Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang Sindroma Premenstruasi (PMS).

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 6 MEDAN TENTANG SINDROMA PREMENSTRUASI (PMS)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SITI HAJAR BINTI RAMLI 070100439

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang Sindroma Premenstruasi (PMS)

Nama: Siti Hajar Binti Ramli NIM: 070100439

Pembimbing Penguji I

(dr, Johny Marpaung, Sp.OG) (dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed.) NIP: 197102242008110012

Penguji II


(3)

ABSTRAK

Frekuensi gejala premenstruasi cukup tinggi pada wanita Indonesia yaitu 80-90%, dan kadang-kadang gejala tersebut sangat berat dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, PMS ini adalah disebabkan oleh berlakunya ketidakseimbangan hormone-hormon di dalam tubuh seseorang wanita.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sample sebanyak 105 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan yang berjumlah 10 pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian siswi berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak 19 orang (18.1%), sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 68 orang (64.8%) dan sebagian lagi berpengetahun kurang yaitu sebanyak 18 orang (17.1%).

Dari hasil penelitian ini didapati bahwa tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS berada pada tingkat sedang dan rata-rata usia menarche pelajar-pelajar perempuan tersebut adalah 12 tahun.


(4)

ABSTRACT

The frequency of premenstrual syndrome (PMS) is high in Indonesian women which is 80-90%, and sometimes these symptoms are very significant and affects their daily activities. As we know, PMS happens due to the imbalance of hormones in the body.

The purpose of this research is to know the level of knowledge of the female students in SMA Negeri 6 Medan about PMS. The method of the study is descriptive with 105 samples. This study has been done on June 2010. The instrument of this research is questioners based on knowledge with total of 10 questions.

The results showed that the female students which had good level of knowledge is 19 persons (18.1%). Most of the female students had moderate level of knowledge which is 68 persons (64.8%). 18 persons (17.1%) had a low level of knowledge about PMS.

From the result of the research, the level of knowledge of female students in SMA Negeri 6 Medan is moderate and the mean age of menarche is 12 years old.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang Sindroma Premenstruasi (PMS)”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr Chairuddin Lubis, DTM & H, SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara semasa saya melakukan penelitian.

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Riza Rivany SpOG dan dr. Johny Marpaung SpOG selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

7. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikam Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari lesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritis yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 24 November 2010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ……… i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……….... ix

DAFTAR GAMBAR/SKEMA ……… x

DAFTAR SINGKATAN ………. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ……….. 1

1.1. Latar Belakang ……….. 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 2

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 2

1.4. Manfaat Penelitian ……….... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….. 4

2.1. Menstruasi ……… 4

2.2. Siklus Menstruasi ………. 5

2.3. Siklus Menstruasi Normal ……… 5

2.4. Hormon-hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi ……….. 8

2.5. Sindroma Premenstruasi (PMS) ………11 2.6. Remaja (adolescent) ……….


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASI ……….. 14

3.1. Kerangka Konsep ...14

3.2. Defenisi Operasional ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ………16

4.1. Jenis penelitian ...16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...16

4.3. Populasi dan Sampel ...16

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 18

4.5. Pengolahan dan analisa data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...19

5.1. Hasil Penelitian……….19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………..20

5.1.3. Pengetahuan Siswi Tentang PMS………21

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS……25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………29

6.1. Kesimpulan………...29


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 4.1. Gejala-gejala PMS ……….15 5.1. Distribusi Jumlah Pelajar SMA Negeri 6 Medan………...19 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Dan Usia Menarche Pelajar

Perempuan………..20 5.3 Penyataan tentang Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang

PMS………22 5.4 Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS……...23 5.5 Perkaitan antara Usia Dengan Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri

6 Medan tentang PMS……….23 5.6 Perkaitan antara Usia Menarche dengan Tingkat Pengetahuan Siswi

SMA Negeri 6 Medan tentang PMS………...24


(11)

DAFTAR GAMBAR/SKEMA

Nomor Judul Halaman Gambar 1. Kerangka Konsep ……….. 17


(12)

DAFTAR SINGKATAN

PMS Premenstrual Syndrome (Sindroma Premenstruasi) FSH Follicle-stimulating Hormone

LH Luteinizing hormone

GnRH Gonadotropin-releasing hormone hGH Human Growth Hormone


(13)

ABSTRAK

Frekuensi gejala premenstruasi cukup tinggi pada wanita Indonesia yaitu 80-90%, dan kadang-kadang gejala tersebut sangat berat dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, PMS ini adalah disebabkan oleh berlakunya ketidakseimbangan hormone-hormon di dalam tubuh seseorang wanita.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sample sebanyak 105 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan yang berjumlah 10 pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian siswi berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak 19 orang (18.1%), sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 68 orang (64.8%) dan sebagian lagi berpengetahun kurang yaitu sebanyak 18 orang (17.1%).

Dari hasil penelitian ini didapati bahwa tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS berada pada tingkat sedang dan rata-rata usia menarche pelajar-pelajar perempuan tersebut adalah 12 tahun.


(14)

ABSTRACT

The frequency of premenstrual syndrome (PMS) is high in Indonesian women which is 80-90%, and sometimes these symptoms are very significant and affects their daily activities. As we know, PMS happens due to the imbalance of hormones in the body.

The purpose of this research is to know the level of knowledge of the female students in SMA Negeri 6 Medan about PMS. The method of the study is descriptive with 105 samples. This study has been done on June 2010. The instrument of this research is questioners based on knowledge with total of 10 questions.

The results showed that the female students which had good level of knowledge is 19 persons (18.1%). Most of the female students had moderate level of knowledge which is 68 persons (64.8%). 18 persons (17.1%) had a low level of knowledge about PMS.

From the result of the research, the level of knowledge of female students in SMA Negeri 6 Medan is moderate and the mean age of menarche is 12 years old.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sindroma premenstruasi merupakan gejala-gejala yang dialami oleh seorang wanita sebelum mengalami haid. Sindroma premenstruasi dicetuskan oleh kenaikan dan penurunan hormon seks steroid dari ovari pada masa ovulasi dan selalunya menetap kurang lebih sehingga hari kelima pada siklus selanjutnya. Fase pada siklus menstruasi diantara fase ovulasi dan fase menstruasi, yaitu fase luteal, secara fisiologinya berlanjut antara 12 dan 14 hari.

Secara definisinya, simptom-simptom premenstruasi tidaklah bermula sebelum fase ovulasi dan paling jelas kelihatan semasa beberapa hari terakhir fase luteal. Simptom-simptom premenstruasi dapat dilihat pada fase ini, terdapat interval bebas-gejala pada akhir fase folikular dalam siklus menstruasi, diantara akhir fase menstruasi dengan awal fase ovulasi. Siklus menstruasi ovulatorik mengambil masa selama 25-32 hari, dengan ovulasi berlaku 14 hari sebelum menstruasi. Oleh itu, bagi kebanyakan wanita mereka kemungkinan hanya mempunyai 7-10 hari tanpa simptom premenstruasi.

