7 Memberikan pendidikan, pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan tentang IPTEK yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati dan
teknologi penangkapan yang berkelanjutan. Sebagaimana pendekatan yang dikemukan oleh Gulland dalam Widodo
dan Nurhudah 1995 adalah sebagai berikut: 1 Pembatasan alat tangkap
2 Penutupan daerah penangkapan ikan 3 penutupan musim penangkapan ikan
4 Pemberlakuan kuota penangkapan ikan 5 Pembatasan ukuran ikan sasaran
6 Penetapan jumlah hasil tangkapan setiap kapal
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Hasil produksi ikan demersal tahun 2006 sebesar 1.142,8 ton atau 90,33 dari estimasi produksi lestari MSY 1.265 ton. Produksi tersebut dihasilkan
pada tingkat pengupayaan sebesar 11.108,17 trip atau 116,41 dari upaya penangkapan optimum sebesar 9542 trip. Produksi penangkapan ikan
demersal yang dilakukan belum melebihi batas produksi maksimal lestari. Namun upaya yang dilakukan telah melebihi batas upaya optimum. Namun
berdasarkan prinsip - prinsip pemanfaatan dalam Code of Conduct for Responsibility Fisheries CCRF pemanfaatan sumberdaya 80 dari MSY
telah mengalami tangkap lebih secara biologi biologycal overfishing. 2. Sondong scoopnet merupakan unit penangkapan yang layak untuk
dikembangkan karena unit penangkapan sondong merupakan prioritas pertama berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi.
3. Prioritas kedua, gombang portable trap dan prioritas terakhir adalah alat tangkap Rawai dasar bottom long line, berdasarkan semua kriteria aspek
semua alat tangkap layak untuk dikembangkan.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk mengetahui jumlah unit
penangkapan yang optimal dalam rangka rasionalisasi unit penangkapan. 2. Perlu adanya kajian tentang pengembangan perikanan tangkap pelagis.
3. Pengkayaan
stok Restocking.
4. Peningkatan kualitas armada, agar daya jangkau daerah penangkapan lebih luas dari 2 mil ke 4 mil.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Perikanan laut. 1992. Ikan-Ikan Laut Eonomis Penting Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta. 170 hal
Barus H. Badrudin dan N. Naamin. 1991. Potensi Sumberdaya Perikanan Laut dan Strategi Pemanfaatannya Bagi Pengembangan Perikanan yang
Berkelanjutan. Prosiding Forum II Perikanan, Sukabumi, 18-21 Juni 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
Republik Indonesia, Jakarta. 165-180 hal
Baskoro, M. S. 2002. Metode Penangkapan Ikan. Diktat Pengajaran Kuliah Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan . Institut Pertanian Bogor. Baskoro, M. S, Sudirman, Purbayanto. 2004. Analisis Hasil Tangkapan dan
Keragaman Spesies setiap Waktu Hauling pada Bagan Rambo di Perairan Selat Makasar. Buletin PSP Volume XIII. NO1. April. Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 15 hal
Beddington, J.R. and B. Retting. 1983. “ Approaches to the Regulation of Fishing Effort” Fao Fisheries Technical Paper, 243:39 p
Bishop, J.M. 1984. Applied Oceanography. John Wiley dan Sons Cholik dan Budiharjo, 1993. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I, Bidang
Sumberdaya Perikanan dan Penangkapan Puslitbang Perikanan-ISPIKANI. Jakarta. 120 hal
Dahuri, R. 2000. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Indonesia. Prosiding Konperensi Nasional II Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Lautan Indonesia, Makassar, 15-17 Mei 2000. Kerjasama Dep. Eksplorasi Laut dan Perikanan, Pemda Sulsel, Unhas. Makassar. 38-59 hal
_________. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 233 hal Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai 2006, Statistik Perikanan
Kota Dumai. 23 hal Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai. 2007. Laporan Tahunan
Pemerintah Kota Dumai. 117 hal Direktur Jenderal Perikanan. 1997. Buku Pedoman Pengenalan Sumberdaya
Perikanan Laut Bagian I. Jenis-Jenis Ikan Ekonomis Penting. Departemen Pertanian. Jakarta. 64 hal
Dwiponggo, A.,M. Badruddin, D. Nugroho, Sri Yono WS. 1989. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Demersal dalam Potensi dan Penyebaran
Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Jakarta.
