Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PENGAWASAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSU DR PIRNGADI

Oleh: STEFANI TANIA

070100051

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PENGAWASAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSU DR PIRNGADI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: STEFANI TANIA

070100051

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi

Nama : Stefani Tania NIM : 070100051

Pembimbing Penguji I

dr. Hayu Lestari Haryono, So.OG. dr. Elmeida Effendi, Sp.KJ NIP: 19800114 200312 2 002 NIP : 19720501 199903 2 004

Penguji II

dr. Almaycano Ginting, MKes NIP : 19750524 200312 1 001

Medan, Desember 2010 Dekan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP : 19540220 198110 1 001


(4)

ABSTRAK

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu masih tinggi, yaitu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Maka dicanangkan program safe

motherhood dan peningkatkan pelayanan dalam pemeriksaan kehamilan.

Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk memantau kehamilan dan mendeteksi secara dini adanya resiko dalam kehamilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriprif. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai antenatal care sebesar

47,4% dikategorikan cukup dengan sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 57,7%. Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan usia, sama-sama dikategorikan cukup. Sedangkan ibu hamil yang bekerja dan yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik.

Dari hasil penelitian tersebut maka diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care melalui penyuluhan yang berkaitan dengan kehamilan berupa edukasi dan sosialisasi tentang antenatal

care bagi para ibu hamil.


(5)

ABSTRACT

According to World Health Organization, mortality of maternal was still high, around 500.000 mortality each year, 99% of it happened in developing countries. Hence, safe motherhood programme was proclaimed and pregnancy care services were upgraded. Pregnancy examination is very important in monitoring pregnancy and in early detection of high risk pregnancy. This study was conducted to apprehend the knowledge among pregnant woman in Pirngadi Hospital towards antenatal care.

Descriptive study was chosen in this study. A total of 97 samples were included with 0,1 as the precisions (d). Consecutive random sampling was used. Data were collected by utilizing questionaires and analyzed by using descriptive statistic.

The result of pregnant women’s knowledge in Pirngadi Hospital towards antenatal care is 47,4% categorized as sufficient with most of the pregnant woman (57,7%) was a high school graduation. The pregnant women’s knowledge according to their ages are both categorized as sufficient. Employee and highly educated pregnant women have better knowledge.

In conclusion, i suggest that health providers can be actively involved in increasing pregnant women’s knowledge through giving information related to pregnancy in the form of education and socialization about antenatal care for all pregnant women.


(6)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, Saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi”, yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga untuk orang tua dan adik yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun material, motivasi serta masukan kepada saya selama pembuatan karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini, saya telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya dengan rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Hayu Lestari Haryono, Sp.OG selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah atas kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk membimbing saya sehingga proposal karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. dr. Nurchaliza Hazaria Siregar, Sp.M selaku pembimbing akademik yang telah membimbing saya selama masa perkuliahan.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan.

5. Keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan untuk saya. 6. Teman-teman saya, terutama Ade Irma, Andreas, Anggi, Anita Limanjaya,

Arni Zulsita, Candly, Cindy Putri, Delfina, Des Lastriani, Eddy Anggiat, Ervina, Johannes, Kelvin, Margaret, Mina Umra, Nelda, Novrita, Paulina,


(7)

Pryma, Putri, Rizka Ariani, Sherly, Silvia Yovella, Wika Erzarina, dan teman-teman yang lainnya yang telah memberikan saran dan bantuan kepada saya selama penyusunan karya tulis.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya.

Peneliti juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan karya tulis ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat berarti bagi kualitas karya tulis ini.

Semoga hasil karya tulis ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Bangsa dan Negara kita Indonesia, serta pengembangan ilmu.

Medan, 17 November 2010

Peneliti,

Stefani Tania

NIM : 070100051


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ...i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1. Pengertian Pengetahuan ... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3. Proses Penyerapan Pengetahuan ... 6

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.1.5. Cara Mengukur Pengetahuan ... 8

2.2. Antenatal Care ... 9

2.2.1. Pengertian Antenatal Care ... 9

2.2.2. Tujuan Antenatal Care ... 9

2.2.3. Fungsi Antenatal Care ... 10

2.2.4. Jadwal Antenatal Care ... 12


(9)

2.2.6. Informasi yang Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kehamilan. . 15

2.2.7. Hak-Hak Ibu Hamil dalam Antenatal Care ... 19

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 22

4.1. Jenis Penelitian ... 22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.3.1. Populasi Penelitian ... 22

4.3.2. Sampel Penelitian ... 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 24

4.4.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 24

4.5. Metode Analisis Data ... 25

4.6. Ethical Clearance ... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1. Hasil Penelitian ... 26

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 26

5.1.2. Karakteristik Individu ... 26

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 27

5.2. Pembahasan ... 29

5.2.1. Tingkat Pengetahuan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judu l Tabel Halaman

4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner ... 25

5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia ... 26

5.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan .... 27

5.3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 27 5.4. Distribusi jawaban responden pada variabel pengetahuan ... 28

5.5. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan ... 28

5.6. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan usia ... 29

5.7. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis pekerjaan ... 30


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian Lampiran 4. Surat Selesai Survei Pendahuluan Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian

Lampiran 6. Validity Content

Lampiran 7. Lembar Persetujuan Komisi Etik


(12)

ABSTRAK

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu masih tinggi, yaitu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Maka dicanangkan program safe

motherhood dan peningkatkan pelayanan dalam pemeriksaan kehamilan.

Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk memantau kehamilan dan mendeteksi secara dini adanya resiko dalam kehamilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriprif. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai antenatal care sebesar

47,4% dikategorikan cukup dengan sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 57,7%. Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan usia, sama-sama dikategorikan cukup. Sedangkan ibu hamil yang bekerja dan yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik.

Dari hasil penelitian tersebut maka diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care melalui penyuluhan yang berkaitan dengan kehamilan berupa edukasi dan sosialisasi tentang antenatal

care bagi para ibu hamil.