Sebelum menstruasi, kebanyakan wanita akan mengalami sindroma premenstruasi. Menurut Ova (2008) frekuensi gejala premenstruasi cukup tinggi pada


(16)

wanita Indonesia yaitu 80-90%, dan kadang-kadang gejala tersebut sangat berat dan mengganggu kegiatan sehari-hari.

Jenis dan keparahan sindroma premenstruasi ini dipengaruhi oleh usia, ras, etnik dan tingkat kesehatan terutamanya tingkat kesehatan mental. Sindroma premenstruasi selalunya menimbulkan masalah pada usia remaja dan semakin berkurang dengan meningkatnya usia. Simptom ini paling jelas pada usia 20-an hingga pertengahan 30-an, (Rapkin dan Winer, 2009).

Simptom-simptom kardinal yang dapat dilihat pada wanita yang sedang mengalami sindroma premenstruasi adalah gembung perut (abdominal bloating) dan iritabilitas, tetapi gejala lain seperti perubahan mood, kemarahan, kebimbangan, depresi, hilang kawalan, lemah, sulit konsentrasi, ingin makan (food cravings), pertambahan berat badan, nyeri kepala dan rasa nyeri pada payudara juga bisa dilihat, (Rapkin dan Winer, 2009).

Siswi SMA kebanyakannya berusia antara 16 hingga 17 tahun. Pada usia ini, boleh dikatakan semua siswi telah mengalami menstruasi. Sindroma premenstruasi (PMS) mula menimbulkan masalah ketika usia remaja dan semakin berkurang dengan meningkatnya usia.

Melihat kenyataan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS.

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS.


(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche pada siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan.

2. Untuk mengetahui pengetahuan siswi-siswi terhadap gejala PMS yang dialami.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang PMS kepada siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan bahwa simptom-simptom yang dialami sebelum menstruasi merupakan perkara normal yang terjadi di dalam tubuh akibat kerja dan interksi hormon-hormon.

3. Dapat memberikan pengetahuan kepada siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan tentang gejala-gejala PMS yang dialami tersebut adalah normal atau tidak. 4. Dapat diketahui gejala-gejala PMS yang berbeda-beda pada setiap wanita.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi

Menurut Rosenblatt (2007) menstruasi adalah runtuhnya (shedding) dari lapisan uterus (endometrium) yang disertai dengan perdarahan. Proses ini berlaku dalam siklus bulanan sepanjang masa reproduktif seorang wanita, melainkan waktu hamil. Darah menstruasi mengalir dari uterus melalui bukaan kecil pada serviks, dan keluar dari tubuh melalui vagina. (U.S. Department of Health and Human Services, 2008).

Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulan disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga


(19)

seorang wanita mengalami menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 - 55 tahun). Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan juga fertilitas (Hendrix, 2007). Normalnya menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari (Biohealthworld Indonesia, 2007).

Menurut Biohealthworld Indonesia (2007), siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.

Menstruasi yang dialami kemungkinan tidak sama pada setiap bulan dan kemungkinan tidak sama pada wanita yang berbeda. Menstruasi ini boleh ringan, sedang atau berat dan tempoh masa menstruasi juga berlainan. Untuk tahun-tahun pertama menstruasi, siklus yang lebih panjang adalah normal. Siklus menstruasi seorang wanita akan menjadi semakin pendek dan reguler dengan bertambahnya usia (U.S. Department of Health and Human Services, 2008).

2.2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi manusia melibatkan perubahan yang kompleks dan regular pada struktur anatomis dan fisilogis seorang wanita dalam tempoh kurang lebih sebulan. Siklus ini bermula pada saat pubertas dan berakhir pada saat menopause, (Hill, 2009).

Secara definisi, siklus menstruasi bermula pada hari pertama keluarnya darah, dimana hari pertama ini dikira sebagai hari pertama dalam siklus menstruasi. Siklus ini berakhir sebelum periode menstruasi seterusnya. Siklus menstruasi normalnya adalah diantara 25 hingga 36 hari. Hanya 10 hingga 15% wanita yang mempunyai siklus 28 hari. Selalunya, siklus ini paling berbeda dan intervalnya paling panjang adalah pada tahun-tahun selepas menarche dan sebelum mengalami menopause.


(20)

Perdarahan menstruasi berlanjutan selama tiga hingga tujuh hari, dengan rata-rata lima hari. Kehilangan darah dalam tempoh ini selalunya adalah antara ½ hingga 2½ ounces. Darah menstruasi, tidak seperti darah yang berasal dari luka. Darah ini tidak membeku melainkan jika darah yang keluar terlalu banyak.

2.3. Siklus Menstruasi Normal

Menurut artikel yang ditulis oleh Rosenblatt (2007), siklus menstruasi diregulasi oleh hormon-hormon. Luteinizing hormone dan follicle-stimulating hormone, yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, membantu berlakunya proses ovulasi dan ovari untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan

a) Fase Folikular

progesteron menstimulasi uterus dan payudara sebagai persediaan untuk fertilisasi. Siklus ini mempunyai tiga fase: folikular (sebelum perlepasan telur), ovulasi (perlepasan telur), dan luteal (selepas telur dilepaskan).

Fase ini bermula pada hari pertama berlakunya perdarahan menstruasi (hari 1). Tetapi kejadian yang paling penting dalam fase ini adalah perkembangan folikel-folikel di dalam ovari.

Pada permulaan fase folikular, lapisan uterus (endometrium) adalah tebal dilapisi karena dengan cairan dan nutrisi yang disediakan untuk memberi nutrisi kepada janin. Jika tiada telur yang difertilisasi, kadar estrogen dan progesteron adalah rendah. Hasilnya, lapisan teratas atau terluar dari endometrium akan runtuh dan berlakunya perdarahan yaitu menstruasi.

Pada masa ini, kelenjar pituitari meningkatkan produksi follicle-stimulating hormone. Hormon ini kemudiannya menstimulasi pertumbuhan tiga hingga 30 folikel. Setiap folikel mengandung satu telur. Lanjutan dari fase ini, apabila kadar hormon ini menurun, hanya satu dari folikel-folikel ini (dikenal sebagai


(21)

folikel dominan) terus bertumbuh. Folikel ini selanjutnya mula memproduksi estrogen, dan folikel-folikel lain yang terstimulasi mula mengalami kerusakan dan penurunan fungsi (break down).

Secara rata-rata, fase folikular adalah antara 13 hingga 14 hari. Diantara ketiga-tiga fase, fase inilah yang paling berbeda-beda panjangnya. Fase ini kemungkinan menjadi semakin pendek apabila mendekati menopause. Fase ini berakhir apabila kadar luteinizing hormon meningkat dengan jelas (surges). Peningkatan ini menyebabkan terjadinya perlepasan telur (ovulasi).

b) Fase ovulasi

Fase ini bermula apabila kadar dari luteinizing hormon meningkat dengan ketara. Luteinizing hormone menstimulasi folikel dominan untuk bergerak keluar (bulge) dari permukaan ovari dan akhirnya pecah (rupture), dan melepaskan telur. Kadar FSH meningkat tetapi lebih sedikit. Fungsi peningkatan masih belum diketahui.

