Hasil analisis yang disajikan pada tabel 3 dan 9 menunjukkan bahwa kadar C-organik yang terikat pada kedua jenis tanah mengalami peningkatan setelah
dilakukan penambahan kompos. Kadar C-organik yang terikat Fe dan Al sebelum penambahan kompos adalah 0.38 dan mengalami peningkatan menjadi 0.94
setelah dilakukan penambahan kompos kotoran ayam. Begitu juga dengan kadar C-organik terikat klei yang mengalami peningkatan setelah penambahan kompos
kotoran ayam. Nilai kadar C-organik terikat klei secara berurut adalah 2.10 dan 3.96 .
Kadar C-organik terikat Fe dan Al pada kedua jenis tanah meningkat seiring dengan bertambahnya masa inkubasi. Sedangkan kadar C-organik terikat
klei memiliki perbedaan antara kedua jenis tanah, tanah Latosol Dramaga mengalami penurunan kadar C-organik terikat klei seiring masa inkubasi
sedangkan tanah Andosol Sukamantri mengalami peningkatan dengan bertambahnya masa inkubasi. Namun, ada perbedaan pada tanah Latosol Dramaga
dengan kedalaman 6-27 cm yang ditutupi oleh kebun campuran, kadar C-organik terikat kleinya mengalami peningkatan pada inkubasi 2 bulan dan mengalami
penurunan di akhir inkubasi. Demikian juga dengan tanah Andosol Sukamantri yang memiliki perbedaan pada lahan yang ditutupi tegalan dengan kedalaman 25-
50 cm, kadar C-organik terikat kleinya telah mengalami penurunan pada akhir inkubasi. Hal ini berkaitan erat dengan kapasitas tanah dalam mengikat bahan
organik tanah. Pada suatu kondisi, koloid tanah akan mencapai batas maksimum, tanah
dan klei tidak memiliki kapasitas jerapan yang tidak terhingga infinite, tetapi cepat atau lambat akan jenuh Tan, 1992.
4.2.3 Perubahan Kadar C-organik Tanah setelah Penambahan Kompos
Jerami berdasarkan Masa Inkubasi
Hasil analisis kadar total C-organik setelah penambahan kompos jerami disajikan pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa kadar total C-
organik tanah mengalami peningkatan setelah dilakukan penambahan kompos kotoran jerami pada kedua jenis tanah. Pada tanah Latosol Dramaga, kadar total
C-organik mengalami peningkatan dari 2.56 menjadi 5.27 . Pada tanah Andosol Sukamantri juga mengalami peningkatan kadar total C-organik dari 9.43
menjadi 10.98 setelah dilakukan penambahan kompos jerami. Peningkatan kadar total C-organik terjadi pada lapisan atas dan bawah kedua jenis tanah.
Tabel 10. Kadar Total C-Organik setelah Penambahan Kompos Jerami
Jenis tanah Tutupan
lahan Kedalaman
cm Tanpa Kompos
Kompos Jerami Masa Inkubasi
bulan Masa Inkubasi
bulan 1
2 3
1 2
3 Latosol
Dramaga Tegalan
0-13 13-36
2.56 1.36
2.44 1.10
1.88 1.04
5.27 3.69
4.30 2.94
3.49 2.84
Kebun Campuran
0-6 6-27
4.38 2.26
4.50 2.17
3.27 1.90
6.22 3.39
5.41 3.52
4.40 3.45
Andosol Sukamantri
Tegalan 0-25
25-50 9.43
4.93 10.17
6.42 10.82
6.90 10.98
5.70 11.63
7.47 12.57
8.23 Kebun
Campuran 0-20
20-40 11.56
7.02 12.03
7.47 12.76
8.79 12.35
7.49 12.98
7.96 14.48
9.46 merupakan gabungan dari C-organik bebas, terikat Fe dan Al serta terikat klei
Seiring bertambahnya masa inkubasi tanah, kadar total C-organik tanah Latosol Dramaga mengalami penurunan. Namun pada tutupan lahan kebun
campuran dengan kedalaman 6-27 cm, terjadi peningkatan kadar C-organik pada masa inkubasi 2 bulan dan mengalami penurunan di akhir inkubasi. Nilai kadar
total C-organik tanah secara berurut adalah 3.39 , 3.52 dan 3.45 . Hal ini berkaitan dengan kapasitas tanah dalam mengikat bahan organik. Sebaliknya,
tanah Andosol Sukamantri mengalami peningkatan kadar C-organik total setelah penambahan kompos kotoran jerami seiring bertambahnya masa inkubasi.