(13)

ABSTRACT

According to World Health Organization, mortality of maternal was still high, around 500.000 mortality each year, 99% of it happened in developing countries. Hence, safe motherhood programme was proclaimed and pregnancy care services were upgraded. Pregnancy examination is very important in monitoring pregnancy and in early detection of high risk pregnancy. This study was conducted to apprehend the knowledge among pregnant woman in Pirngadi Hospital towards antenatal care.

Descriptive study was chosen in this study. A total of 97 samples were included with 0,1 as the precisions (d). Consecutive random sampling was used. Data were collected by utilizing questionaires and analyzed by using descriptive statistic.

The result of pregnant women’s knowledge in Pirngadi Hospital towards antenatal care is 47,4% categorized as sufficient with most of the pregnant woman (57,7%) was a high school graduation. The pregnant women’s knowledge according to their ages are both categorized as sufficient. Employee and highly educated pregnant women have better knowledge.

In conclusion, i suggest that health providers can be actively involved in increasing pregnant women’s knowledge through giving information related to pregnancy in the form of education and socialization about antenatal care for all pregnant women.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meningga l disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Erni (2009), kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang.

Menurut Millenium Development Goals (2004) dalam Erni (2009), dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand.

Menurut Depkes RI (2003) dalam Wayu (2009), kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini masih harus ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 35 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000 (SDKI, 2003) dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 (SDKI, 2007).

Menurut Depkes RI (2001) dalam Ari (2009), angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan.

Menurut Depkes RI (1999) dalam Erni (2009), definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.

Menurut Sensus (2000) dalam Ari (2009), lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus.


(15)

Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, yaitu sebanyak 51%. Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori, yaitu sebanyak 4,8%.

Angka kematian maternal di Sumatera Utara pada tahun 2007 tercatat sebesar 349 per 263.837 kelahiran hidup, dan di kota Medan, angka kematian maternal pada tahun 2007 tercatat sebesar 11 per 41.321 kelahiran hidup (Depkes RI, 2007).

Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah, bila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care yang teratur dan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Hal ini dilakukan untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs), yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 (Depkes RI, 2008).

Menurut Saifuddin (2002) dalam Erni (2009), kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang kedua yaitu pelayanan

antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2005), Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta persalinan yang aman dan memuaskan.

Perawatan antenatal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu hamil, pada perkembangan/pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yang terbaik (Hanafiah, 2006). Berdasarkan laporan kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 77.07% (Depkes RI, 2007).


(16)

Tujuan antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Prawirohardjo, 2006).

Menurut Nursalam (2001) dalam Evin (2009), ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab, antara lain: faktor pengetahuan, faktor pendidikan, faktor usia, dan faktor ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan suatu penelitian deskriptif untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menilai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care).

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Memperoleh informasi tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya antenatal care.

b. Memperoleh informasi tentang karakteristik (umur, pendidikan, dan pekerjaan) ibu hamil yang berkunjung di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi.

c. Mengetahui kepatuhan kunjungan antenatal care ibu hamil apakah sudah sesuai dengan standar.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi : 1. Pemerintah daerah setempat.

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care), Departemen Kesehatan setempat dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan antenatal secara efektif.

2. Petugas kesehatan setempat.

Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan antenatal

care.

3. Bagi masyarakat.

Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk dapat menambah pengetahuan dan agar dapat melakukan antenatal care secara teratur.

4. Peneliti.

Peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan indera peraba. Pengetahuan seorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman, dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan sebuah Konsep Perilaku “K-A-P”

(”Knowledge-Attitude-Practice”), yang menjelaskan bahwa perilaku seseorang

(misalnya perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam mememeriksakan kehamilannya) sangat dipengaruhi oleh sikapnya yang mendukung terhadap anjuran memeriksakan kehamilannya. Sikap (attitude) dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge) tentang sesuatu (misalnya pengetahuan manfaat pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil) (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Dominan Kognitif

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif (cognitive

domain) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah.


(19)

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan dengan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formula-formula yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003).

2.1.3 Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan

Menurut Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), bahwa suatu pesan yang diterima oleh setiap individu akan melalui lima tahapan-tahapan berurutan sebelum individu tersebut mengadopsi perilaku baru, yaitu: a. Awareness (Kesadaran)

Awareness adalah keadaan dimana seseorang sadar bahwa ada suatu pesan


(20)

b. Interest (Merasa Tertarik)

Interest adalah seorang mulai tertarik akan isi pesan yang disampaikan. c. Evaluation (Menimbang-nimbang)

Evaluation merupakan tahap dimana penerima pesan mulai mengadakan

penilaian keuntungan dan kerugian dari isi pesan yang disampaikan. d. Trial (Mencoba)

Trial merupakan tahap dimana penerima pesan mencoba mempraktekkan

isi pesan yang didengarkan. e. Adaption (Adapsi)

Adaption merupakan tahap dimana penerima pesan mempraktekkan dan

melaksanakan isi pesan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Evin (2009), Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin cukupnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada yang belum cukup tinggi kedewasannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menentukan dan menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.


(21)

c. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

d. Pekerjaan

Ibu yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informsi, termasuk kesehatan.

e. Lingkungan

f. Sosial budaya dan status ekonomi

2.1.5 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom dan Skinner dalam Evin (2009), yaitu dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan.

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain:

a. Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essai

Hal ini karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan beda dari seorang penilai dibandingkan dengan yang lain dari suatu waktu ke waktu yang lain.

b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan berganda dan benar salah. Hal ini karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti penilaiannya tanpa melibatkan faktor subjektivitas dari penilai.

Dari kedua pertanyaan tersebut, penilaian objektif khususnya dengan pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai.