Fase ovulasi berlanjutan selama 16 hingga 32 jam. Fase ini berakhir apabila telur dilepaskan.

Kurang lebih 12 hingga 24 jam setelah telur dilepaskan, peningkatan luteinizing hormone yang ketara dapat dideteksi dengan mengukur kadar hormon ini di dalam urin. Pengukuran ini dapat dilakukan untuk menentukan bilakah seorang wanita itu subur (fertile). Telur yang dilepaskan hanya dapat difertilisasi dalam masa 12 jam selepas dilepaskan dari ovari. Fertilisasi lebih mudah berlaku jika sperma telah ada di traktus reproduksi (reproductive tract) sebelum telur dilepaskan.

Pada saat sekitar ovulasi berlaku, sesetengah wanita mengalami rasa nyeri di satu bagian pada abdomen bawah. Nyeri ini dikenali sebagai mittelschmerz (literally, middle pain). Nyeri ini mungkin berlanjutan selama beberapa menit


(22)

hingga beberapa jam. Rasa nyerinya adalah pada bagian ovari yang melepaskan telur, tetapi penyebab sebenar berlakunya nyeri ini tidak diketahui.

c) Fase Luteal

Fase ini berlaku selepas terjadinya ovulasi. Ia berlanjut sekitar 14 hari (kecuali jika fertilisasi berlaku) dan berakhir sebelum berlakunya menstruasi. Pada fase ini, folikel yang telah pecah selepas melepaskan telur menutup dan membentuk satu stuktur yang disebut corpus luteum, yang mana meningkatkan penghasilan hormon progesteron. Corpus luteum mempersiap uterus sebagai persedian jika adanya fertilisasi. Hormon progesteron menyebabkan berlakunya endometrium menebal, dipenuhi dengan cairan dan nutrien untuk fetus.

Progesteron turut menyebabkan lapisan mukus di serviks menjadi lebih pekat, supaya sperma atau bakteri sukar masuk ke uterus. Selain itu, progesteron juga menyebabkan peningkatan sedikit suhu tubuh pada fase luteal dan keadaan ini berlanjutan sehingga menstruasi bermula. Peningkatan suhu tubuh ini boleh dijadikan petanda bahwa ovulasi telah berlaku. Kadar hormon estrogen rata-rata adalah tinggi pada fase ini. Estrogen juga menstimulasi penebalan endometrium.

Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan duktus laktasi di dalam payudara membesar (dilate). Maka, payudara mungkin akan membengkak dan nyeri.

Jika telur yang dilepaskan tidak mengalami fertilisasi, corpus luteum akan mengalami degradasi dalam masa 14 hari, dan siklus menstruasi yang baru akan bermula. Jika telur tersebut difertilisasi, sel-sel di sekeliling embrio yang sedang berkembang akan menghasilkan sejenis hormon yang dikenali human chorionic gonadotropin. Hormon ini mempertahankan corpus luteum yang berterusan menghasilkan progesteron, sehingga fetus yang sedang tumbuh boleh


(23)

menghasilkan hormonnya sendiri. Ujian kehamilan adalah berdasarkan terdeteksinya kadar human chorionic gonadotropin yang meningkat.

2.4. Hormon-hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi

Menurut Oxford Medical Dictionary (2007), hormon adalah substansi yang dihasilkan oleh satu bagian tubuh (yaitu kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, adrenal, atau pituitari), dialirkan ke saluran darah dan dibawa ke organ-organ atau jaringan-jaringan dimana hormon ini bekerja untuk merubah struktur dan fungsi mereka.

Setelah mencapai lokasi target, hormon akan berikatan dengan reseptor. Apabila hormon tersebut berikatan dengan reseptornya, ia mentransmisi suatu maklumat (message) yang menyebabkan lokasi target tadi untuk mengambil tindakan tertentu. Reseptor hormon boleh terdapat pada inti sel atau pada permukaan sel (Morley, 2006).

Walaupun hormon-hormon bersirkulasi di dalam tubuh, setiap jenis hormon hanya mempengaruhi organ-organ dan jaringan-jaringan tertentu sahaja.

Menurut Morley (2006), kebanyakan hormon adalah protein. Yang lainnya adalah steroid, yang merupakan substansi lemak yang diderivasi dari kolesterol.

Antara hormon-hormon yang berfungsi di dlaam siklus menstruasi adalah seperti follicle-stimulating hormone, luteinizing hormone, estrogen, progesteron.

2.4.1. Follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)

FSH dan LH merupakan antara hormon-hormon yang berperan dalam siklus menstruasi wanita. Perlepasan kedua-dua hormon ini distimulasi oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH). GnRH merupakan hormon yang disekresi oleh hipotalamus dan berfungsi mengkontrol siklus ovari (ovarian cycle) dan siklus


(24)

menstruasi. Hormon-hormon ini dilepaskan dari kelenjar pituitari bagian anterior (anterior pituitary).

FSH menstimulasi pertumbuhan folikel manakala LH menstimulasi perkembangan lanjut dari folikel-folikel ovari (Tortora, 2006). Selain itu, FSH dan LH juga menstimulasi folikel-folikel ovari untuk menghasilkan estrogen. LH menstimulasi sel-sel theca pada folikel yang sedang berkembang untuk memproduksi androgen. Dibawah pengaruh FSH, androgen diambil oleh sel-sel granulosa di folikel dan dikonversi menjadi estrogen.

Pada pertengahan siklus, LH merangsang berlakunya ovulasi dan kemudiannya membantu terbentuknya corpus luteum. Oleh karena hal inilah, hormon ini dikenali sebagai luteinizing hormone. Dengan stimulasi dari LH, corpus luteum menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesteron, relaxin, dan inhibin.

FSH dan LH juga berfungsi dalam produksi sperma dan semen, maturasi telur, kontrol dari karateristik seksual pria dan wanita termasuklah distribusi rambut, pembentukan otot, tekstur kulit dan ketebalannya, suara dan kemungkinan juga personaliti (Morley, 2006).

2.4.2. Estrogen

Sekurang-kurangnya enam jenis estrogen yang berbeda telah diisolasikan dari plasma dari wanita, tetapi hanya tiga jenis yang hadir dalam kuantitas yang signifikan yaitu beta (β)-estradiol, estrone, dan estriol. Pada wanita yang tidak hamil, jenis yang paling banyak didapati adalah β-estradiol, yang disintesis dari kolesterol di dalam ovari (Tortora, 2006).