Tabel 11. Kadar Bahan Organik Bebas Tanah setelah Penambahan Kompos Jerami dan Masa Inkubasi
Jenis tanah Tutupan
lahan Kedalaman
cm Tanpa Kompos
Kompos Jerami Masa Inkubasi
bulan Masa Inkubasi
bulan 1
2 3
1 2
3 Latosol
Dramaga Tegalan
0-13 13-36
0.13 0.06
0.11 0.05
0.08 0.04
0.22 0.19
0.17 0.16
0.14 0.12
Kebun Campuran
0-6 6-27
0.14 0.11
0.11 0.10
0.10 0.08
0.26 0.24
0.23 0.20
0.22 0.18
Andosol Sukamantri
Tegalan 0-25
25-50 0.10
0.03 0.06
0.02 0.04
0.02 0.14
0.07 0.10
0.04 0.07
0.03 Kebun
Campuran 0-20
20-40 0.11
0.07 0.09
0.04 0.05
0.03 0.16
0.07 0.11
0.06 0.08
0.05
Hasil analisis pada tabel 11 menunjukkan bahwa kadar bahan organik bebas pada kedua jenis tanah mengalami peningkatan setelah dilakukan
penambahan kompos jerami dan menurun seiring dengan bertambahnya masa inkubasi. Pada Tanah Latosol Dramaga sebelum dilakukan penambahan kompos
jerami memiliki kadar bahan organik bebas sebesar 0.13 . Setelah dilakukan penambahan kompos jerami kadar bahan organik bebasnya mengalami
peningkatan menjadi 0.22 . Demikian juga dengan kadar bahan organik bebas pada tanah Andosol Sukamantri yang meningkat setelah penambahan kompos
jerami. Nilai kadar bahan organik bebas tanah Andosol Sukamantri secara berurut adalah 0.10 dan 0.14 . Dengan bertambahnya masa inkubasi, maka kadar
bahan organik bebas tanah akan terus mengalami penurunan karena terjadi proses dekomposisi bahan organik dan pemanfaataan bahan organik sebagai sumber
energi oleh mikroorganisme tanah. Tanah Latosol Dramaga dan Andosol Sukamantri sama-sama memiliki
kadar bahan organik bebas yang lebih tinggi pada lapisan tanah bagian atas dibandingkan lapisan tanah bagian bawah. Hal ini menandakan akumulasi bahan
organik terjadi pada lapisan atas tanah sehingga kadar bahan organik pada lapisan atas lebih tinggi dibandingkan lapisan bawah. Keduanya juga menunjukkan
bahwa lahan yang ditutupi oleh kebun campuran memiliki kadar bahan organik bebas yang tinggi dibandingkan dengan lahan yang ditutupi oleh tegalan.
Tabel 12. Kadar C-organik terikat setelah Penambahan Kompos Jerami dan Masa Inkubasi
Jenis tanah Tutupan
lahan Kedalaman
cm -Fe dan Al
-Klei Masa Inkubasi
bulan Masa Inkubasi
bulan 1
2 3
1 2
3 Latosol
Dramaga Tegalan
0-13 13-36
0.75 0.38
0.94 0.56
1.31 0.94
4.39 3.20
3.26 2.29
2.10 1.83
Kebun Campuran
0-6 6-27
0.94 0.75
1.13 1.13
1.50 1.31
5.13 2.49
4.15 2.27
2.77 2.04
Andosol Sukamantri
Tegalan 0-25
25-50 1.31
0.56 1.69
0.94 2.06
1.13 9.59
5.10 9.88
6.51 10.47
7.08 Kebun
Campuran 0-20
20-40 1.50
0.94 1.88
1.13 2.25
1.50 10.76
6.51 11.04
6.80 12.18
7.93
Hasil analisis pada Tabel 3 dan 12 menunjukkan bahwa kadar C-organik yang terikat pada kedua jenis tanah mengalami peningkatan setelah dilakukan
penambahan kompos. Kadar C-organik yang terikat Fe dan Al sebelum penambahan kompos adalah 0.38 dan mengalami peningkatan menjadi 0.75
setelah dilakukan penambahan kompos jerami. Begitu juga dengan kadar C- organik terikat klei yang mengalami peningkatan setelah penambahan kompos
jerami. Nilai kadar C-organik terikat klei secara berurut adalah 2.10 dan 4.39 . Selanjutnya kadar C-organik terikat Fe dan Al pada kedua jenis tanah
mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya masa inkubasi. Sedangkan kadar C-organik terikat klei pada tanah Latosol Dramaga mengalami penurunan
seiring bertambahnya masa inkubasi. Dan sebaliknya, kadar C-organik terikat klei pada tanah Andosol Sukamantri mengalami peningkatan setiap bulannya. Hal ini
berkaitan dengan kapasitas tanah dalam mengikat bahan organik.
4.3 Perubahan Kadar Bahan Organik Tanah Setelah Penambahan Kompos berdasarkan Tutupan Lahan