(22)

2.2 Antenatal Care

2.2.1 Pengertian Antenatal Care

Menurut World Health Organization (WHO) (2005), Antenatal Care yang disebut juga prenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal care dijalankan sejak kunjungan wanita hamil pertama sekali dan berlanjut hingga bayi lahir. Untuk negara di Eropa Timur, Amerika Utara, dan banyak negara maju lainnya, menyarankan agar antenatal care dilaksanakan sebanyak 12-16 kali kunjungan selama kehamilan. Sedangkan di negara berkembang pemeriksaan antenatal care cukup dilakukan sebanyak 4 kali sebagai kasus tercatat.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan.

Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk menyiapkan

diri sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas sehingga keadaan mereka masa postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik, tetapi juga mental (Prawirohardjo, 2006).

Perawatan antenatal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu hamil, pada perkembangan/pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yamg terbaik (Hanafiah, 2006).

2.2.2 Tujuan Antenatal Care

Menurut Ari (2009), Tujuan asuhan kehamilan, adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.


(23)

3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.

4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal.

6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Menurut Hanafiah (2006), dahulu tujuan Perawatan Antenatal (PAN) adalah untuk menjaring kasus kehamilan risiko tinggi dan risiko rendah. Faktor risiko tersebut sebenarnya bukan merupakan indikator yang baik bagi ibu hamil yang mengalami komplikasi. Jika kita telaah, mayoritas ibu hamil yang sebelumnya diidentifikasi “risiko rendah”, malah mengalami komplikasi, sebaliknya sebagian besar ibu hamil yang dianggap “risiko tinggi” melahirkan bayinya tanpa komplikasi.

Oleh karena itu, menurut Hanafiah (2006), tujuan PAN, yaitu:

1. Mempromosikan serta menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri, dan proses persalinan.

2. Mendeteksi secara dini kelainan yang terdapat pada ibu dan janin serta segera menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, ataupun obstetri selama kehamilan dan menanggulanginya.

3. Mempersiapkan ibu hamil, baik fisik, psikologis, dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui, serta kesiapan menghadapi komplikasi.

2.2.3 Fungsi Antenatal Care

Salah satu fungsi dari antenatal care (ANC) adalah untuk dapat mendeteksi/mengkoreksi/menatalaksanakan sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan janinnya. Untuk itu, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik


(24)

mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosanya (Hanafiah, 2006).

Perlunya mendeteksi penyakit dan bukan penilaian risiko dikarenakan pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Pendekatan PAN kini mengenalkan pendekatan terbaru, yaitu Antenatal Terfokus (Focused ANC), yang mengutamakan kualitas kunjungan daripada kuantitasnya. Pendekatan ini mengenalkan 2 kunci realitas, yaitu:

1. Pertama, kunjungan berkala tidak serta merta meningkatkan hasil akhir kehamilan, dan di negara berkembang secara logistik dan finansial adalah mustahil bagi fasilitas kesehatan dan komunitas yang mereka layani.

2. Kedua, banyak wanita yang diidentifikasi “berisiko tinggi” tidak pernah mengalami kompliksi, sementara wanita “berisiko rendah” sering kali mengalami komplikasi (Hanafiah, 2006).

Antenatal Terfokus (Focused ANC) bergantung pada evidence-based, goal

directed interventions yang layak untuk umur kehamilan dan ditujukan secara

khusus pada isu-isu kesehatan yang paling utama bagi wanita hamil dan jabang bayi. Strategi kunci Antenatal Terfokus (Focused ANC) lainnya adalah bahwa setiap kunjungan ditangani oleh penyedia tenaga kesehatan yang ahli, yaitu bidan, dokter, perawat, atau tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan PAN (Hanafiah, 2006).

Selain itu, fungsi dari antenatal care (ANC) adalah untuk mempersiapkan fisik dalam menghadapi kehamilan, persalinan, dan nifas. Untuk itu, perlu komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) seperti: pemberian gizi yang baik, “empat sehat lima sempurna” terutama diet tinggi kalori tinggi protein (susu, tahu, air tahu), vitamin, dan mineral. Kemudian preparat Fe (zat besi) dan asam folat yang merupakan anti anemia (Safe Blood Safe Mother) (Hanafiah, 2006).


(25)

2.2.4 Jadwal Antenatal Care

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, kunjungan antenatal care (ANC) minimal 4 kali selama kehamilan:

a) Satu kali pada trimester I ( umur kehamilan 0-13 minggu ) b) Satu kali pada trimester II ( umur kehamilan 14-27 minggu )

c) Dua kali pada trimester III ( umur kehamilan 28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) (Ari, 2009).

2.2.5 Standar Asuhan Kehamilan

Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang disingkat 7T, antara lain:

a. Timbang berat badan. b. Ukur tekanan darah. c. Ukur tinggi fundus uteri.

d. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap.

e. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis 1 tablet setiap harinya.

f. Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS).

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Ari,2009).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun (2003) dalam Mufdlilah (2009), Standar Pelayanan Antenatal yang berkualitas meliputi:

a. Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III untuk


(26)

memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi. c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan

secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklampsi. Tekanan darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklampsi jika mempunyai 2 dari 3 gejala preeklampsi. Apabila preeklampsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklampsi. Eklampsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kematian maternal.

d. Pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan berat janin intrauterine, tinggi fundus uteri dapat juga


(27)

mendeteksi secara dini terhadap terjadinya mola hidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal.

e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal atau kembar, dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.

f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

g. Pemeriksaan Hemoglobine (Hb) pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu. Saat ini, anemia dalam kandungan ditetapakan kadar Hb <11gr% pada trimester I dan III atau Hb <10,5 gr% pada trimester II, Hb <8gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 kali zat besi per hari.

h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh atau kopi.

i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu selama hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya.

k. Bicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami/keluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya.

l. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan, dan mencatat semua temuan pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya.


