namun mengalami kerusakan. Kerusakan sel inilah yang menyebabkan sel normal berubah menjadi kanker.
2
Efek stokastik dapat muncul dalam kelompok orang yang terpapar secara acak. Tinggi rendahnya dosis yang diterima kelompok tidak mempengaruhi keparahan efek
stokastik yang muncul baik somatik maupun genetik, melainkan berpengaruh pada frekuensi tertentu dalam suatu kelompok yang terpapar sinar-x. Terdapat empat ciri khas
efek stokastik yakni: 1 tidak mengenal adanya dosis ambang, 2 timbulnya efek setelah melalui masa tunda yang lama 3 keparahannya tidak bergantung pada dosis
radiasi, 4 tidak adanya penyembuhan spontan.
2
3.2 Efek Determinastik
Efek determinastik terjadi pada kasus-kasus dengan tingkat radiasi yang tinggi dan menjadi lebih parah saat ekspos ditingkatkan. Efek ini berkaitan dengan ekspos
dalam jangka waktu pendek akut dengan tingkat radiasi yang tinggi. Efek ini mengenal adanya dosis ambang dimana dengan dosis tertentu dapat menimbulkan efek
determinastik. Namun efek determinastik ini tidak menimbulkan kanker. Kemunculan efek ini ditandai dengan adanya keluhan baik umum maupun lokal yang sulit dibedakan
dengan penyakit-penyakit lainnya. Keluhan umum dapat berupa: nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah, demam, keringat berlebihan hingga terjadi shock.
Beberapa saat kemudian timbul keluhan yang lebih khusus seperti: nyeri perut, rambut rontok, shock hingga kematian. Sedangkan keluhan lokal yang biasanya muncul adalah
erythema akibat paparan radiasi sebesar 3000-6000 mSv, pedih, gatal, bengkak, kulit
Universitas Sumatera Utara
melepuh, memborok hingga kerontokan rambut akibat paparan sebesar 6000-12.000 mSv. Jumlah limfosit dalam darah berkurang pada jam-jam pertama setelah terjadinya
pemaparan dosis tinggi. Oleh karena itu, penurunan jumlah sel limfosit dipakai sebagai parameter untuk mengetahui tinggi rendahnya dosis radiasi yang diterima oleh tubuh.
1,2,4
Terdapat empat ciri khas efek determinastik yakni: 1 mempunyai dosis ambang, 2 timbul beberapa saat setelah peneriman dosis radiasi 3 keparahan efek
bergantung pada dosis radiasi yang diterima 4 dapat dilakukan penyembuhan spontan bergantung pada dosis yang diterima.
2
Efek radiasi juga dapat berpengaruh pada rongga mulut yang menerima ekspos radiasi yang berlebihan sebagai komplikasi terapi radiasi pada kepala dan leher. Namun
komplikasi pada rongga mulut karena pemakaian radiologi dental jarang bermanifestasi. Efek jangka pendek akut yang terjadi dalam rongga mulut dalam jangka pendek
yakni:
1,6-8,11,13
1. Gangguan perkembangan gigi
Dari beberapa kasus yang pernah dilaporkan oleh Rushton 1947, Stafne 1947, Brown 1949, Bruce dan Stafne 1950 dapat disimpulkan bahwa radiasi dapat
merusak benih gigi sehingga gigi tidak dapat terbentuk, gigi permanen tidak tumbuh sempurna ataupun akar gigi permanen tidak tumbuh sempurna walapun ekspos
radiasi terjadi setelah pembentukan makhota telah sempurna. Hal yang mungkin dapat terjadi lainnya adalah kalsifikasi prematur gigi dan pada beberapa keadaan
dapat terjadi erupsi dini gigi yang terkena radiasi. Biasanya kelainan tersebut
Universitas Sumatera Utara
muncul secara kombinasi seperti pada gambar 1. Pada tahun 1963 Gorlin dan Meskin juga melaporkan terjadinya hipoplasia enamel pada pasien yang menerima
terapi radiasi pada umur 9 bulan. Pada tahun yang sama, Kilemorf dkk juga menemukan bahwa benih gigi yang terpapar radiasi saat periode perkembangan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan perkembangan ataupun dapat menghalangi perkembangan gigi pada setiap tahap perkembanganya. gambar 1
2. Xerostomia dan karies dental
Radiasi yang diserap tubuh secara keseluruhan ataupun lokal dapat menganggu produksi saliva pada kelenjar saliva minor maupun mayor secara ireversibel. Dosis
20 Gy dapat menyebabkan terjadinya perubahan konsistensi pada saliva menjadi agak kental. gambar 2
Gambar 1. Tertahannya perkembangan akar gigi yang disebabkan terapi radiasi pada anak berumur 8 tahun. a gigi permanen berada pada tahap berkembang dan kalsifikasi sesuai dengan
umur kronologisnya, namun gigi inicisivus dan molar pertama mengalami kalsifikasi komplit. b saat berumur 9 tahun. Akar kaninus, premolar dan molar dua lebih pendek dari normal.