FAO, 1986. Distribution and Important Biology Fishery of Coastal Fish Regional South East Asia. FAO Fish Technical Paper. FAO. Vol 2. Rome.
42 p FAO, 2002. Food Kerns Reported for A Tufa Mate, Selaroides leptolepis,
Selaroides crumenopthalmus, Decapterus macrosama, Rastrelliger kanaguria, Sardinella lemuru, Sardinella fimbriata and Auxis.
figzar£.http:filaman...FooltemsListenn?vstockcode=Do\viiload 11603.
FAO, 1995. Code of Conduct For Responsible Fisheries. Rome. 41 p FAO, 1997. Fisheries Management. FAO Technical Guidelines for Responsible
Fisheries. No. 4 Rome. 45 p Gitinger PJ. 1982. Ekonomic Analysis of Agricultural Projects. Second edision.
Jakarta: Universitas of Indonesia Press. 505 p Gulland, J. A. 1983. Fish Stock Assestment: A Manual of Basic Methods. Wiley
Sons. Rome. 223 p Gulland, J. A. 1988. Fish Population Dynamics : The Implementation for
Management. Second edition. A. Willey Interscience Publication, London. 422 p
Haluan, J. Dan T.W. Nurani. 1988. Penerapan Metode Skoring dalam Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan yang Sesuai untuk Dikembangkan di Suatu
Wilayah Perairan. Bulletin Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. II, No. 1. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor: Hal 3-16
Husna, S dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. UPPAMP YKPN. Yogyakarta. 379 hal
Kadariah, L. Karlina, dan Grey, C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. 181 hal
King, M. 1995. Fisheries Biology, Assesment and Management. Fishing News Book, Farnham. Surrey. England. 342 p
Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut, 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. LIPI Jakarta
Mangkusubroto, K. dan Trisnadi C.L. 1985. Analisis Keputusan Pendekatan Sistem dan Manajemen Usaha dan Proyek. Ganesa Exacta. Bandung. 271
hal Maunder, M.N. 2001. A General Framework for Integrating the Standardization
of Catch Per Unit Effort Into Stock Assessment Models. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. Vol. 58
Monintja D.R. 1994. Pengembangan Perikanan Tangkap Berwawasan Lingkungan. Seminar Pengembangan Agribisnis Perikanan pada Sekolah
Tinggi Perikanan Jakarta. Agustus 1994. Jakarta . hal 1-12
Monintja D.R. 2003. Strategi Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap Berbasis Ekonomi Kerakyatan. Seminar Nasional Strategi Pengembangan
Sumber Daya Perikanan dan Kelautan Berbasis Kerakyatan. Riau. 12 hal Naamin, N. 1987.Perikanan Laut di Indonesia: Prospek dan Problema
Pengembangan Sumberdaya Perikanan Laut. Seminar Laut Nasional II. Jakarta 27-30 Juli 1987. 67 hal
Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. P3R. Jakarta. 254 hal
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 367 Hal Nurani, T.W. 1987. Seleksi Teknologi Penangkapan Ikan Yang Dapat
Dikembangkan di Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi Tidak Dipublikasikan Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor
101 hal
