112 pada hutan gambut bekas kebakaran adalah sebesar 3,70 ton Chatahun atau
setara 13,57 ton CO
2
ekuivalenhatahun.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
a.
Spesies-spesies tanaman seperti Ilex cymosa Blume., Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. dan Cratoxylon arborescens Bl. yang memiliki
tingkat keberadaan disemua klaster penelitian dapat dijadikan pilihan spesies untuk upaya rehabilitasi hutan gambut kritis.
b.
Nilai tingkat serapan karbon yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk penghitungan emisi dengan metode nett emission.
c.
Hasil persamaan allometrik yang diperoleh dapat digunakan pada areal hutan gambut kritis akibat kebakaran di Kalimantan Tengah.
d.
Meminimalisir subsidensi penurunan kedalaman gambut dan peningkatan fungsi hidrologi gambut hendaknya dilakukan oleh pengelola Hutan Tanaman
Industri HTI dan perkebunan di lahan gambut sebagai usaha konservasi ekosistem gambut yang lebih baik.
e.
Bagi pengambil kebijakan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar ilmiah untuk mendukung program moratorium pada hutan gambut dan lahan
gambut.
113
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho WC, Sidiyasa K. 2006. Model pendugaan biomassa pohon mahoni Swietenia macrophylla King di atas permukaan tanah. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam. Vol. III No.1 : 103-117. Adhi IPGW. 1988. Physical and chemical characteristic of peat soil of Indonesia.
Ind. Agric. Res. Dev. J. 10:59-64. Agus F. 2007. Potensi dan emisi karbon di lahan gambut. Di dalam: Bunga
Rampai Konservasi Tanah dan Air, Seminar MKTI-2 Tahun 2007. Bogor: MKTI.
Agus F, Subiksa IGM. 2008. Lahan gambut: Potensi untuk pertanian dan aspek lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre
ICRAF. Andriesse JP. 1988. Nature and management of tropical peat soils. FAO Soils
Bulletin 59. Anonim. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.68Menhut-II2008
tentang Penyelenggaraan Demonstration Activities Pengurangan Emisi Karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan.
Anonim. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 30Menhut-II2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
REDD. Anonim. 2011. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional. Anonim. 2011. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Anonim. 2011. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011
tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut .
Anonim. 2012. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.20Menhut-II2012 tentang Penyelenggaraan Karbon Hutan.
Bechtold W, Tkacz B, Riitters K. 2007. The historical background, framework and application of forest health monitoring in the United States.
International Symposium on Forest Health Monitoring. Seoul. Brown S. 1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forests: a
primer UN FAO Forestry Paper 134, Rome, pp 55. http:www.fao.orgdocrepW4095EW4095E00.htm