TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Penelitian
9 Tabel 2 Beberapa hasil penelitian biomassa dan C tersimpan pada vegetasi di
lahan gambut biomassa di atas permukaan Studi
Lokasi Tipe hutan
Biomassa tonha
C tersimpan tonha
Jaya et al. 2005 Kalteng
Rawa gambut alam
583 268,18
Waldes and Page 2002
DAS Sebangau,
Kalteng Rawa gambut
campuran 312
143,52
Kaneko 1992 Thailand
Hutan gambut
287 - 491 132,02 ā 225,86
Sumber : Jaya et al. 2007
Pada kondisi hutan alam bekas tebangan dan sekunder, jumlah pohon menurut kelas diameter memiliki persebaran yang membentuk grafik huruf āJā
terbalik menunjukkan bahwa jumlah pohon berdiameter kecil lebih banyak dibandingkan pohon yang berdiameter besar. Vegetasi dengan kelas diameter 5-15
cm dan 65 cm ke atas lebih banyak dijumpai pada hutan bekas tebangan dibandingkan pada hutan sekunder. Sedangkan vegetasi dengan kelas diameter
15-65 cm lebih banyak dijumpai pada hutan sekunder. Hal ini menggambarkan bahwa pada hutan bekas tebangan dapat dijumpai lebih banyak pohon berdiameter
besar dan lapisan bawah understorey didominasi oleh anakan pohon pohon tingkat semai. Untuk sebaran cadangan karbon menurut kelas diameter pada
kedua tipe hutan alam memiliki pola sebaran yang berbeda. Pada hutan bekas tebangan, simpanan karbon terbanyak ditemukan pada pohon-pohon dengan kelas
diameter 75 cm. Meskipun jumlah pohonnya lebih sedikit, kandungan biomassanya mencapai 81,22 tonha sehingga cadangan karbonnya adalah 40,61
tonha. Jumlah karbon tersimpan terbanyak kedua dan ketiga adalah kelas diameter 65-75 cm dan 15-25 cm yang masing-masing memiliki cadangan karbon
sebesar 20,25 tonha dan 18,95 tonha Rochmayanto 2008. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan cadangan karbon di hutan rawa gambut yang berkategori
relatif baik pada kawasan eks Proyek Lahan Gambut PLG di Kalimantan Tengah yang menyebutkan bahwa biomassa dan karbon vegetasi terkonsentrasi pada kelas
diameter kecil yaitu 2-10 cm Jaya et al. 2007.
10 Total cadangan karbon biomassa di atas permukaan di hutan alam gambut
di Kabupaten Pelalawan, Riau sebesar 126,01 tonha untuk hutan bekas tebangan dan 83,49 tonha untuk hutan sekunder Rochmayanto 2008. Jumlah tersebut
ternyata berbeda jauh dengan hasil penelitian Jaya et al. 2007, yang menyebutkan bahwa cadangan karbon hutan gambut di Kalteng sebesar 268,18
tonha. Perbedaan tersebut selain disebabkan oleh perbedaan ekosistem antar lokasi penelitian, juga dapat diakibatkan oleh perbedaan persamaan allometrik
yang digunakan dan ukuran plot yang digunakan. Jaya et al. 2007 menggunakan persamaan allometrik yang dikembangkan oleh Yamakura et al. 1986, sementara
penelitian Rochmayanto 2008 menggunakan persamaan allometrik menurut Murdiyarso et al. 2004.
Sebagai perbandingan lainnya, Brown 1997 melaporkan hasil studinya tentang kandungan biomassa vegetasi di atas permukaan pada beberapa daerah
tropis kering. Di hutan primer Kamerun Afrika tercatat biomassa atas permukaan sebesar 310 tonha dengan cadangan karbon sebesar 155 tonha. Di
hutan sekunder Nicaragua Amerika dilaporkan biomassa atas permukaan sebesar 183 tonha dan cadangan karbon sebesar 91,5 tonha. Di Malaysia, pada hutan
rawa tercatat kandungan biomassa atas permukaan sebesar 220 tonha dengan cadangan karbon sebesar 110 tonha. Rata-rata cadangan karbon hutan gambut
pada biomassa hidup di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara sebesar 77 tonha FAO 2006. Adanya variasi berbagai laporan tersebut dapat diduga
sebagai akibat perbedaan metode, tingkat kedetilan perhitungan dan perbedaan ekosistem.