Sindroma Premenstruasi PMS Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang Sindroma Premenstruasi (PMS).

abdomen, mons pubis, dan panggul, suara voice pitch, pelvis yang lebar, dan pertumbuhan rambut di kepala dan tubuh. b Estrogen meningkatkan anabolisma protein, termasuk pembentukan tulang yang kuat. Maka, estrogen adalah sinergis dengan human growth hormone hGH. c Estrogen menurunkan kadar kolesterol darah, di mana ini merupakan satu penyebab wanita yang berusia di bawah 50 tahun mempunyai resiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah berbanding laki-laki dalam lingkungan usia yang sama. d Kadar estrogen yang sedang dalam darah akan menghambat pelepasan hormon GnRH oleh hipotalamus dan sekresi LH serta FSH dari pituitari anterior. 2.4.3. Progesteron Progesteron, disekresi terutamanya oleh sel-sel corpus luteum, bekerjasama dengan estrogen menyediakan dan menetapkan endometrium untuk implantasi dari ovum yang telah difertilisasi dan menyediakan kelenjar mamae untuk mensekresi susu ASI. Kadar progesteron yang tinggi turut menghambat sekresi GnRH dan LH.

2.5. Sindroma Premenstruasi PMS

Menurut Stöppler 2007, sindroma premenstruasi PMS adalah kombinasi dari gangguan emosional, fisik, psikologik dan mood yang berlaku selepas seorang wanita mengalami ovulasi dan secara tipikalnya akan berakhir dengan mengalami menstruasi. Bentuk PMS yang lebih berat, premenstrual dysphoric disorder PMDD, dikenali juga sebagai late luteal phase dysphoric disorder, berlaku pada segolongan kecil wanita dan membawa kepada kehilangan fungsi yang signifikan oleh karena simptom-simptom yang berat dan luar biasa MedicineNet, 2007. Universitas Sumatera Utara Menurut artikel dari MedicineNet 2007, PMS masih lagi merupakan enigma oleh karena kepelbagaian simptomnya dan kesukaran untuk membuat diagnosis pasti. Beberapa teori telah dikeluarkan untuk menerangkan tentang penyebab PMS, tetapi tidak terdapat satupun dari teori-teori tersebut yang telah terbukti, dan penatalaksanaan terhadap PMS masih lagi bukan atas dasar saintifik. Kebanyakan bukti menunjukkan bahwa, PMS berlaku oleh karena terjadinya perubahan atau interaksi antara kadar hormon-hormon seks dan substansi kimiawi otak yang dikenali sebagai neurotransmitter. Gejala-gejala PMS mula menimbulkan masalah pada masa remaja adolescent Rapkin dan Winer, 2009. Simptom-simptomnya adalah paling berat pada usia 20-an hingga 30-an tetapi wanita akan mula mencari pengobatan selepas usia 30 tahun. Gejala-gejala utama yang terkait dengan mood mood-related symptoms adalah iritabilitas, depresi, menangis, terlalu sensitif oversensitivity dan perubahan mood dengan kesedihan dan marah yang berubah-ubah. Gejala fisiknya pula adalah lemah fatique, gembung bloating oleh karena retensi cairan MedicineNet, 2007, pembengkakan payudara mastalgia, jerawat, dan perubahan nafsu makan. Pada kebanyakan wanita gejala-gejala ini dapat dikontrol dengan pengambilan obat-obatan dan perubahan gaya hidup seperti berolahraga, nutrisi, dan sokongan dari keluarga atau teman-teman. Dari artikel yang ditulis oleh Chakraburtty 2009, jelas menunjukkan bahwa estrogen sangat berkaitan dengan emosi wanita. Depresi dan anxietas memberi afek pada wanita dalam usia reproduksi estrogen-producing years lebih banyak berbanding laki-laki atau wanita-wanita postmenopause. Estrogen juga dikaitkan dengan gangguan mood yang berlaku hanya pada wanita – sindroma premenstruasi, PMDD, dan postpartum depression. Universitas Sumatera Utara Menurut artikel ini juga, estrogen bekerja di tempat-tempat yang berlainan di dalam tubuh, termasuklah bagian-bagian otak yang mengatur emosi. Antara efek estrogen adalah: a Meningkatkan serotonin dan reseptor serotonin di otak. b Modifikasi produksi dan efek endorfin di otak. c Melindungi saraf dari kerusakan dan kemungkinan menstimulasi pertumbuhan saraf nerve growth. Peningkatan nafsu makan dan atau ingin makan sesuatu food cravings adalah salah satu karakteristik PMS. Apabila pengambilan makanan food intake telah diperiksa sebagai hubungan dengan siklus menstruasi, satu pola fluktuasi yang jelas dapat diperhatikan. Umumnya, pengambilan energi adalah lebih tinggi pada fase postovulatorik atau fase premenstruasi di dalam siklus berbanding pada fase preovulatorik atau fase folikuler Dye dan Blundell, 1997. Serotonin dikatakan sebagai faktor yang membantu hubungan antara mood dan nafsu makan Wurtman, 1993. Hipotesis ini adalah berdasarkan bukti yang menunjukkan bahwa kadar serotonin yang rendah akan menyebabkan berlakunya mood disforik. Menurut artikel dari WebMD 2009, nyeri payudara yang bersiklus adalah yang paling umum pada wanita.hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormon- hormon bulanan. Rasa nyeri ini selalunya berlaku pada kedua-dua payudara. Biasanya, rasa nyeri ini dinyatakan sebagai rasa heaviness atau nyeri yang menjalar ke ketiak dan lengan. Rasa nyerinya paling berat dirasakan sebelum menstruasi dan selalunya semakin hilang setelah menstruasi berakhir. Nyeri payudara ini berlaku lebih banyak pada wanita muda. Universitas Sumatera Utara Gejala fisik seperti pertambahan berat badan adalah karena bertambahnya cairan tubuh, massa otot ataupun lemak Fauci dan Anthony, 2008. Jerawat acne adalah paling umum di kalangan remaja Berman, 2009. Terjadinya jerawat adalah karena perubahan hormom yang menstimulasi produksi minyak sebum.

2.6. Remaja adolescent