(28)

2.2.6 Informasi yang Diberikan ketika Memberikan Asuhan Kehamilan Menurut Ari (2009), informasi-informasi yang harus diberikan kepada ibu

hamil pada kunjungan kehamilannya adalah: 1) Trimester I

a. Menjalin hubungan saling percaya

Ini merupakan langkah paling awal namun akan sangat menentukan kualitas asuhan di waktu-waktu berikutnya. Hubungan saling percaya antara ibu hamil dan petugas kesehatan mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat selalu sesuai dengan data yang disampaikan oleh pasien secara jujur.

b. Deteksi Masalah

Pada tahap awal pemberian asuhan, petugas kesehatan melakukan deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul dengan melakukan penapisan-penapisan. Beberapa diantaranya adalah penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, pre-eklampsi, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan sebagainya.

c. Mencegah masalah (TT dan anemia)

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas pertama yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan karena anemia merupakan penyebab utama pendarahan postpartum. Selain anemia, petugas kesehatan juga harus melakukan pencegahan penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar dalam menyebabkan kematian bayi. d. Persiapan persalinan dan komplikasi

Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun petugas kesehatan tetap harus menyampaikan informasi ini sedini mungkin sehingga ibu hamil dan keluarga sudah mempunyai gambaran mengenai apa yang harus direncanakan. Selain itu untuk memberdayakan ibu hamil dan keluarga, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dalam kehamilan juga perlu disampaikan sejak dini sehingga ibu hamil dan keluarga dapat ikut aktif dalam pemantauan perjalanan kehamilannnya.


(29)

2) Trimester II

Setelah petugas kesehatan menyimpulkan bahwa ibu hamil sudah cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada Trimester I, maka pada Trimester II ini, petugas kesehatan memberikan informasi yang berkaitan dengan preeklampsi ringan (pantau tekanan darah dan evaluasi edema). Petugas kesehatan mengajak ibu hamil dan keluarga untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala preeklampsi ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi ibu hamil dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya secara mandiri.

3) Trimester III

a. Gemeli (28-36 minggu)

Pada usia kehamilan ini, informasi yang perlu disampaikan adalah hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu hamil dan keluarga berkaitan dengan janin.

b. Letak janin (>36 minggu)

Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu hamil dan keluarga pada akhir masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi kecemasan pasien. Ibu hamil akan lebih siap jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara lengkap.

Menurut Ari (2009), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada antenatal care, meliput i:

1. Makanan (diet)

Ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus, dan pendarahan paska persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena


(30)

beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti kegemukan, preeklampsi, janin terlalu besar (makrosomia), dan sebagainya.

Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada Pedoman Umum Gizi Seimbang. Petugas Kesehatan sebagai pengawas kecukupan gizinya dapat melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan.

Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH).

Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adalah 12,5 kilogram.

2. Merokok

Bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.

3. Obat-obatan

Untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada trimester I perlu dipertanyakan, mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap janin. Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari.

4. Senam Hamil

Menurut Fraser dan Cooper (2003) dalam Ari (2009), Dianjurkan bagi ibu hamil agar banyak jalan, terutama pada pagi hari dalam udara segar dan melakukan senam kehamilan, sehingga sirkulasi darah lancar, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.


(31)

5. Pakaian

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

6. Kebersihan Tubuh

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.

7. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks tehadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong dapat merangsang gerakan peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.

Sering buang air kecil merupakan kelainan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi fisiologis. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan dehidrasi.

8. Memantau kesejahteraan janin

Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus menerus agar jika ada gangguan janin dalam kandungan akan dapat segera terdeteksi dan ditangani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh ibu adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kali.


(32)

9. Kesehatan jiwa

Karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan kejiwaan.

2.2.7 Hak-Hak Ibu Hamil dalam Antenatal Care

Menurut Saifuddin (2002) dalam Ari (2009), hak-hak wanita hamil, meliputi:

a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada ibu hamil (dan keluarganya).

b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.

c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya. d. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam setiap

pelaksanaan prosedur.

e. Menerima layanan senyaman mungkin.

f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.


(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Antenatal Care

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Ibu hamil dan Antenatal Care

Ibu hamil adalah wanita dalam masa kehamilan mulai dari trimester I sampai trimester III.

Antenatal Care adalah pemeriksaan/pengawasan terhadap kehamilan yang

dilakukan secara sistematis terhadap ibu hamil dan janinnya selama dalam kandungan sampai dilahirkan.

3.2.2 Pengetahuan tentang Antenatal Care

Pengetahuan adalah keseluruhan fakta, kebenaran azas, dan keterangan tentang antenatal care yang diperoleh dan diketahui oleh ibu hamil. Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat menyiapkan fisik maupun mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya. Bilamana ada kelainan fisik atau psikologis bisa ditemukan dini dan diobati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat.

Penilaian terhadap pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya antenatal

care dilakukan dengan mengajukan 11 pertanyaan kepada responden, dimana

masing-masing pertanyaan memiliki skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 Pengetahuan Ibu Hamil

Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care)


(34)

untuk jawaban yang salah serta tidak menjawab. Dengan total skor sebanyak 11 dari 11 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (2007), sebelum peneliti menentukan predikat tingkat pengetahuan, peneliti terlebih dahulu menentukan tolok ukur (kategori) yang akan dijadikan patokan penelitian.

Seperti diketahui bahwa skor minimum yang mungkin diperoleh 0 dan skor maksimum 11. Jika penilaian menggunakan tiga kategori, maka rentangan skor dibagi 3, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut sesuai dengan pengelompokan skor :

a. Skor 9 - 11 : Tingkat pengetahuan baik b. Skor 5 - 8 : Tingkat pengetahuan cukup c. Skor 0 - 4 : Tingkat pengetahuan kurang

Skala pengukuran yang dipakai untuk tingkat pengetahuan tersebut adalah skala ordinal (rangking).


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survey yang bersifat deskriptif untuk menilai pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care). Metode penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) karena pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi. Pemilihan tempat ini didukung oleh lokasinya yang berada di pusat kota dan mencakup/menjangkau ibu hamil yang mewakili populasi dari berbagai tingkat sosial dan ekonomi.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2010.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal care di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang ke Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi serta memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Kriteria inklusi

a) Ibu hamil yang berumur lebih dari 18 tahun dan kurang dari 35 tahun.


