24 b. Kebersamaan, adanya rasa kebersamaan dan bersatu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
merasa menyatu dan menjadi bagian dalam keluarga. c. Model parental role yang baik. Pola orang tua yang baik akan menjadi contoh yang baik bagi
anak-anak mereka. Hal ini bisa membentuk keharmonisan dalam keluarga. d. Penerimaan terhadap konflik-konflik. Konflik yang muncul dalam keluarga dapat diterima
secara normatif, tidak dihindari melainkan berusaha untuk diselesaikan dengan baik dan menguntungkan bagi semua anggota keluarga.
e. Kepribadian yang sesuai dimana pasangan memiliki kecocokan dan saling memahami satu sama lain. Hal yang penting juga yaitu adanya kelebihan yang satu dapat menutupi
kekurangan yang lainnya sehingga pasangan dapat saling melengkapi satu sama lain. f. Mampu memecahkan konflik. Levenson dalam Lemme, 1995 mengatakan bahwa
kemampuan pasangan untuk memecahkan masalah serta strategi yang digunakan oleh pasangan untuk menyelesaikan konflik yang dapat mendukung kepuasan pernikahan pasangan
tersebut.
B. Peran Gender 1. Definisi Peran Gender
Konsep jenis kelamin sex dan peran gender merupakan dua konsep yang berbeda. Jenis kelamin merupakan istilah biologis dimana orang-orang dilihat sebagai pria atau wanita
tergantung dari organ-organ dan gen-gen jenis kelamin mereka. Sebaliknya, peran gender merupakan istilah psikologis dan kultural diartikan sebagai perasaan subjektif seseorang mengeni
kepriaan maleness dan kewanitaan femaleness Basow, 1992.
Universitas Sumatera Utara
25 Kepentingan di dalam membedakan antara jenis kelamin dan peran gender berangkat dari
pentingnya untuk membedakan antara aspek-aspek biologi dengan aspek-aspek sosial di dalam menjadi pria atau wanita.
Oleh karena itu, peran gender dikonstruksikan oleh manusia lain, bukan secara biologi, melainkan dibentuk oleh proses-proses sejarah, budaya, dan psikologis Basow, 1992. Kini
istilah peran gender lebih banyak digunakan daripada jenis kelamin di dalam mempelajari tingkah laku pria dan wanita dalam suatu konteks sosial.
Peran gender merupakan pola tingkah laku yang dianggap sesuai untuk masing-masing jenis kelamin yang didasarkan pada harapan masyarakat. Menurut Myers 1996, peran gender
merupakan suatu set tingkah laku yang diharapkan berupa norma untuk pria dan wanita. Hal ini meliputi sikap dan pola tingkah laku yang dianggap cocok untuk pria dan wanita yang dikaitkan
dengan ciri-ciri feminin dan maskulin sesuai dengan yang diharapkan dalam masyarakat. Dilanjutkan oleh Santrock 1998 bahwa setiap kebudayaan mendefinisikan peran gender dari
berbagai tugas, aktivitas, dan kepribadian yang dianggap pantas bagi seorang laki-laki dan perempuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran gender merupakan suatu set tingkah laku yang dianggap sesuai untuk masing-masing jenis kelamin yang didasarkan pada harapan
masyarakat
Universitas Sumatera Utara
26
2.Stereotipe Peran Gender
Menurut Wrightsman 1981 stereotipe merupakan konsep yang relatif kaku dan luas dari kelompok-kelompok manusia dimana setiap individu di dalam suatu kelompok dicap dengan
karakter dari kelompok tersebut. Stereotipe peran seks ternyata berbeda dengan stereotipe peran gender. Menurut Hurlock 1991 stereotipe peran seks merupakan sekumpulan arti yang
dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Hal tersebut berhubungan dengan penampilan dan bentuk tubuh individu yang sesuai, jenis pakaian, cara berbicara dan
berperilaku, perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks, serta cara yang sesuai untuk mencapai nafkah pada masa dewasa. Sedangkan menurut Ashmore dan Del Boca dalam Basow,
1992 stereotipe peran gender merupakan serangkaian kepercayaan dan harapan yang dibentuk oleh masyarakat mengenai atribut-atribut personal pada laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan stereotipe gender, perempuan diharapkan untuk berfungsi dengan baik pada tingkatan umum communal yaitu dalam berhubungan dengan orang lain relationship dan
diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan orang lain, seperti sensitivitas interpersonal, empati, pengekspresian emosi, dan pengasuhan nurturant.
Keterampilan-keterampilan ini akan memfasilitasi peran utama seorang perempuan yaitu menjadi seorang ibu sehingga identitas diri yang dibentuk oleh kebanyakan perempuan adalah identitas
diri yang berorientasi hubungan dengan orang lain Basow, 1992. Sebaliknya, laki-laki diharapkan untuk lebih agentic, yaitu mandiri, asertif, berorientasi
prestasi dan agresif. Kualitas-kualitas ini akan memfasilitasi peran utama seorang laki-laki yaitu sebagai pencari nafkah sehingga identitas diri yang dibentuk oleh kebanyakan laki-laki adalah
identitas diri yang lebih otonom Basow, 1992.
Universitas Sumatera Utara
27 Menurut Basow 1992 stereotipe peran gender bersifat normatif dimana orang yang
mengikutinya akan mendapat penerimaan sosial yang baik. Sebaliknya, orang yang tidak mengikutinya akan memperoleh sanksi secara sosial.
C. Dual Career Family 1. Definisi Dual Career Family