7 balik Harnovi 2011. Rumus untuk menghitung daya listrik adalah sebagai
berikut: P = V I
Keterangan: P = Daya watt V = Perbedaan potensial Volt
I = Kuat arus Ampere Pengukuran terhadap voltase dan kuat arus dilakukan pada pukul 07.00,
13.00, dan 19.00 WIB setiap harinya, hanya pada hari pertama, ke-10, dan ke-20 pengukuran dilakukan setiap 3 jam. Alat yang digunakan untuk mengukur voltese
dan kuat arus listrik adalah Tang Ampere. Arus listrik diukur dengan colokan pendeteksi arus listrik dari Tang Ampere, sedangkan voltase diukur dengan
penjepit ujung paling atas pada Tang Ampere.
2.4.2 Parameter Kualias Air: DO, Suhu, pH, Total Amoniak Nitrogen TAN, CO
2
, dan Salinitas.
Pengukuran DO dan suhu dilakukan pada pukul 07.00, 14.30, dan 22.00 WIB setiap harinya; hanya pada hari pertama, ke-10, dan ke-20 pengukuran
dilakukan 3 jam sekali. Pengukuran kualitas air selain DO dan suhu dilakukan pada hari pertama, ke-7, ke-14, dan ke-20. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
alat dan metode yang digunakan pada pengukuran parameter kualitas air. Tabel 1 Alat dan metode yang digunakan dalam pengukuran parameter fisika
dan kimia air
Parameter Satuan
AlatMetode Suhu
o
C DO meter
Ph -
pH meter DO
mgLiter DO meter
TAN mgLiter
Spektrofotometer CO
2
mgLiter Titrasi
Salinitas gLiter
Refraktometer
2.4.3 Laju Transfer oksigen Oxygen Transfer Rate, OTR
Oxygen Transfer Rate OTR menggambarkan seberapa besar oksigen yang ditransfer dari udara ke dalam perairan melalui kinerja aerator. Stuckenberg
et al. 1977 dalam Boyd 1982 membahas prosedur baku untuk mengevaluasi berbagai alat aerasi dengan menghilangkan oksigen dalam air terlebih dahulu
dengan Na
2
SO
3
dengan dosis 7,9 mgLiter untuk menghilangkan 1 mgLiter
8 oksigen terlarut, untuk memastikan oksigen hilang sempurna umumnya
ditambahkan 1,5-2 kali dari dosis. Biasanya OTR maupun E diukur pada suhu 20
o
C dan pada oksigen 0 mgLiter. Namun dapat juga menghitung OTR pada suhu yang lainnya. Pada penelitian ini, OTR diukur pada wadah yang berukuran
60 cm x 35 cmx 25 cm. 1 wadah untuk high-blow menggunakan SES, 1 wadah untuk high-blow menggunakan SEP, dan 1 wadah untuk kontrol tanpa diaerasi
menggunakan high-blow. Waktu yang digunakan adalah 0,5 jam, dengan suhu 26
o
C. Eckenfelder and Ford 1968 dalam Boyd 1982 menyajikan persamaan
berikut untuk menghitung koefisien transfer oksigen : K
L
a 20 = Keterangan:
K
L
a 20 = koefisien transfer pada suhu 20
o
C jam Cs
= kejenuhan dengan oksigen mgLiter C1
= konsentrasi oksigen awal mgLiter C2
= konsentrasi oksigen akhir mgLiter t1
= waktu awal aerasi jam t2
= waktu akhir aerasi jam Nilai K
L
a 20 dapat dipakai untuk menghitung nilai KLa untuk suhu lain yaitu K
L
a T dengan rumus: K
L
a T = K
L
a 20 x 1,024
T-20
K
L
a T = x 1,024
T-20
Keterangan: K
L
a T = koreksi oksigen transfer pada suhu yang diinginkan jam
T = suhu °C
Setelah penghitungan koefisien transfer oksigen, kemudian dilanjutkan dengan penghitungan jumlah oksigen yang ditransfer persatuan waktu dengan
OTR 20 dengan sebagai berikut: OTR 20 = K
L
a 20 x Cs x volume tangki Liter : 10
6
mgkg Sehingga rumus untuk menghitung OTR di suhu yang lain adalah:
OTR T = K
L
a T x Cs x volume tangki Liter : 10
6
mgkg
9 Keterangan :
OTR T = oksigen yang ditransfer persatuan waktu pada suhu yang
diinginkan kg O
2
jam K
L
a T = koreksi oksigen transfer pada suhu yang diinginkan jam
Cs = kejenuhan oksigen untuk suhu dan tekanan yang ada mgLiter
2.4.4 Efektivitas Alat Aerasi E