(36)

b) Ibu hamil yang bersedia menjadi sampel penelitian setelah mendapat penjelasan dan setuju untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)

2. Kriteria eksklusi

Ibu hamil dengan kondisi mental dan fisik (ibu hamil dengan komplikasi kehamilan) yang tidak memungkinkan untuk dijadikan sampel penelitian serta responden yang tidak mengisi data dengan lengkap.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik

Non-probability Sampling, yaitu Quota sampling, dimana semua subjek penelitian (ibu

hamil) yang datang melakukan kunjungan antenatal care yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimasukkan sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

Menurut Sastroasmoro (2008), besar sampel yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

n = Zα 2 P.Q d2 Dimana:

n = besar sampel minimum

Zα = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan 10%) Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan (confidence interval) yang

dikehendaki adalah sebesar 95% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Zα =

1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena proporsi sebelumnya tidak diketahui, selain itu karena penggunaan P = 0,5 mempunyai nilai P.(1-P) paling besar sehingga didapatkan besar sampel paling banyak (Sastroasmoro, 2008). Tingkat ketepatan relatif yang diinginkan sebesar 10%. Berdasarkan rumus estimasi data proporsi di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:


(37)

n = Zα 2 P.Q d2

n = Zα 2 P.(1-P) d2

n = 1,962. 0,5(1- 0,5) 0,12

n = 96,04 ≈ 97

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 97 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang telah terpilih sebagai sampel. Ibu-ibu hamil tersebut dibagikan kuesioner yang akan mereka jawab untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pengetahuan mereka tentang pentingnya kunjungan antenatal care. Jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali pengetahuan tersebut adalah dalam bentuk pertanyaan tertutup (menggunakan pertanyaan multiple choice) untuk memudahkan mentabulasi data atau mengolah data.

4.4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan hanya pada soal-soal yang telah dinyatakan valid saja yang akan diuji reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.


(38)

Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner Variabel No. Total Pearson

Correlation Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,661 Valid 0,895 Reliabel

2 0,694 Valid Reliabel

3 0,638 Valid Reliabel

4 0,647 Valid Reliabel

5 0,891 Valid Reliabel

6 0,518 Valid Reliabel

7 0,529 Valid Reliabel

8 0,600 Valid Reliabel

9 0,695 Valid Reliabel

10 0,887 Valid Reliabel

11 0,921 Valid Reliabel

4.5 Metode Analisis Data

Data dari setiap sampel dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) dan disajikan dalam bentuk tabel.

4.6 Ethical Clearance

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari bagian Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan sebelum pengisian kuesioner akan dilampirkan lembar persetujuan subjek penelitian. Hasil penelitian dan jawaban responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan identitas responden akan dirahasiakan.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUD DR. Pirngadi Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1982 yang berada di pusat kota tepatnya bertempat di Jl. Prof. H. M. Yamin SH No. 47, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. RSUD DR. Pirngadi Medan memiliki luas 73.123,90 m2 dengan ruang rawat inap berjumlah 29 ruangan dan rawat jalan (klinik rawat jalan) terdiri dari 58 klinik.

RSUD DR. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit kelas B Pendidikan sesuai akreditasi Dep. Kes. RI No: HK.00.06.3.5.738 Tanggal 9 Februari 2007. Dimana visi RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2005 adalah mandiri, tanggap dan profesional (MANTAP).

5.1.2. Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 97 ibu hamil. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi, diperolah gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi : usia, jenis pekerjaan, dan tingkat pendidikan.

5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Usia F %

18-20 6 6,2

21-23 10 10,3

24-26 8 8,2

27-29 30 30,9

30-32 22 22,7

33-35 21 21,6

Jumlah 97 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar pada usia 27-29 tahun yaitu sebanyak 30,9% dan terendah pada kelompok usia 18-20 tahun yaitu sebesar 6,2% .


(40)

5.1.2.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan F %

IRT 69 71,1

Karyawan 28 28,9

Total 97 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah pada kelompok IRT(Ibu Rumah Tangga) yaitu sebesar 71,1% dan terendah pada kelompok Karyawan yaitu sebesar 28,9%.

5.1.2.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan F %

SMA 56 57,7

D1 22 22,7

D3 7 7,2

S1 12 12,4

Total 97 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 57,7% dan terendah pada kelompok tingkat pendidikan D3 yaitu sebesar 7,2%.

5.1.3 Hasil Analisa Data

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.4.


(41)

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan

No. Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

1. Pengertian antenatal care 65 67 32 33

2. Penting bagi siapa antenatal care 66 68 31 32

3. Pengertian K1 64 66 33 34

4. Minimal kunjungan antenatal care 50 51,5 47 48,5

5. Tujuan antenatal care 55 56,7 42 43,3

6. Standar 7T dalam antenatal care 48 49,5 49 50,5 7. Pertambahan berat badan sewaktu hamil 44 45,4 53 54,6

8. Zat untuk mencegah anemia 65 67 32 33

9. Zat untuk mencegah neural tube defect 56 57,7 41 42,3 10. Hal yang dihindari selama kehamilan 49 50,5 48 49,5 11. Imunisasi untuk mencegah tetanus 70 72,2 27 27,8

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 11 yaitu sebesar 72,2%. Sedangkan pernyataan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 7 yaitu sebesar 54,6%.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan tentang antenatal

care dapat dikategorikan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

Pengetahuan F %

Baik 32 33

Cukup 46 47,4

Kurang 19 19,6

Total 97 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori cukup memiliki persentase paling besar yaitu 47,4%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 33% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan kurang sebesar 19,6%.


(42)

5.2. Pembahasan

5.2.1 Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi mengenai antenatal care paling banyak berada dalam kategori cukup, hal ini menurut asumsi peneliti ada kaitannya dengan faktor usia, hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia

Tingkat Pengetahuan

Usia

Total <26 tahun 26-35 tahun

f % f % f %

Baik 3

11 5

15,8 29

35 14

37,2 32

46 19

33

Cukup 57,8 44,9 47.4

Kurang 26,4 17,9 19,6

Jumlah 19 100 78 100 97 100

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup berada pada kelompok usia <26 tahun dan 26-35 tahun. Tetapi dari 2 kelompok usia ini, kelompok usia 26-35 tahun memiliki pengetahuan yang lebih baik. Dikatakan bahwa pada kelompok usia yang lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan pada kelompok usia yang muda, hal ini sesuai dengan Notoadmojo (2005) bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Pengetahuan diperoleh setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dengan bertambahnya usia seseorang maka semakin sering seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan akan suatu hal/objek. Hal ini juga sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Menurut peneliti, hal lain yang mungkin mempengaruhi tingkat pengetahuan selain faktor usia adalah pekerjaan dan status pendidikan. Data


(43)

lengkap distribusi hasil uji tingkat pengetahuan tentang antenatal care berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Jenis Pekerjaan

Total

IRT Karyawan

f % f % f %

Baik 9

41 19

13 23

5 0

82,1 32

46 19

33

Cukup 59,4 17,9 47.4

Kurang 27,6 0 19,6

Jumlah 69 100 28 100 97 100

Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik paling banyak pada kelompok karyawan (ibu yang bekerja), sedangkan tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup dan kurang paling banyak pada kelompok ibu rumah tangga (IRT). Dari hasil penelitian Evin (2009), salah satu hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care adalah pekerjaan, dimana dijelaskan bahwa ibu yang bekerja disektor formal akan memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk informasi tentang kesehatan. Data lengkap distribusi hasil uji tingkat pengetahuan tentang

antenatal care berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pendidikan Total

SMA D1/D3/S1

f % f % f %

Baik 3

36 17

5,4 29

10 2

70,7 32

46 19

33

Cukup 64,3 24.4 47.4

Kurang 30,3 4,9 19,6


(44)

Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik paling banyak pada kelompok tingkat pendidikan D1/D3/S1, sedangkan tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup dan kurang paling banyak pada kelompok tingkat pendidikan SMA. Hal ini sesuai dengan penelitian Peranginangin (2006) yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.


(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil di RSUD Dr. Pirngadi Medan tentang

antenatal care sebagian besar termasuk dalam kategori cukup, yaitu

sebesar 47,4%. Sedangkan yang termasuk dalam kategori baik sebesar 33%, sisanya 19,6% termasuk dalam kategori kurang.

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil di RSUD Dr. Pirngadi Medan tentang

antenatal care berdasarkan usia, baik pada usia <26 tahun maupun

26-35 tahun sama-sama memiliki pengetahuan yang cukup.

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil di RSUD Dr. Pirngadi Medan tentang

antenatal care berdasarkan jenis pekerjaan, dimana ibu yang bekerja

memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan ibu rumah tangga, yaitu sebesar 82,1%.

4. Tingkat pengetahuan ibu hamil di RSUD Dr. Pirngadi Medan tentang

antenatal care berdasarkan tingkat pendidikan, dimana ibu hamil

dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan ibu yang hanya tamatan SMA, yaitu sebesar 70,7%.

5. Tingkat kepatuhan ibu hamil di RSUD Dr. Pirngadi Medan untuk melakukan kunjungan antenatal care minimal 4 kali selama kehamilan hanya 51,5% yang memenuhi standar.


(46)

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:

1. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan dapat lebih meningkatkan pemberian penyuluhan yang berkaitan dengan kehamilan berupa edukasi dan sosialisasi tentang

antenatal care bagi para ibu hamil agar pengetahuan ibu hamil menjadi

lebih baik.

2. Bagi masyarakat (terutama ibu hamil)

Diharapkan hendaknya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya

antenatal care.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dilakukan pencarian faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 268-272. Ari, S., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika, 1-7.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Profil Dinkes Kab/Kota:

Jumlah Kematian Ibu Maternal. Available from:

[Accessed 16 March 2010]

_______, 2008. Rencana Strategi Nasional making pregnancy Safer (MPS) di

Indonesia 2001-2010. Available from:

March 2010]

Erni, D., 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Tinggi

Kehamilan dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care di RSUD Pandan

Arang Boyolali. Available from:

[Accessed 6 March

2010]

Evin, L.S., 2009. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kontak Pertama Kali dengan

Tenaga Kesehatan (K1). Dalam : Jurnal Ilmiah Kebidanan. Available from:

5 March 2010]

Hanafiah, 2006. Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam Upaya

Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil dan Janin. Available from:

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 126-133.

_______, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 89-92.

[Accessed 5 March 2010]

Mufdlilah, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta: Nuha Medica Press, 2-4.


(48)

Peranginangin, H., 2006. Telaah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan antenatal care. Available from:

Prawirohardjo, S., 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, 154-160.

Profil Kesehatan Indonesia, 2008. Upaya Kesehatan. Available from:

Pro-health, 2009. Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Available from:

Sastroasmoro, S., 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto, 306-313.

Wayu, P., 2009. Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care Terhadap

Kematian Maternal. Available from:

2010]

World Health Organization, 2003. What is the efficacy/effectiveness of antenatal

care and the financial and organizational implications?. Available from:

_______, 2005a. Realizing the Potential of Antenatal Care. Available from: [Accessed 24 February 2010]

_______, 2005b. What is the effectiveness of antenatal care? (Supplement).

Available from:

24 February 2010]


(49)

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Stefani Tania

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 27 September 1988 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Veteran No: 21B/51 Medan Riwayat Pendidikan : 1. SD Sutomo 1 Medan

2. SMP Sutomo 1 Medan 3. SMA Sutomo 1 Medan Riwayat Pelatihan : 1 a. Peserta PMB 2007

b. Peserta baksos Perguruan Buddhis Bodhicitta c. Peserta Symposium Minimaly Invasive Surgery 2 a. Panitia baksos KMB 2010

b. Panitia PMB 2010 Riwayat Organisasi : -


(50)

Lampiran II

LEMBAR KUESIONER

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PENGAWASAN KEHAMILAN ( ANTENATAL CARE )

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSU DR PIRNGADI MEDAN

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

No. Responden :

(Diisi Responden)

Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda benar untuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice).