Hormon estrogen yang disekresi oleh folikel-folikel ovari mempunyai beberapa fungsi yang penting yaitu:

a) Estrogen membantu perkembangan dan pengekalan (maintenance) struktur reproduktif wanita, karakteristik seks sekunder dan payudara. Karakteristik seks sekunder termasuklah distribusi jaringan adipos pada payudara,


(25)

abdomen, mons pubis, dan panggul, suara (voice pitch), pelvis yang lebar, dan pertumbuhan rambut di kepala dan tubuh.

b) Estrogen meningkatkan anabolisma protein, termasuk pembentukan tulang yang kuat. Maka, estrogen adalah sinergis dengan human growth hormone (hGH).

c) Estrogen menurunkan kadar kolesterol darah, di mana ini merupakan satu penyebab wanita yang berusia di bawah 50 tahun mempunyai resiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah berbanding laki-laki dalam lingkungan usia yang sama.

d) Kadar estrogen yang sedang dalam darah akan menghambat pelepasan hormon GnRH oleh hipotalamus dan sekresi LH serta FSH dari pituitari anterior.

2.4.3. Progesteron

Progesteron, disekresi terutamanya oleh sel-sel corpus luteum, bekerjasama dengan estrogen menyediakan dan menetapkan endometrium untuk implantasi dari ovum yang telah difertilisasi dan menyediakan kelenjar mamae untuk mensekresi susu (ASI). Kadar progesteron yang tinggi turut menghambat sekresi GnRH dan LH.

2.5. Sindroma Premenstruasi (PMS)

Menurut dari gangguan emosional, fisik, psikologik dan mood yang berlaku selepas seorang wanita mengalami ovulasi dan secara tipikalnya akan berakhir dengan mengalami menstruasi.

Bentuk PMS yang lebih berat, dikenali juga sebagai late luteal phase dysphoric disorder, berlaku pada segolongan kecil wanita dan membawa kepada kehilangan fungsi yang signifikan oleh karena simptom-simptom yang berat dan luar biasa (MedicineNet, 2007).


(26)

Menurut artikel dari MedicineNet (2007), PMS masih lagi merupakan enigma oleh karena kepelbagaian simptomnya dan kesukaran untuk membuat diagnosis pasti. Beberapa teori telah dikeluarkan untuk menerangkan tentang penyebab PMS, tetapi tidak terdapat satupun dari teori-teori tersebut yang telah terbukti, dan penatalaksanaan terhadap PMS masih lagi bukan atas dasar saintifik. Kebanyakan bukti menunjukkan bahwa, PMS berlaku oleh karena terjadinya perubahan atau interaksi antara kadar hormon-hormon seks dan substansi kimiawi otak yang dikenali sebagai neurotransmitter.

Gejala-gejala PMS mula menimbulkan masalah pada masa remaja (adolescent) (Rapkin dan Winer, 2009). Simptom-simptomnya adalah paling berat pada usia 20-an hingga 30-an tetapi wanita akan mula mencari pengobatan selepas usia 30 tahun.

Gejala-gejala utama yang terkait dengan mood (mood-related symptoms) adalah iritabilitas, depresi, menangis, terlalu sensitif (oversensitivity) dan perubahan mood dengan kesedihan dan marah yang berubah-ubah.

Gejala fisiknya pula adalah lemah (fatique), gembung (bloating) oleh karena retensi cairan (MedicineNet, 2007), pembengkakan payudara (mastalgia), jerawat, dan perubahan nafsu makan. Pada kebanyakan wanita gejala-gejala ini dapat dikontrol dengan pengambilan obat-obatan dan perubahan gaya hidup seperti berolahraga, nutrisi, dan sokongan dari keluarga atau teman-teman.

Dari artikel yang ditulis oleh estrogen sangat berkaitan dengan emosi wanita. Depresi dan anxietas memberi afek pada wanita dalam usia reproduksi (estrogen-producing years) lebih banyak berbanding laki-laki atau wanita-wanita postmenopause. Estrogen juga dikaitkan dengan gangguan mood yang berlaku hanya pada wanita – sindroma premenstruasi, PMDD, da


(27)

Menurut artikel ini juga, estrogen bekerja di tempat-tempat yang berlainan di dalam tubuh, termasuklah bagian-bagian otak yang mengatur emosi. Antara efek estrogen adalah:

a) Meningkatkan serotonin dan reseptor serotonin di otak. b) Modifikasi produksi dan efek endorfin di otak.

c) Melindungi saraf dari kerusakan dan kemungkinan menstimulasi pertumbuhan saraf (nerve growth).

Peningkatan nafsu makan dan atau ingin makan sesuatu (food cravings) adalah salah satu karakteristik PMS. Apabila pengambilan makanan (food intake) telah diperiksa sebagai hubungan dengan siklus menstruasi, satu pola fluktuasi yang jelas dapat diperhatikan. Umumnya, pengambilan energi adalah lebih tinggi pada fase postovulatorik atau fase premenstruasi di dalam siklus berbanding pada fase preovulatorik atau fase folikuler (Dye dan Blundell, 1997).

Serotonin dikatakan sebagai faktor yang membantu hubungan antara mood dan nafsu makan (Wurtman, 1993). Hipotesis ini adalah berdasarkan bukti yang menunjukkan bahwa kadar serotonin yang rendah akan menyebabkan berlakunya mood disforik.

Menurut artikel dari WebMD (2009), nyeri payudara yang bersiklus adalah yang paling umum pada wanita.hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormon-hormon bulanan. Rasa nyeri ini selalunya berlaku pada kedua-dua payudara. Biasanya, rasa nyeri ini dinyatakan sebagai rasa heaviness atau nyeri yang menjalar ke ketiak dan lengan. Rasa nyerinya paling berat dirasakan sebelum menstruasi dan selalunya semakin hilang setelah menstruasi berakhir. Nyeri payudara ini berlaku lebih banyak pada wanita muda.


(28)

Gejala fisik seperti pertambahan berat badan adalah karena bertambahnya cairan tubuh, massa otot ataupun lemak (Fauci dan Anthony, 2008).

Jerawat (acne) adalah paling umum di kalangan remaja (Berman, 2009). Terjadinya jerawat adalah karena perubahan hormom yang menstimulasi produksi minyak (sebum).

2.6. Remaja (adolescent)

Usia remaja adalah usia antara 10 tahun hingga awal 19 tahun (WHO, 2009). Di Asia Tenggara, remaja meliputi 18-25% dari seluruh populasi penduduk (WHO, 2009). Secara majoritas pada remaja perempuan, tanda pubertas yang dapat dilihat adalah adalah perkembangan payudara (breast budding) walaupun pada kebanyakan remaja perempuan pertumbuhan boleh berlaku setahun sebelumnya.

Menurut Levy (2009), menstruasi pertama (menarche) pada remaja perempuan berlaku dalam rentang waktu yang besar yaitu selalunya antara usia 10 tahun hingga 16 tahun. Menarche ini dipengaruhi oleh genetika, etnik, nutrisi dan faktor-faktor lain.

Pubertas bermula lebih awal pada zaman sekarang jika dibandingkan dengan beberapa ratus tahun dahulu. Hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan nutrisi, kesehatan umum dan kondisi kehidupan yang bertambah baik (Rapkin dan Winer, 2009).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Dari kerangka konsep di atas, ditunjukkan gambaran tingkat pengetahuan para siswi SMA tentang gejala-gejala sindroma premenstruasi.

