Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian Kerangka Pemikiran

hutan di DAS Ciliwung dijaga dengan baik, maka akan mengurangi masalah ketersediaan air di DAS Ciliwung karena ekosistem hutan mampu menjaga tata air di DAS Ciliwung. Berdasarkan informasi di atas, maka dalam penelitian ini berusaha untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1 Kriteria dan indikator apakah yang berpengaruh pada tingkat kerentanan masyarakat di DAS Ciliwung? 2 Bagaimana tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung secara spasial? 3 Bagaimana peranan ekosistem hutan dalam meningkatkan kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung?

1.3 Tujuan

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah menilai kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung dengan menerapkan fungsi dari singkapan, kepekaan,dan kemampuan adaptasi. Sedangkan sub tujuannya adalah : a Mengidentifikasikan kriteria dan indikator kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung. b Menganalisis tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung secara spasial. c Menganalisis adaptasi terhadap perubahan iklim berbasis ekosistem hutan.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung dan menjadi masukan dalam perencanaan adaptasi terhadap perubahan iklim.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif-investigatif. Perubahan iklim tidak dibahas secara detil dan merupakan penelitian payung dari penelitian sebelumnya. Indikator yang dipilih adalah faktor yang paling dominan dan diasumsikan seragam di seluruh DAS Ciliwung sesuai dengan dampak perubahan iklim seragam di seluruh DAS Ciliwung.

1.6 Kerangka Pemikiran

Pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi pembangunan di DAS Ciliwung yang sangat pesat menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil yang sangat tinggi. Kedua kegiatan tersebut merupakan sumber emisi GRK terbesar di DAS Ciliwung. Peningkatan emisi GRK yang terus menerus menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berimplikasi terjadinya perubahan iklim di DAS Ciliwung. Perubahan iklim, terutama suhu dan curah hujan, akan meng-exposure atau menyingkap terjadinya perubahan fluktuasi debit di DAS Ciliwung. Berdasarkan hasil proyeksi perubahan iklim dan dampaknya pada DAS Ciliwung, menunjukkan bahwa DAS Ciliwung sangat peka dengan perubahan iklim KNLH 1998. Fluktuasi debit di DAS Ciliwung berbanding lurus dengan nilai curah hujan Pawitan et al. 2000; Pawitan 2002; BPDAS Ciliwung-Citarum 2007. Semakin tinggi curah hujan maka debit juga makin tinggi, dan apabila curah hujannya makin rendah maka debit juga makin rendah. Perubahan fluktuasi debit di DAS Ciliwung yang makin tinggi menyebabkan terjadinya banjir pada musim hujan dan juga kemarau pada musim kemarau. Perubahan fluktuasi debit di DAS Ciliwung yang semakin tinggi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat di DAS Ciliwung. Masyarakat yang peka akan merespon kondisi ini dan menyebabkan terjadinya peningkatan kerentanan masyarakat di DAS Ciliwung. Namun demikian, masyarakat yang mempunyai kemampuan adaptasi akan bertahan dengan perubahan atau kondisi hidrologis di DAS Ciliwung ini. Kepekaan dan kemampuan adaptasi masyarakat dapat dinilai dari lima aspek kehidupan, yaitu: fisikteknologi, sosialkelembagaan, ekonomi, sumber daya manusia SDM dan juga alam. Besarnya tingkat kerentanan masyarakat dipengaruhi oleh besarnya singkapan, kepekaan masyarakat serta kemampuan adaptasi masyarakat tersebut. Semakin tinggi singkapan dan kepekaan masyarakat, maka tingkat kerentanan masyarakat akan semakin tinggi. Sedangkan semakin tinggi kemampuan adaptasi maka makin rendah tingkat kerentanan masyarakat. Dengan kata lain, tingkat kerentanan merupakan fungsi positif dari singkapan dan kepekaan masyarakat, dan fungsi negatif dari kemampuan adaptasi masyarakat. Perubahan iklim akan terjadi secara perlahan dan terus menerus. Oleh karena itu, adaptasi terhadap perubahan iklim sangat penting. Salah satunya adalah menggunakan alam, terutama ekosistem hutan sebagai salah satu strategi adaptasi terhadap perubahan iklim. Ekosistem hutan disini adalah suatu lahan yang yang didominasi oleh tumbuh-tumbuhan atau pepohonan, yang tidak dibatasi akan luasnya lahan tersebut. Ekosistem hutan ini dapat berupa hutan kota, hutan alam maupun hutan produksi. Ekosistem hutan memberikan jasa yang sangat penting, terutama pengatur tata air sehingga fluktuasi debit dapat dikurangi. Secara lengkap kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar 1 Kerangka pikir penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai DAS