(51)

1. Apakah yang anda ketahui tentang pemeriksaan/pengawasan kehamilan? a. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya secara rutin setiap hari

sehingga kondisi janin terpantau dan dapat mempersiapkan persalinan b. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya secara rutin setiap

minggu sehingga kondisi janin terpantau

c. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya secara secara rutin setiap trimester sesuai dengan standar kebidanan sehingga kondisi janin terpantau

2. Menurut anda, pemeriksaan/pengawasan kehamilan itu penting bagi siapa? a. Ibu

b. Ibu dan Janin

c. Ibu, Ayah, dan Janin

3. Apakah yang dimaksud dengan K1 dalam jadwal

pemeriksaan/pengawasan kehamilan?

a. Kunjungan ibu hamil hanya 1 kali ke fasilitas pelayanan kesehatan selama kehamilan

b. Kunjungan pertama kali ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan/pengawasan kehamilan

c. Kunjungan ibu hamil bersama 1 anggota keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan selama kehamilan

4. Berapa kali minimal sebaiknya ibu hamil melakukan

pemeriksaan/pengawasan kehamilan sampai bayi lahir? a. 1 kali

b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali

5. Berikut ini, yang termasuk tujuan pemeriksaan/pengawasan kehamilan, kecuali?

a. Memantau kemajuan kehamilan dan tumbuh kembang janin

b. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.


(52)

c. Memastikan ibu hamil tidak akan melakukan aktivitas apapun selama kehamilan

d. Mempersiapkan ibu agar pemberian ASI eksklusif berjalan normal 6. Dibawah ini, yang termasuk komponen 7T yang merupakan standar

pemeriksaan/pengawasan kehamilan, kecuali? a. Timbang berat badan dan ukur tekanan darah b. Ukur tinggi badan dan temperatur (suhu tubuh) c. Ukur tinggi fundus uterus (rahim)

d. Lakukan tes penyakit menular seksual dan temu wicara

7. Gizi ibu hamil merupakan salah satu hal yang penting dijelaskan pada saat pemeriksaan/pengawasan kehamilan, karena PBBH (penambahan berat badan hamil) merupakan indikator utama yang menentukan hasil kehamilan, untuk itu rerata PBBH yang dianjurkan adalah?

a. 2,5 kilogram b. 5 kilogram c. 12,5 kilogram d. 25 kilogram

8. Konsumsi zat apa yang penting pada masa kehamilan untuk mencegah anemia (kurang darah)?

a. Fosfor b. Zinc

c. Zat Besi (Fe) d. Natrium

9. Konsumsi zat apa selama kehamilan sangat penting untuk mencegah

neural tube defect (kelainan bentuk tulang belakang janin) ?

a. Asam asetat b. Asam folat c. Asam salisilat d. Asam sitrat


(53)

10. Dibawah ini, yang perlu dijelaskan saat pemeriksaan / pengawasan kehamilan mengenai kebiasaan yang perlu dihindari selama kehamilan, kecuali?

a. Senam hamil b. Merokok

c. Mengkonsumsi alkohol d. Minum jamu

11. Imunisasi apa yang wajib diberikan pada ibu hamil pada saat kunjungan

antenatal untuk memberikan perlindungan dan mengurangi risiko bayi

terkena tetanus akibat persalinan tidak steril? a. Hepatitis

b. Tetanus Toksoid c. Campak

d. Polio

Sistem Skoring Pada Kuesioner

Pertanyaan Nilai

A B C D

1 0 0 1

2 0 1 0

3 0 1 0

4 0 0 0 1

5 0 0 1 0

6 0 1 0 0

7 0 0 1 0

8 0 0 1 0

9 0 1 0 0

10 1 0 0 0


(54)

Lampiran III

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Dengan Hormat,

Saya yang bernama Stefani Tania / NIM 070100051 adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pengawasan kehamilan (antenatal care). Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.

Identitas pribadi Ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, ____________2010

Partisipan, Peneliti,


(55)

Lampiran VIII

DATA INDUK (MASTER DATA) DAN HASIL OUTPUT Daftar Induk Responden

Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Pt0t Pet

ds 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 7 Cukup

sd 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 Kurang

ea 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

jum 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9 Baik

mar 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

ec 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4 Kurang

ps 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

rir 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 Baik

dis 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

fn 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 Cukup

lg 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 8 Cukup

yd 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 5 Cukup

tio 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 Cukup

sa 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 Baik

afr 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

is 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 Cukup

rh 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5 Cukup

rs 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 Cukup

ind 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9 Baik

dya 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 Cukup

em 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

nel 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 Cukup

sg 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 Cukup

en 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 Cukup

tw 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 cukup


(56)

rob 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 cukup

ms 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 7 cukup

yus 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 kurang

nel 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 baik

pr 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 kurang

but 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8 cukup

SiRo 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 kurang

AwS 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9 baik

Zur 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 cukup

Rum 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5 cukup

Kha 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 cukup

Nab 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 baik

Eri 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 cukup

Lil 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 kurang

Tri 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 baik

Ev 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 cukup

Min 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 baik

Far 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 cukup

Las 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 kurang

Maf 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

Wul 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5 cukup

Dar 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 cukup

Mai 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 cukup

Viv 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 cukup

Din 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5 cukup

Dar 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 kurang

Ros 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 cukup

Dea 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 6 cukup

Mon 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 cukup


(1)