3.2. Defenisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan

Pengetahun disini dimaksudkan dengan kemampuan anak SMA dalam menjawab pertanyaan yaitu pertanyaan yang terkait dengan gejala sindroma premenstruasi.

Pengetahuan siswi tentang gejala sindroma premenstruasi dapat diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot dengan criteria:

Sindroma Premenstruasi (PMS)

Tingkat pengetahuan siswi SMA

• Tinggi • Sedang • Rendah


(30)

1. Apabila jawaban responden dikategorikan benar atau tahu maka diberi skor 1 (satu)

2. Apabila jawaban responden dikategorikan salah atau tidak tahu maka diberikan skor 0 (nol)

Pertanyaan terdiri dari 10 nomor untuk siswi dengan skor tertinggi 10. Berdasarkan jumlah skor yang telah terperoleh maka ukuran tingkat pengetahuan responden menurut Pratomo (1990):

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 75% dari skor maksimum, yaitu >8.

2. Tingkat pengetahuan sedang, apabila skor yang diperoleh responden sebesar 40%-75% dari skor maksimum, yaitu 4-7.

3. Tingkat pengetahuan rendah, apabila skor yang diperoleh responden lebih kecil dari 40% dari skor maksimum, yaitu <4.

3.2.2. Sindroma premenstruasi (PMS)

PMS adalah kombinasi dari gangguan emosional, fisik, psikologik dan mood yang berlaku selepas seorang wanita mengalami ovulasi dan akan berakhir dengan mengalami menstruasi. Antara gejala-gejala yang dialami adalah:

Tabel 4.1. Gejala-gejala PMS Mood & Psikologis Fisik

Iritabilitas Nyeri kepala

Kebimbangan Gembung perut

Depresi Nyeri payudara

Anxietas Jerawat


(31)

3.2.3. Siswi SMA

Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan pelajar-pelajar perempuan berusia antara 16 hingga 19 tahun yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Kebanyakan wanita mengalami menarche pada usia 10 tahun hingga 16 tahun. Siswi SMA kebanyakannya sudah mengalami menarche dan juga mengalami gejala-gejala PMS.


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu mengenai tingkat pengetahuan siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan tentang gejala-gejala sindroma premenstruasi dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni 2010 terhadap siswi SMA Negeri 6 Medan. Sekolah ini dipilih karena siswinya berusia antara 16 tahun dan 19 tahun. Pada usia ini, para siswi kebanyakannya telah mengalami menstruasi dan penelitian ini sangat sesuai untuk dilakukan terhadap mereka.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi untuk penelitian ini adalah semua siswi SMA Negeri 6 Medan. Penentuan populasi ini adalah berdasarkan usia para siswi ini. Pada usia ketika SMA, kebanyakan siswi mengalami menstruasi pertama (menarche) mereka. Oleh itu, penelitian ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman mereka.


(33)

4.3.2. Sampel

Sampel yang telah diteliti adalah siswi SMA Negeri 6 Medan berusia antara 16 tahun dan 19 tahun.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Sudigdo, 2008). Besar populasinya adalah kira-kira 224 orang. Maka untuk menentukan besar sampelnya, dapat digunakan rumus (Wahyuni, 2007) :

N Z21-α/2 n =

P (1-P) (N-1) d2 + Z21-α/2 P (1-P)

Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir P = Harga proporsi di populasi

Z21-α/2 = Nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu

N x Z21-α/2 n =

x P x (1-P) (N-1) x d2 + Z21-α/2


(34)

n = 224 x 1,96 x 0,5 x (1-0,5)

224-1 x (0,05)2

+ (1,96) x 0,5 x 0,5

n = 104, 78 ≈ 105

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada siswi SMA Negeri 6 Medan yang terpilih sebagai sampel yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disiapkan.

Sebelum itu, kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah diyakini validitasnya, kuesioner tersebut akan diberikan kepada sampel untuk diisi oleh responden.

4.5. Pengolahan dan analisa data

Pada penelitian ini, variabel pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang gejala sindroma premenstruasi dianalisa dengan menggunakan tabel. Analisis statistik ini akan dilakukan dengan bantuan komputer dengan perangkat lunak SPSS.


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 6 merupakan sebuah sekolah menengah atas yang terletak di kelurahan Sei Rengas, kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sekolah ini didirikan pada tahun 1965 dengan keluasan halaman 242 m2

Penelitian ini hanya dilakukan pada pelajar perempuan yang berusia antara 16 hingga 19 tahun. Pelajar-pelajar perempuan pada usia ini seharusnya sudah pun mengalami menstruasi. Oleh karena inilah, sampel yang dipilih adalah pelajar-pelajar perempuan berusia antara 16 hingga 19 tahun.

. 15 daripada 26 ruang digunakan untuk kelas teori. Sekolah ini mempunyai seramai 597 orang pelajar yang terdiri dari pelajar laki-laki dan perempuan. Kesemua pelajar-pelajar ini dibagikan kepada 15 kelas dan bagi setiap tingkat, terdapat lima kelas. Setiap kelas pula boleh menempatkan kurang lebih seramai 40 hingga 48 orang pelajar. Sekolah ini mempunyai pelajar yang cukup ramai untuk dilakukan penelitian.


(36)

Tabel 5.1.

Distribusi Jumlah Pelajar SMA Negeri 6 Medan\

Kelas Jumlah Kelas Jumlah Murid Laki-laki

Perempuan Jumlah

Kelas X

Kelas XI IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Kelas XI IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 5 3 2 90 61 25 127 67 30 217 128 5

Jumlah 10 176 224 350

(Profil Sekolah SMA Negeri 6 Medan, Maret 2010)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 5.2.

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Dan Usia Menarche Pelajar Perempuan di SMA Negeri 6 Medan

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%)

Usia 16 17 52 46 49,5 43,8


(37)

18 19 6 1 5,7 1,0 Usia Menarche 10 11 12 13 14 15 6 14 48 23 11 3 5,7 13,3 45,7 21,9 10,5 2,9

Responden dalam penelitian ini adalah pelajar-pelajar perempuan yang berusia antara 16 hingga 19 tahun. Karakteristik pelajar-pelajar perempuan ini dibagikan menurut usia dan usia menarche.

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa usia bagi responden yang paling banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 52 orang (49,5%), sedangkan usia bagi responden yang paling sedikit adalah 19 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%).

Berdasarkan tabel juga didapati bahwa pelajar-pelajar ini mengalami menarche pada usia yang berlainan yaitu pada usia 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 tahun. Paling ramai pelajar perempuan mengalami menarche pada usia 12 tahun yaitu sebanyak 48 orang (45,7%). Paling sedikit dari pelajar-pelajar perempuan ini mengalami menarche pada usia 15 tahun yaitu sebanyak 3 orang (2,9%).


(38)

5.1.3. Pengetahuan Siswi Tentang PMS

Pengetahun siswi dinilai berdasarkan 10 pertanyaan yang mencakup pengetahuan tentang pengertian PMS, penyebab PMS dan gejala-gejala yang dialami semasa PMS.