Nurani, T.W. 2002. Aspek Teknis dan Ekonomi Pemanfaatan Lobster di Pangandaran Jawa Barat. Bulletin PSP, Vol.XI No.2. Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal:29-46 Pauly, D and V. Christensen, 2003. Ecosystem Model In: Handbook of Fish
Biology and Fisheries Volume II: Fisheries, Hart, P.J.B and J.D. Reynold Eds. Blackwell Publishing. United Kingdom. P: 210-277
PKSPL, UNRI, 2002. Pemetaan Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Kota Dumai. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 150 hal Purbayanto, 1991. Jenis Teknologi Penangkapan Ikan yang Sesuai untuk
Dikembangkan di Pantai Timur Kabupaten Donggala Sulteng. Bulletin Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 3 1 Bogor. Fakultas
Perikanan IPB. 15 hal
Purwanto, 1990. Bioekonomi Perubahan Teknologi Penangkapan Ikan. Oseana Vol. XV : 115 - 126
Sainsbury, J. C. 1996. Commercial Fishing Methods an Introduction to Vessel and Gear. Third Edition. Cambridge: Marston Book Service Ltd. 359 p
Soekarwati. 1995. Pembangunan Pertanian. Raja Grafindo, Jakarta. 174 hal Sparre, P. dan Venema, S.C. 1992. Introduktion to Tropical Fish Stock
Assesment. Part I, Manual. FAO Fisheries Technical Paper No. 306, Rev. 1. FAO. Roma. 435 p
_______________________. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis terjemahan FAO-Puslitbangkan-Balitbangkan. Jakarta
Sudirman, 2000. Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Rineka Cipta, 168 hal Sugiarto at al. 2005. Ekonomi Mikro. Cetakan ke-3. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. 514 hal
Suyendi, R 2007. Analisis Pengembangan Perikanan Tangkap di Kota Bengkulu Tesis Tidak dipublikasikan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor 85 hal Syafrin, N. 1993. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Usaha Penangkapan Ikan. Tidak Dipublikasikan. Program Pascasarjana IPB. Bogor. 79 hal
Umar H. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Ed ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 301 hal
Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Ed ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 510 hal
Widodo,J dan M. Nurhudah, 1995. Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta
Widodo, J. 1998. Dynamics Pool Analysys of The Ikan Layang Decapterus spp Fishery in The Java Sea. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 47. Jakarta.
Balai Penelitian Perikanan Laut. hal 39-58 Wisudo, S.H., T.W Nurani, Zulkarnain. 1994. Teknologi Penangkapan ikan
yang layak Dikembangkan di Labuan, Jawa Barat. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Perikanan. IPB. 136 hal
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
Lampiran 2 Perhitungan hasil tangkapan Catch dan upaya penangkapan Effort masing-masing alat tangkap ikan demersal di perairan Kota Dumai tahun 2000-2006 dengan metode surplus produksi
sondong rawai dasar
gombang
Tahun Catch
ton Effort trip
CPUE tontrip
Catch ton Effort
trip CPUE
tontrip Catch
ton Effort
trip CPUE tontrip
2000 308.2
2085 0.147817746 93.9
950 0.098842105 174.1
1496 0.116377
2001 355.9
1979 0.179838302 215
1112 0.193345324 103
1276 0.080721
2002 610.4
3218 0.189683033 124.2