11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Karies servikal yang disebabkan terapi radiasi. Gambar diambil kurang dari setahun setelah terapi radiasi.
11
3. Mukositis
Salah satu gejala dari komplikasi terapi radiasi adalah mukositis yang muncul 12-17 hari setelah awal terapi. Inflamasi mukosa tergantung dari variasi dosis, ukuran
target dan durasi terapi. Mukositis oral dapat muncul dari eritema ringan hingga ulserasi yang parah. Bahan kemoterapi seperti procabazine, methotrexanate dan
sebagainya dapat memperparah gejala ini. Sampai sekarang belum ada pengobatan untuk mencegah terjadinya mukositis.
4. Kandidiasis
Salah satu efek akut dari radiasi yang berhubungan dengan mukositis oral adalah kandidiasis. Kolonisasi ragi pada jaringan yang rusak dapat memperhebat efek
simtomatik radiasi pada mukosa. Seorang praktisi haruslah mengetahui adanya jenis-jenis kandida yakni tipe pseudomembranosus, hiperplastik kronis dan chielitis
kronis. Infeksi-infeksi tersebut harus disingkirkan untuk mengurangi mukositis yang terjadi dan kemungkinan infeksi sampai ke gastrointestinal.
5. Infeksi bakteri
Universitas Sumatera Utara
Infeksi lokal dapat menyebabkan terjadinya sialodenitis, periodontitis, abses, perikoronitis ataupun penyebab ulserasi lainnya. Perawatan secara empiris dengan
antibiotika biasanya dapat dilakukan, namun pada lesi periodontal diperlukan debridement tambahan. Kavitas oral dapat menjadi pintu masuk infeksi-infeksi
sistemik. Oleh karena itu, obat kumur klorheksidin perlu diberikan kepada pasien tersebut.
Efek jangka panjangkronis yang biasa terjadi pada rongga mulut setelah terpapar radiasi yakni:
6,8,11,15
1. Osteoradionekrosis
Osteoradionekrosis adalah suatu proses devitalisasi pada tulang yang disebabkan oleh karena radiasi ionisasi pada perawatan terapi radiasi ataupun pada daerah yang
terkena deposisi radionuklida. Tingkat radiasi yang tinggi menyebabkan meningkatnya peradangan sehingga terjadi iskemi dan terjadi kematian tulang yang
tidak terdistribusi peredaran darah. Kematian sel-sel pada osteosit dan osteoblas dapat menyebabkan osteoporosis sehingga dapat terjadi osteonekrosis. Secara
klinis, osteoradionekrosis ini biasanya berkembang dari periode 4 bulan hingga bertahun-tahun. Penyakit ini tidak memiliki terapi yang khusus. Osteoradionekrosis
terlihat pada gambar 3. 2.
Gangguan tulang yang sedang berkembang Kurang berkembangnya mandibula sehingga menyebabkan terjadinya wajah yang
asimetris pernah dilaporkan oleh Dechaume dkk pada tahun 1951 dan Donohue dkk pada tahun 1965 melaporkan sebuah kasus penyusutan ukuran rahang. Pada tahun
Universitas Sumatera Utara
1966, Adkins melakukan eksperimen pada binatang yang menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan retardasi perkembangan pada mandibula tikus yang
menerima ekspos radiasi ionisasi sebesar 1000 R.
Gambar 3. Osteoradionekrosis setelah menjalani terapi radiasi selama 5 tahun.
11
Universitas Sumatera Utara
Bab 4
Proteksi Radiasi
Sinar-x dapat menyebabkan terjadinya perubahan biologis pada sel-sel hidup dan membahayakan semua jaringan ditubuh manusia. Dengan mengunakan proteksi
radiasi yang baik, jumlah radiasi yang diterima dapat dikurangi.
1
4.1 Proteksi Terhadap Pasien