Tabel 5.3

Penyataan tentang Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS

No Item

Pengetahuan

Benar Salah

(n) (%) (n) (%) 1 Mendengar tentang PMS 76 72,4 29 27,6

2 Pengertian PMS 45 42,9 60 57,1

3 Waktu PMS mula dikeluhkan dan waktu berkurangnya PMS

37 35,2 68 64,8

4 Gejala-gejala PMS 86 81,9 19 18,1 5 Golongan wanita yang mengalami

PMS

58 55,2 47 44,8

6 Tingkat PMS yang berlaku pada setiap wanita

83 79,0 22 21,0

7 Penyebab berlakunya PMS 56 53,3 49 46,7 8 Hormon utama yang berperan 21 20,0 84 80,0


(39)

menyebabkan PMS

9 Tingkat keparahan PMS yang dialami oleh setiap wanita

65 61,9 40 38,1

10 Pernah atau tidak mengalami PMS 70 66,7 35 33,3

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswi yang paling baik adalah mengenai gejala-gejala yang dialami semasa mengalami PMS yaitu sebanyak 86 orang (81,9%) yang menjawab dengan benar, sedangkan pengetahuan siswi yang paling kurang adalah mengenai hormon utama yang menyebabkan berlakunya PMS yaitu hanya sebanyak 21 orang (20%) yang menjawab dengan benar.

Tabel 5.4

Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS

Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)

Tinggi Sedang Kurang

19 68 18

18,1 64,8 17,1

Jumlah 105 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang PMS sebagian besar berpengetahuan sedang dengan jumlah responden 68 orang


(40)

(64,8%) dan bagian terkecil adalah responden yang berpengetahuan kurang berjumlah 18 orang (17,1%).

Tabel 5.5

Perkaitan antara Usia Dengan Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS

TingkatPengetahuan

Total Pengetahuan

Tinggi

Pengetahuan Sedang

Pengetahuan Rendah

Usia 16 9 33 10 52

17 8 30 8 46

18 2 4 0 6

19 0 1 0 1

Total 19 68 18 105

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat kaitan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan mereka tentang PMS. Memandangkan kelompok responden dengan usia 16 tahun adalah yang paling ramai, maka kelompok ini menunjukkan mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang paling tinggi antara keempat-empat kelompok (kelompok usia 16, 17, 18 dan 19 tahun).


(41)

Tabel 5.6

Perkaitan antara Usia Menarche dengan Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS

TingkatPengetahuan

Total Pengetahuan

Tinggi

Pengetahuan Sedang

Pengetahuan Rendah Usia

Menarche

10 1 3 2 6

11 2 10 2 14

12 8 29 11 48

13 6 16 1 23

14 1 8 2 11

15 1 2 0 3

Total 19 68 18 105

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diperhatikan bahwa bukan majoritas siswi yang mengalami menstruasi lebih awal yang mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang PMS. Hal ini dapat dilihat pada tabel, responden yang mengalami menarche pada usia 12 tahun lebih ramai yang mempunyai pengetahuan yang tinggi berbanding responden yang mengalami menarche pada usia lebih awal yaitu pada usia 10 atau 11 tahun.


(42)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi SMA Negeri 6 Medan, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 105 orang siswi. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

5.2.1. Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS

Pada tabel 5.1, didapati bahwa kelas XI dibagikan kepada dua yaitu kelas XI IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan XI IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Seharusnya, untuk hasil penelitian, didapatkan tingkat pengetahuan responden-responden yang belajar di kelas IPA adalah lebih tinggi karena mereka mendapat lebih penyuluhan tentang PMS dalam pembelajaran mereka sehari-hari berbanding responden dari kelas IPS. Proses pembelajaran responden dari kelas IPA adalah tentang ilmu alam yaitu ilmu sains dan dalam ilmu ini tercakup ilmu tentang sistem reproduksi. Maka responden-responden dari kelas ini berkemungkinan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang PMS jika dibandingkan dengan responden-responden dari kelas IPS.

Pada tabel 5.3 dapat didapati bahwa sebagian besar siswi berpengetahuan sedang tentang PMS yaitu sebanyak 68 orang (64,8%) dan sebagian berpengetahuan tinggi yaitu 19 orang (18,1%), dan sebagian kecil lagi berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 orang (17,1%). Hal ini menunjukkan bahwa, secara mayoritas siswi SMA Negeri 6 Medan hanya mempunyai pengetahuan yang sedang tentang PMS.

Hasil penelitian yang menunjukkan siswi-siswi ini memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi berarti mereka telah menerima informasi tentang PMS dalam pembelajaran di sekolah, bacaan mereka sendiri, rakan-rakan yang lebih berpengalaman ataupun ahli keluarga mereka. Sedangkan siswi-siswi yang memiliki


(43)

tingkat pengetahuan kurang disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima ataupun mereka kurang mencari informasi tentang PMS tersebut.

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat mayoritas siswi yaitu 76 orang (72,4%) pernah mendengar tentang sindroma premenstrusi (PMS) walaupun sebagian besar siswi yaitu 60 orang (57,1%) tidak mengetahui definisi sebenar PMS. Hal ini kemungkinan besar adalah karena mereka pernah mendengar tentang PMS dari pembelajaran di sekolah, dari rakan-rakan atau saudara mereka, ataupun dari bahan bacaan mereka sendiri tetapi mereka kurang tahu tentang pengertian PMS yang sebenar berdasarkan definisinya.

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa 60 (57,1%) dari 105 orang responden menjawab dengan salah ataupun tidak tahu tentang pengertian PMS yang sebenar. Hanya 45 orang responden yang menjawab pertanyaan ini dengan benar. Hal ini mungkin dikarenakan bagi mereka pengertian PMS tidak begitu penting asalkan mereka mengetahui tentang apa sahaja akan berlaku ketika mereka mengalami PMS. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan mayoritas siswi tidak menjawab pertanyaan yang selanjutnya dengan benar. 68 orang responden (64,8%) menjawab pertanyaan ini dengan salah atau tidak tahu.

Siswi-siswi berpengetahuan paling tinggi mengenai gejala-gejala PMS karena gejala-gejala ini paling sering berlaku pada mereka walaupun mereka sebenarnya kurang mengetahui pengertian dan pada siapa sahaja PMS ini berlaku. 86 orang responden (81,9%) menjawab pertanyaan ini dengan benar dan hanya 19 orang (18,1%) sahaja yang menjawab dengan salah atau tidak tahu. Responden yang menjawab dengan salah atau tidak tahu ini berkemungkinan tidak pernah mengalami gejala-gejala seperti yang dinyatakan di dalam kuesioner.


(44)

Lebih dari setengah dari jumlah semua responden yaitu sebanyak 56 orang (53,3%) menjawab dengan benar pertanyaan tentang penyebab berlakunya PMS dan 49 orang (46,7%) menjawab dengan salah atau tidak tahu. Kemungkinan hal ini adalah karena responden-responden ini mengalami PMS tetapi mereka menganggap perkara ini normal dan tidak perlu mencari tahu lebih lanjut tentang penyebab mengapa berlakunya PMS ini.

Berdasarkan tabel 5.3, dapat dilihat bahwa 84 orang (80%) responden tidak mengetahui hormon utama yang menyebabkan berlakunya PMS. Menurut Tortora (2006), estrogen membantu perkembangan dan pengekalan (maintenance) struktur reproduktif wanita, karakteristik seks sekunder dan payudara. Karakteristik seks sekunder termasuklah distribusi jaringan adipos pada payudara, abdomen, mons pubis, dan panggul, suara (voice pitch), pelvis yang lebar, dan pertumbuhan rambut di kepala dan tubuh. Ketidaksimbangan hormon ini didalam tubuh seorang wanita merupakan penyeab berlakunya PMS.

Lebih dari setengah dari responden yaitu sebanyak 65 orang (61,9%) responden mengetahui tingkat keparahan PMS yang berlaku pada setiap wanita dan selebihnya menjawab dengan salah atau tidak tahu. Hal ini berkemungkinan mereka menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tidak semestinya responden yang mengalami menarche pada usia yang lebih muda akan mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tentang PMS. Hal ini adalah berkemungkinan karena walaupun mereka mengalami menarche yang lebih awal tetapi mereka kurang mendapat informasi tentang PMS dan mungkin juga mereka tidak mengalami PMS yang begitu ketara sehingga perkara tersebut hanya dipandang ringan. Hal ini juga berkemungkinan mereka beranggapan bahwa itu adalah sesuatu normal dan semua orang mengalami perkara yang sama. Oleh itu, perkara tersebut tidak begitu diambil berat.


(45)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui punca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, dari petugas kesehatan maupun dari pihak media cetak. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan tentang PMS diperoleh sebagian besar berpengetahuan sedang sebanyak 68 orang (64,8%), sebanyak 19 orang (18,1%) berpengetahuan tinggi dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang (17,1%).

b. Rata-rata usia menarche pada siswi SMA Negeri 6 Medan adalah 12 tahun dan siswi-siswi ini juga mayoritasnya mengalami menarche pada usia 12 tahun yaitu sebanyak 48 orang (45,7%).

c. Pengetahuan siswi-siswi SMA Negeri 6 Medan terhadap gejala PMS yang mereka alami adalah sedang berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuesioner penelitian, mayoritas siswi mengalami pengetahuan sedang tentang PMS.

6.2. Saran

a. Bagi siswi SMA Negeri 6 Medan

Bagi siswi SMA Negeri 6 Medan yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang PMS ini, diharapkan dapat meneruskan usaha untuk mengetahui lebih banyak tentang PMS. Bagi yang mempunyai pengetahuan sedang yaitu mayoritas siswi, mereka digalakkan untuk lebih banyak membaca tentang PMS serta lebih rajin untuk bertanya pada guru-guru di sekolah ataupun pada


(47)

ahli keluarga yang lebih berpengalaman. Bagi siswi yang kurang pengetahuannya tentang PMS diharapkan dapat mengkaji dengan lebih lanjut tentang PMS ini karena ada kemungkinan bahwa PMS yang anda alami tersebut adalah tidak normal dan memerlukan pemeriksaan lanjut.

b. Bagi peneliti

Bagi peneliti dimasa yang akan datang dapat dilakukan dibeberapa lokasi dan dilakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan PMS ini.

c. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah terutamanya guru-guru dapat membantu siswi-siswi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai PMS dengan memberikan penyuluhan tentang PMS di dalam kelas. Hal ini dapat membantu memberitahu siswi-siswi tentang gejala-gejala PMS dan memberikan informasi bahwa PMS yang mereka alami tersebut adalah normal atau tidak.

d. Bagi petugas kesehatan

Tenaga kesehatan boleh mempertahankan dan mempertingkatkan penyuluhan tentang PMS dengan meluangkan masa untuk pergi kesekolah-sekolah untuk memberi penyuluhan dan penerangan tentang PMS.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, K, 2009. Acne, Atlanta Center for Dermatologic Disease. Available from: 14 April 2010].

Bryanti, M., Truesdale, K. P. & Dye L, 2006. Modest changes in dietary intake across the menstrual cycle: implications for food intake research. USA: University of North Carolina. Available from:

[Accessed 13 April 2010].

Dye, L, & Blundell, J. E., 1997. Menstrual cycle and appetite control: implications for weight regulation. UK: University of Leeds. Available from: Emilia, O, 2008. Premenstrual syndrome (PMS) and premenstrual dysphoric

disorder (PMDD) in Indonesian women. Gadjah Mada University Yogyakarta. Available from:


(49)

Hill, M, 2010. Human Menstrual Cycle. Sydney: The University of New South

Wales. Available from:

[Accessed 18 March 2010].

Knowmycycle.com, 2008. Hormones and Their Roles. Wyeth Pharmaceuticals Inc., Philadelphia. Available from:

Levy, S, 2009. Adolescent. USA: The Merck Manuals Online Medical Library. Available from:

Levy, S, 2009. Physical and Sexual Development. USA: The Merck Manuals Online

Medical Library. Available from:

April 2010].

Morley, J. E., 2006. Endocrine Function. USA: The Merck Manuals Online Medical

Library. Available from:


(50)

Rapkin, A. J. & Winer S. A., 2009. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder: Quality of Life and Burden of Illness. USA:

California. Available from:

[Accessed 14 March 2010].

Rosenblatt, P. L., 2007. Menstrual Cycle. USA: The Merck Manuals Online Medical

Library. Available from:

March 2010].

Stöppler, M, C., 2007. Premenstrual Syndrome (PMS). MedicineNet. Available

from:

[Accessed 18 March 2010].

Storck, S., 2008. Premenstrual Syndrome. Washington: University of Washington

School of Medicine. Available from:

13 April 2010].

Sudigdo, S, 2008 . Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan ketiga. CV. Sagung Seto. Jakarta.

The Weight Watchers Research Department, 2009. Menstrual Cycle and Weight. Weight Watchers International. Available from:


(51)

Tortora, G. J. & Derrickson B., 2006. Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons. United States of America.

Wahyuni, A, 2007. Statistika Kedokteran. Bamboedoea Communication. Jakarta Timur.

WebMD Medical, 2009. Breast Pain (Mastalgia). LLC. Available from:

[Accessed 13 April 2010].

WHO, 2009. Adolescent Health and Development. WHO Regional Office for

South-East Asia. Available From:


(52)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Hajar Binti Ramli

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 01 November 1988

Agama : Islam

Alamat : 6457, Kampung Tasek Junjong, 14120 Simpang Ampat, Seberang Prai Selatan, Pulau Pinang, Malaysia.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Junjong, Kulim, Kedah.

2. Maktab Mahmud Cawangan Yan, Yan, Kedah.

3. Maktab Rendah Sains Mara PDRM, Kulim, Kedah.

4. Premed Allianze College of Medical Sciences (ACMS).


(53)

Riwayat Pelatihan : 1. Seminar and Training in Presentation of Research Proposal

2. Seminar How to Be a Professional Doctor Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa USU

2. Pertubuhan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM)


(54)

LAMPIRAN II Informed Consent

Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan tentang Gejala Sindroma Premenstruasi

Saya adalah peneliti dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat pengetahuan para siswi tentang gejala sindroma premensruasi.