1344 0.092410714 512.8
3115 0.1646228
2003 673.6
2268 0.297001764 139
1116 0.124551971 598
3655 0.1636115
2004 757.2
5285 0.143273415 126.2
1993 0.063321626 397.8
2780 0.1430935
2005 615
6324 0.097248577 219
2234 0.098030439 260.2
1398 0.186123
2006 639.6
6217 0.102879202 266.7
2545 0.104793713 236.5
1653 0.1430732
jumlah 3959.9 27376 1.157742039
1184 11294 0.7752959 2282.4
15373 0.997622
rata-rata 565.7 3910.857143
0.16539172 169.1428571 1613.4286 0.1107566 326.06 2196.1 0.142517
Keterangan : Catch
= Hasil Tangkapan Effort
= Upaya Penangkapan CPUE
= Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan Contoh Perhitungan:
CPUE
sondong 2006 =
Catch sondong 2006
=
639.6
=
0,1029
Effortsondong 2006 6217
Lampiran 3 Perhitungan nilai fishing power indeks FPI masing-masing alat tangkap ikan demersal
Tahun Sondong
Rawai dasar Gombang
CPUE FPI
CPUE FPI
CPUE FPI
2000 0.147817746
1 0.098842105 0.6687 0.116377005 0.7873
2001 0.179838302
1 0.193345324 1.0751 0.080721003 0.4489
2002 0.189683033
1 0.092410714 0.4872 0.164622793 0.8679
2003 0.297001764
1 0.124551971 0.4194 0.163611491 0.5509
2004 0.143273415
1 0.063321626 0.4420 0.143093525 0.9987
2005 0.097248577
1 0.098030439 1.0080 0.186123033 1.9139
2006 0.102879202
1 0.104793713 1.0186
0.1430732 1.3907 Hasil perhitungan dimana sondong menjadi alat tangkap standar karena memiliki nilai CPUE tertinggi dibandingkan dengan
alat tangkap lainnya. Contoh Perhitungan :
FPI
rawai dasar 2006 =
CPUE rawai dasar 2006
=
0,104793713 = 1,0186
CPUE standar 2006
0,102879202
Lampiran 4 Perhitungan standarisasi upaya penangkapan pada alat tangkap ikan demersal
Tahun Sondong
Rawai Dasar Gombang
Total fstd FPI
Effort fstd
FPI Effort
fstd FPI
Effort fstd
2000 1.0000
2085 2085
0.8014 950
761.3 0.4906
1496 733.9
3580.2313 2001
1.0000 1979
1979 0.6393
1112 710.9
0.3365 1276
429.4 3119.3521
2002 1.0000
3218 3218
0.9028 1344
1213.3 0.6056
1055 638.9
5070.2550 2003
1.0000 2268
2268 0.7655
1116 854.3
0.2480 2240
555.6 3677.9707
2004 1.0000
5285 5285
0.9984 1993
1989.8 1.8863
1171 2208.9
9483.6739 2005
1.0000 6324
6324 0.7355
2234 1643.1
1.2890 1398
1802.1 9769.1809
2006 1.0000
6217 6217
0.7085 2545
1803.1 0.9479
1653 1566.9
9587.0380
Lampiran 5 Perhitungan upaya penangkapan optimum, Maximum Sustainable Yield MSY, CPUE optimum, tingkat pengupayaan effort dan
tingkat pemanfaatan ikan demersal
1. Upaya penangkapan optimumf
opt
ikan demersal
ƒ
opt
= b
a 2
−
ƒ
opt
= 0013895
. 2
588 .
828 .
651 .
2 −
= 9.542 triptahun
2. Maximum Sustainable
Yield MSY ikan demersal
MSY = b
a 4
2
−
MSY =
0013895 ,
4 588
. 828
. 651
. 2
2
− −
= 1.265 tontahun
3. CPUE Optimum ikan demersal
CPUE =
fopt MSY
CPUE =
542 .
9 265
. 1
= 0,13 tontrip
4. Tingkat pemanfaatan ikan demersal tahun 2006 :
Produksi ikan demersal tahun 2006 C
2006
= 1.142,8 tontahun Tingkat pemanfaatan tahun 2006 =
100
2006
x MSY
C
= 100
265 .
1 8
, 142
. 1
x = 90,33
5. Tingkat pengupayaan penangkapan ikan demersal tahun 2005
Upaya penangkapan ikan demersal tahun 2006f
2006
= 11108,17triptahun Tingkat pengupayaan tahun 2005 =
100
2005
x fopt
f
= 100
542 .
9 17
, 108
. 11
x = 116,41
Lampiran 6 Perhitungan MSY dan f
MSY
ikan demersal di perairan Kota Dumai dalam unit upaya standar alat tangkap sondong Scoopnet
Tahun Hasil Tangkapan Yi
Upaya Standar fi CPUE Schaefer
Tontahun Unit Kapal Standar
Tonunit 2000 576,2
3898.04 0,15
2001 673,9 3747.25
0,18 2002 1247,4
6576.23 0,19
2003 1410,6 4749.46
0,30 2004 1281,2
8942.34 0,14
2005 1094,2 11251.58
0,10 2006 1142,8
11108.17 0,10
Rata-rata 44287.7019
0,17 Intercept a
2.651.828.588 Slope b
-0,0013895 MSY
1.265 fmsy
9.542
Lampiran 7 Perhitungan analisis anova untuk mengetahui Intercept a dan Slope b pada upaya penangkapan optimum dan Maximum Sustainable Yield ikan
demersal
SUMMARY OUTPUT Regression Statistics
Multiple R 0,670379024
R Square 0,449408036
Adjusted R Square 0,339289643
Standard Error 0,054998907
Observations 7 ANOVA
df SS
MS F
Significance F Regression 1
0,012344943 0,012344943
4,081135081 0,099347228
Residual 5 0,015124399
0,00302488 Total
6 0,027469342
Coefficients Standard Error
t Stat P-value
Lower 95 Intercept 0,265182859
0,053592907 4,948096218
0,00429198 0,127417907
X Variable 1 -1,38949E-05
6,87803E-06 -2,020181943 0,099347228
-3,15754E-05
Lampiran 8 Deskripsi dan analisis biaya perunit penangkapan sondong
I Keadaan unit penangkapan
Keterangan
Ukuran kapal P x L x T meter 10 x 2 x 1,5
Jumlah nelayan
2 orang
Jumlah jam operasi per trip 40 jam
Jumlah hari operasi per trip 4 hari
Jumlah trip per bulan 6 trip
Jumlah bulan operasi per tahun 12 bulan
Jumlah trip per tahun 72 trip
Tenaga penggerak
20 PK
Daya tahan kapal 4 tahun
Daya tahan mesin 5 tahun
Daya tahan alat tangkap 6 bulan
Mesh size alat tangkap Kantong 1,5cm,- 4,5 cm
Jumlah pieceset P 9 depa x L 5 depa
II Hasil tangkapan
kg
Tangkapan rata-rata per trip 40 kg
Tangkapan rata-rata per jam 1,8 kg
Tangkapan rata-rata per bulan 240 kg
Tangkapan rata-rata per tahun 2.880 kg
Tangkapan rata-rata per tenaga kerja 20 kg
III Penerimaan Rp
Harga jual ikan per kilogram Rp. 30.000,-
Penerimaan per trip Rp 1.200.000,-
Penerimaa per jam operasi Rp. 25.000,-
Penerimaan per bulan Rp. 7.200.000,-
Penerimaan per tahun Rp. 86.400.000,-
Penerimaan per tenaga kerja Rp. 600.000,-
IV Biaya investasi
Kapal Rp.
10.000.000,- Mesin
Rp. 6.000.000,- Alat tangkap
Rp. 2.000.000,-
Total Rp. 18.000.000,-
V Biaya produksi
4.1 Biaya tetap per tahun
Perawatan kapal Rp. 180.000,- 6 klg x Rp. 30.000,-
Perawatan mesin Rp. 720.000,- 60 ltr x Rp. 12.000,-
Perawatan alat tangkap Rp. 120.000,- 12 x Rp. 10.000,-
Penyusutan kapal Rp. 500.000,-
Penyusutan mesin Rp. 300.000,-
Penyusutan alat tangkap Rp. 312.500,-
Total biaya tetap Rp. 2.135.000,-
4.2 Biaya tidak tetap per tahun
4.2.1 Biaya operasional Solar
Rp 48.600.000,- 72 trp x 150 ltr x Rp. 4500,- Konsumsi
Rp. 5.760.000,- 72 trp x 4 hari x Rp. 10.000,- Es
Rp. 7.200.000,- 72 trp x 10 blk x Rp. 10.000,- Upah tenaga kerja
Rp. 2.160.000,- 72 trp x Rp. 30.000,- Total biaya operasional
Rp. 63.720.000,-
Total biaya produksi Rp. 65.852.000,-
VI Bagi hasil
Rp. 20.547.000,- Pemilik kapal 50
Rp. 10.273.750,- 2 Orang Nelayan 50
Rp. 5.136.875,-