Pertanyaan Pengetahuan 3

pertanyaan 3

40

41,2

41,2

41,2

57

58,8

58,8

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 4

pertanyaan 4

55

56,7

56,7

56,7

42

43,3

43,3

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 5

pertanyaan 5

47

48,5

48,5

48,5

50

51,5

51,5

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 6

pertanyaan 6

56

57,7

57,7

57,7

41

42,3

42,3

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent


(2)

Pertanyaan Pengetahuan 7

pertanyaan 7

56

57,7

57,7

57,7

41

42,3

42,3

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 8

pertanyaan 8

34

35,1

35,1

35,1

63

64,9

64,9

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 9

pertanyaan 9

46

47,4

47,4

47,4

51

52,6

52,6

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Pertanyaan Pengetahuan 10

pertanyaan 10

58

59,8

59,8

59,8

39

40,2

40,2

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent


(3)

Pertanyaan Pengetahuan 11

pertanyaan 11

28

28,9

28,9

28,9

69

71,1

71,1

100,0

97

100,0

100,0

salah

benar

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan:

Reliability Statistics

,895

11

Cronbach's

Alpha

N of Items


(4)

Correlations

1 .a ,685** ,560* ,179 ,811** ,171 ,043 ,061 ,341 ,685** ,560* ,666**

. ,001 ,010 ,450 ,000 ,471 ,858 ,800 ,142 ,001 ,010 ,001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

. . . .

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,685** .a 1 ,471* ,287 ,698** ,042 ,167 ,236 ,257 ,792** ,685** ,694**

,001 . ,036 ,220 ,001 ,862 ,482 ,317 ,274 ,000 ,001 ,001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,560* .a ,471* 1 ,390 ,601** ,171 ,257 ,061 ,341 ,471* ,560* ,638**

,010 . ,036 ,089 ,005 ,471 ,274 ,800 ,142 ,036 ,010 ,002

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,179 .a ,287 ,390 1 ,394 ,328 ,492* ,406 ,390 ,492* ,601** ,647**

,450 . ,220 ,089 ,086 ,158 ,027 ,076 ,089 ,027 ,005 ,002

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,811** .a ,698** ,601** ,394 1 ,328 ,287 ,406 ,601** ,903** ,811** ,891**

,000 . ,001 ,005 ,086 ,158 ,220 ,076 ,005 ,000 ,000 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,171 .a ,042 ,171 ,328 ,328 1 ,458* ,471* ,385 ,250 ,385 ,518*

,471 . ,862 ,471 ,158 ,158 ,042 ,036 ,094 ,288 ,094 ,019

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,043 .a ,167 ,257 ,492* ,287 ,458* 1 ,236 ,257 ,375 ,471* ,529*

,858 . ,482 ,274 ,027 ,220 ,042 ,317 ,274 ,103 ,036 ,016

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,061 .a ,236 ,061 ,406 ,406 ,471* ,236 1 ,787** ,471* ,545* ,600**

,800 . ,317 ,800 ,076 ,076 ,036 ,317 ,000 ,036 ,013 ,005

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,341 .a ,257 ,341 ,390 ,601** ,385 ,257 ,787** 1 ,471* ,560* ,695**

,142 . ,274 ,142 ,089 ,005 ,094 ,274 ,000 ,036 ,010 ,001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,685** .a ,792** ,471* ,492* ,903** ,250 ,375 ,471* ,471* 1 ,899** ,887**

,001 . ,000 ,036 ,027 ,000 ,288 ,103 ,036 ,036 ,000 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,560* .a ,685** ,560* ,601** ,811** ,385 ,471* ,545* ,560* ,899** 1 ,921**

,010 . ,001 ,010 ,005 ,000 ,094 ,036 ,013 ,010 ,000 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,666** .a ,694** ,638** ,647** ,891** ,518* ,529* ,600** ,695** ,887** ,921** 1

,001 . ,001 ,002 ,002 ,000 ,019 ,016 ,005 ,001 ,000 ,000

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan total

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9

Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan total

U

n

iv

e

rs

ita

s

Su

m

a

te

ra

U

ta


(5)

Tabel frekuensi tingkat pengetahuan

pe nge tahuan

19

19,6

19,6

19,6

46

47,4

47,4

67,0

32

33,0

33,0

100,0

97

100,0

100,0

kurang

cukup

baik

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid P erc ent

Cumulative

Percent

Tabel hubungan pengetahuan dan umur

pe nge tahuan * um urkat Crosstabula tion

5

14

19

26,3%

17,9%

19,6%

11

35

46

57,9%

44,9%

47,4%

3

29

32

15,8%

37,2%

33,0%

19

78

97

100,0%

100,0%

100,0%

Count

% within umurk at

Count

% within umurk at

Count

% within umurk at

Count

% within umurk at

kurang

cukup

baik

penget ahuan

Total

<26

26-35

umurk at

Total

Tabel hubungan pegetahuan dan pekerjaan

pe nge tahuan * pe kerjaan Crosstabulation

19

0

19

27,5%

,0%

19,6%

41

5

46

59,4%

17,9%

47,4%

9

23

32

13,0%

82,1%

33,0%

69

28

97

100,0%

100,0%

100,0%

Count

% within pekerjaan

Count

% within pekerjaan

Count

% within pekerjaan

Count

% within pekerjaan

kurang

cukup

baik

penget ahuan

Total

IRT

Karyawan

pekerjaan

Total


(6)

Tabel hubungan pegetahuan dan pendidikan terakhir

pe nge tahuan * pkate gori Crossta bul ation

17

2

19

30,4%

4,9%

19,6%

36

10

46

64,3%

24,4%

47,4%

3

29

32

5,4%

70,7%

33,0%

56

41

97

100,0%

100,0%

100,0%

Count

% within pkategori

Count

% within pkategori

Count

% within pkategori

Count

% within pkategori

kurang

cukup

baik

penget ahuan

Total

SMA

D1/D3/S1

pk ategori