Untuk mendukung penelitian ini, saya menyebarkan kuesioner ini untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis. Oleh karena itu, saya berharap kesediaan setiap partisipan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Setiap data yang ada dalam kuesioner ini tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya akan digunakan sebagai penelitian.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar. Anda bebas memilih jawaban yang Anda rasakan benar. Pertanyaan terdiri dari beberapa tipe, pilihlah jawaban yang diberikan.


(55)

Responden, Peneliti,


(56)

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITITAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 6 MEDAN TENTANG SINDROMA PREMENSTRUASI

I. Identitas Responden 1. Nama:

2. Usia:

3. Tanggal Lahir:

4. Usia Ketika Pertama Kali Haid:

II. Data Khusus Pengetahuan

Tandakan (X) pada jawaban pilihan Anda.

1. Adakah Anda pernah mendengar tentang sindroma premenstruasi? (A) Ya

(B) Tidak (C) Tidak Tahu

2. Sindroma premenstruasi (PMS) adalah:

(A) Gejala yang dialami oleh seorang wanita sebelum mengalami menstruasi (B) Gejala yang dialami oleh seorang wanita ketika mengalami menstruasi (C) Gejala yang dialami oleh seorang wanita setelah mengalami menstruasi (D) Tidak Tahu


(57)

3. Sindroma prementruasi

(A) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan semakin berkurang dengan meningkatnya usia

(B) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan semakin bertambah dengan meningkatnya usia

(C) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan berlanjutan seiring dengan meningkatnya usia

(D) Tidak Tahu

4. Antara gejala-gejala sindroma premenstruasi yang normal adalah senggugut, nyeri payudara, mudah marah, peningkatan nafsu makan, kebimbangan dan depresi.

(A) Benar (B) Salah (C) Tidak Tahu

5. Sindroma premenstruasi

(A) Hanya berlaku pada wanita yang berusia muda (B) Hanya berlaku pada wanita yang berusia tua (C) Berlaku pada semua wanita

(D) Tidak Tahu

6. Setiap wanita mengalami

(A) Sindroma premenstruasi yang ringan (B) Sindroma premenstruasi yang berat

(C) Sindroma prementruasi yang kadang-kadang ringan dan kadang-kadang berat


(58)

7. Sindroma premenstruasi timbul oleh karena

(A) Perubahan regulasi hormon-hormon di dalam tubuh (B) Hormon-hormon di dalam tubuh berubah fungsinya (C) Hormon-hormon di dalam tubuh mengalami pengurangan (D) Tidak Tahu

8. Hormon-hormon utama yang menyebabkan berlakunya sindroma premenstruasi ini adalah:

(A) Estrogen (B) Progesteron (C) Testosteron (D) Tidak Tahu

9. Sindroma premenstruasi yang dialami oleh setiap wanita (A) Berat sehingga mengganggu aktivitas seharian

(B) Ringan dan tidak mengganggu aktivitas seharian (C) Bisa berat atau ringan

(D) Tidak Tahu

10. Pernahkan Anda mengalami sindroma premenstruasi? (A) Ya

(B) Tidak (C) Tidak Tahu


(59)

Keterangan Kuesioner Nomor

Soal

Pilihan Jawaban Skor

1 A

B C

1 0 0

2 A

B C D 1 0 0 0

3 A

B C D 1 0 0 0

4 A

B C

1 0 0

5 A

B C D 0 0 1 0

6 A

B

0 0


(60)

C D

1 0

7 A

B C D 1 0 0 0

8 A

B C D 1 0 0 0

9 A

B C D 0 0 1 0

10 A

B C

1 0 0


(61)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.790 0.836 0.496 0.836 0.746 0.496 0.836 0.694 0.492 0.523 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0.871 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel


(1)

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITITAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 6 MEDAN TENTANG SINDROMA PREMENSTRUASI

I. Identitas Responden 1. Nama:

2. Usia:

3. Tanggal Lahir:

4. Usia Ketika Pertama Kali Haid:

II. Data Khusus Pengetahuan

Tandakan (X) pada jawaban pilihan Anda.

1. Adakah Anda pernah mendengar tentang sindroma premenstruasi? (A) Ya

(B) Tidak (C) Tidak Tahu

2. Sindroma premenstruasi (PMS) adalah:

(A) Gejala yang dialami oleh seorang wanita sebelum mengalami menstruasi (B) Gejala yang dialami oleh seorang wanita ketika mengalami menstruasi (C) Gejala yang dialami oleh seorang wanita setelah mengalami menstruasi (D) Tidak Tahu


(2)

3. Sindroma prementruasi

(A) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan semakin berkurang dengan meningkatnya usia

(B) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan semakin bertambah dengan meningkatnya usia

(C) Mula dikeluhkan pada usia remaja dan berlanjutan seiring dengan meningkatnya usia

(D) Tidak Tahu

4. Antara gejala-gejala sindroma premenstruasi yang normal adalah senggugut, nyeri payudara, mudah marah, peningkatan nafsu makan, kebimbangan dan depresi.

(A) Benar (B) Salah (C) Tidak Tahu

5. Sindroma premenstruasi

(A) Hanya berlaku pada wanita yang berusia muda (B) Hanya berlaku pada wanita yang berusia tua (C) Berlaku pada semua wanita

(D) Tidak Tahu


(3)

7. Sindroma premenstruasi timbul oleh karena

(A) Perubahan regulasi hormon-hormon di dalam tubuh (B) Hormon-hormon di dalam tubuh berubah fungsinya (C) Hormon-hormon di dalam tubuh mengalami pengurangan (D) Tidak Tahu

8. Hormon-hormon utama yang menyebabkan berlakunya sindroma premenstruasi ini adalah:

(A) Estrogen (B) Progesteron (C) Testosteron (D) Tidak Tahu

9. Sindroma premenstruasi yang dialami oleh setiap wanita (A) Berat sehingga mengganggu aktivitas seharian

(B) Ringan dan tidak mengganggu aktivitas seharian (C) Bisa berat atau ringan

(D) Tidak Tahu

10. Pernahkan Anda mengalami sindroma premenstruasi? (A) Ya

(B) Tidak (C) Tidak Tahu


(4)

Keterangan Kuesioner Nomor

Soal

Pilihan Jawaban Skor

1 A

B C

1 0 0

2 A

B C D

1 0 0 0

3 A

B C D

1 0 0 0

4 A

B C

1 0 0

5 A

B

0 0


(5)

C D

1 0

7 A

B C D

1 0 0 0

8 A

B C D

1 0 0 0

9 A

B C D

0 0 1 0

10 A

B C

1 0 0


(6)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.790 0.836 0.496 0.836 0.746 0.496 0.836 0.694 0.492 0.523 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0.871 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel