi Menyusu dini secara umum
Tatalaksana Inisiasi Menyusu dini secara umum yaitu menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan, memberi saran kepada
petugas kesehatan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan dan dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat,
aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air atau
dengan posisi jongkok, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya, lemak putih vernix yang memberi kenyamankan pada
kulit bayi sebaiknya dibiarkan saja kemudian bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Memberikan kesempatan kulit bayi melekat dengan kulit ibu minimum
satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimut, jika bayi diberikan topi agar panas tubuh bayi tidak hilang.
Selanjutnya, bayi dibiarkan untuk mencari putting susu ibu.Ibu juga dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke
puting susu. Ayah memberi dukungan agar dapat membantu ibu untuk mengenali
Universitas Sumatera Utara
tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan
rasa percaya diri ibu. Bayi diberi kesempatan bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum
satu jam, jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu
pertama, memberi anjuran untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kontak kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar,
bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive, misalnya suntikan vitamin K dan
tetesan mata bayi dapat ditunda, rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam
jangkauan ibu. Pemberian minum pre-laktal cairan yang diberikan sebelum ASI keluar sebaiknya dihindari Roesli, 2007
b. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
Sementara Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada operasi caesar dimana usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar tidak dapat dilakukan.
Namun sebaiknya ibu diberikan anastesi spinal atau epidural yaitu ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respons pada bayi setelah operasi
caesar. Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu
atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan yang tercepat.
Universitas Sumatera Utara
Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespons walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat
bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga bayi tetap hanngat.
Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada operasi caesar memerlukan tenaga dan pelayanan kesehatan yang produktif. Ruang operasi
diusahakan berada pada suhu ruangan 20° - 25° C. Selimut bayi diberikan agar menutupi punggung bayi dan badan ibu dan topi bayi diberikan agar mengurangi
hilangnya panas dari kepala bayi. Selanjutnya pelaksanaanya sama dengan tatalaksana umum. Jika Inisiasi Menyusu Dini belum terjadi di kamar bersalin
atau kamar operasi maka bayi harus dipindahkan sebelum satu jam dan bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan.
Inisiasi Menyusui Dini dapat dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih Roesli, 2007.
2.3.4 Faktor Yang Mendukung Terlaksananya IMD
Dalam pelaksanaan IMD yang dilakukan pada bayi baru lahir, tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, dalam hal pelaksanaanya yang
mendukung untuk terlaksananya IMD adalah sebagai berikut: a.
Pengetahuan Pengetahuan yaitu hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Roesli 2007, bahwa faktor utama tercapainya pelaksanaan IMD yang benar adalah karena kurang sampainya
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang benar tentang IMD pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang
menyusui berarti kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan terbaik untuk bayinya dan seorang bayi akan kehilangan
sumber makanan yang vital dan cara perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai IMD dan pemberian ASI terlihat dari pemanfaatan susu formula
secara dini di perkotaan dan pemberian nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan. b.
Sikap Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan
timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang
dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik
buruk, positif-negatif, menyenangkan- tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Azwar, 2007.
c. Peran Petugas Kesehatan
Ibu yang mengalami masalah dalam menyusui memerlukan bimbingan agar dapat mengatasi masalahnya dan terus menyusui. Petugas kesehatan atau
relawan yang membantu ibu dengan latar belakang pengalaman berhasil menyusui sendiri tentunya dapat menjadi nilai tambah dalam melaksanakan tugasnya.
Permasalahan yang sering ditemukan di lapangan yakni belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan
Universitas Sumatera Utara
setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta adanya praktek yang keliru dengan memberi susu botol kepada bayi yang baru lahir. Petugas kesehatan harus
mengajarkan ibu tentang perawatan bayi, melatih ibu menyusui dengan baik dan benar, manfaat IMD dan pemberian ASI dengan baik dan tepat, sehingga dapat
menambah pengetahuan ibu dan juga harus mampu menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri bahwa ibu dapat menyusui secara eksklusif Siregar, 2004.
d. Sarana Kesehatan
Untuk mewujudkan peningkatan derajat atau status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah
satu faktor penentu utama. Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Pustu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau
penduduk sampai ke pelosok e.
Dukungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara eksklusif. Terutama dukungan suami dan orang-orang terdekat.
Sama halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan permintaan akan menolong pengeluaran ASI.
Sikap negatif terhadap menyusui antara lain dengan menyusui merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran
tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual