28
2. Keuntungan dan Kerugian Dual Career Family
Terdapat keuntungan dan kerugian yang nyata dalam dual career family, yaitu : 1. keuntungan : peningkatan status ekonomi, berkontribusi pada hubungan yang lebih setara
antara suami dan isteri, meningkatkan harga diri bagi perempuan, kebutuhan kreativitas, self- expression, dan self-achievement.
2. kerugian : adanya tuntutan waktu dan tenaga tambahan, konflik antara peran pekerjaan dan peran keluarga, persaingan antara suami dan isteri, dan perhatian yang kurang terhadap
kebutuhan anak.
D. Perbedaan kepuasan pernikahan antara suami dan isteri dalam dual career family
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat, jumlah angkatan kerja pun kian meningkat. Dalam hal ini, wanita merupakan sebagian sumber daya manusia yang
tersedia sebagai modal dasar pembangunan sehingga upaya untuk melibatkan wanita dalam pembangunan sangat diperlukan. Dapat kita lihat bahwa sekarang ini jumlah wanita yang bekerja
semakin banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, partisipasi wanita Indonesia dalam lapangan pekerjaan meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa selama
bulan Agusus 2006 – Agustus 2007 jumlah pekerja wanita bertambah 3,3 juta orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja wanita lebih dikarenakan adanya peningkatan jumlah penduduk wanita,
semakin luasnya lapangan pekerjaan, dan semakin tinggi tingkat pendidikan mereka sehingga saat ini wanita lebih banyak mempunyai pilihan dalam aktivitas kehidupan ekonominya dibandingkan
dengan masa lalu.
Universitas Sumatera Utara
29 Terlepas dari apakah wanita bekerja karena keinginan sendiri atau keharusan ataupun kedua-
duanya, bentuk keluarga yang dominan terjadi sekarang ini adalah dual career family. Rappoport Rappoport dalam Wilcox dkk,1989 menyatakan bahwa dual career family merupakan tipe
keluarga dimana suami dan istri aktif dalam mengejar karir dan kehidupan keluarga secara serentak. Menurut Penelitian Apperson dkk 2002 mayoritas pria dan wanita sekarang ini,
mempunyai kedudukan ganda sebagai karyawan dengan jenis pekerjaan full time. Dikatakan Primastuti dalam Prawitasari dkk, 2007 bahwa banyak dari mereka yang mempunyai peranan
ganda dalam dunia kerja untuk mendapatkan penghasilan ataupun kepuasan hidup. Dalam dual career family, ketegangan-ketegangan akan lebih sering muncul dibandingkan
dengan keluarga tradisional. Ketegangan-ketegangan umumnya berasal dari peran-peran yang sering menjadi tidak jelas serta adanya tuntutan peran dari lingkungan. Seorang isteri menikah
yang memutuskan untuk bekerja, peran yang dipikulnya pasti semakin bertambah, yaitu peran sebagai isteri, orang tua, dan peran sebagai pekerja. Tuntutan-tuntutan pekerjaan mengakibatkan
isteri pulang kerja dalam keadaan lelah sehingga ia tidak memiliki cukup energi untuk memenuhi semua kebutuhan anggota keluarganya. Selain itu, dengan adanya jumlah jam kerja yang cukup
panjang menyebabkan ibu tidak selalu ada pada saat dimana ia sangat dibutuhkan oleh anak atau pasangannya.
Begitu juga dengan suami yang memiliki istri yang bekerja, suami juga merasakan kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Suami telah menggandakan waktu untuk
pekerjaan rumah tangga mulai dari dibawah 5 jam per minggu menjadi di atas 5 jam per minggu bahkan mencapai 14,5 jam per minggu DeGenova, 2008. Akan tetapi, suami cenderung lebih
mengutamakan waktu mereka untuk bekerja dibandingkan untuk keluarga, mereka merasa kurang
Universitas Sumatera Utara
30 terlibat dalam urusan keluarga karena adanya harapan tradisional yang mengatakan bahwa
pekerjaan adalah hal pertama untuk seorang suami. Selain itu, dikarenakan adanya kesibukan isteri bekerja maka suami akan merasakan kehilangan pelayanan dari seseorang yang bertanggung
jawab dalam mengurus rumah tangga, seperti seseorang yang seharusnya berada di rumah pada saat mereka pulang, seseorang yang menyediakan makanan, dan seseorang yang mencuci dan
menyetrika pakaian mereka. Hal inilah yang menimbulkan permasalahan pada diri suami Papalia, Olds, Feldman, 2007.
Permasalahan-permasalahan yang dirasakan suami dan isteri di atas dapat diatasi dengan adanya kemampuan untuk menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Selain itu,
permasalahan dalam kehidupan rumah tangga dan pekerjaan dapat juga diatasi bila individu tersebut mampu melakukan penyesuaian. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian akan
menimbulkan ketidakpuasan dan dapat diakhiri dengan perceraian Hurlock,1999. Seseorang yang dapat melakukan penyesuaian, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari
Hurlock,1999 akan memperbesar kemungkinan memperoleh kepuasan dalam hidup. Olson Fowers 1989 menyatakan bahwa kepuasan pernikahan merupakan hal yang paling menonjol
dalam menggambarkan kepuasan hidup individu. Shaevitz 2000 juga menambahkan bahwa penyesuaian antara pekerjaan dan keluarga yang
dilakukan oleh suami maupun istri dapat mempengaruhi kepuasan bagi masing-masing pasangan dalam kehidupan pernikahan. Kepuasan pernikahan akan diperoleh apabila seseorang mampu
melakukan penyesuaian antara kehidupan rumah tangga dan pekerjaan. Menurut penelitian Steil dan Turetsky mengenai penyesuaian diri wanita bekerja dalam Pujiastuti Retnowati, 2004
menemukan bahwa isteri yang bekerja memiliki penyesuaian diri yang lebih rendah dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
31 suami yang bekerja. Dalam memainkan peran ganda, isteri sering kali terlihat kurang mampu
untuk mengatur waktu dan pekerjaannya dengan baik sehingga hal ini banyak membawa kesulitan bagi isteri untuk menyeimbangkan tuntutan antara peran sebagai pekerja dan keluarga yang
terkadang keadaan tersebut dapat menimbulkan kecemasan bagi isteri. Hal di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Khanna mengenai depresi pada
wanita bekerja dalam Pujiastuti Retnowati, 2004 terhadap 406 orang wanita dan ditemukan bahwa wanita yang sudah menikah dan bekerja lebih banyak mengalami kecemasan dan depresi
yang berpengaruh terhadap kepuasan pernikahannya. Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa bentuk keluarga dual cereer family
dapat memberikan berbagai macam permasalahan bagi suami maupun istri yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan mereka.
E. Hipotesa Penelitian