TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Rupat berhubungan langsung dengan Selat Malaka, dengan demikian kondisi oseanografi perairan Selat Rupat , khususnya perairan pesisir Kota Dumai banyak
dipengaruhi oleh kondisi perairan Selat Malaka. 1
Pasang Surut Pasang surut merupakan gerakan naik turunnya permukaan air laut sebagai
akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari terhadap massa air di bumi. Bulan mempunyai peranan yang lebih besar dari pada matahari
dalam menentukan pasang surut Bishop 1984. Di Perairan Kota Dumai terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari
semalam. Hanya saja tinggi antara pasang yang satu berbeda dengan yang lainnya. Menurut Nontji 1993, tipe pasang tersebut termasuk ke dalam tipe pasang surut
campuran condong keharian ganda. Perbedaan tinggi pasang surut di perairan Kota Dumai mencapai 3,1 meter. Hal
ini terjadi pada saat pasang purnama, baik pada saat bulan purnama maupun pada saat bulan baru. Pada saat ini pasang tinggi akan maksimum dan surut terendah akan
minimum. Sedangkan pada saat perbani, perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah hanya 0,7meter.
Dalam satu bulan terjadi dua kali pasang purnama dan dua kali pasang perbani. Di mana tinggi pasang surut dari hari kehari berikutnya tidak sama. Adanya
perbedaan ini disebabkan oleh posisi bulan terhadap bumi berubah sesuai dengan pergerakan bulan mengelilingi bumi. Untuk perairan Kota Dumai pasang tinggi dari
satu hari kehari berikutnya akan terlambat 50 menit PKSPL UNRI 2002. 2
Musim Pada daerah yang berhubungan langsung dengan Selat Malaka, masyarakat
nelayan mengenal empat musim yaitu: musim utara, timur, selatan dan barat. Kondisi oseanografi perairan sangat ditentukan oleh musim dimana pada musim utara, angin
berhembus sangat kuat disertai gelombang besar. Sementara pada musim timur juga terjadi angin kencang dan gelombang besar namun tidak sebesar musim utara.
Sedangkan pada musim selatan dan barat gelombang dan angin relatif tenang dibandingkan musim utara . Walaupun pada musm utara dan timur angin kencang dan
gelombang besar, namun kondisi ini tidak langsung mempengaruhi perairan pasisir Kota Dumai karena terlindung oleh Pulau Rupat.
Bagian utara dan timur Selat Rupat berhubungan langsung dengan Selat Malaka, maka pada musim-musim tersebut kondisi di Selat Malaka akan merambat
masuk ke perairan pesisir Kota Dumai melalui ujung utara dan timur Selat Rupat. Sehingga pada beberapa bagian daerah pesisir terutama bagian timur dan utara
terjadi abrasi di Pantai akibat aksi gelombang besar yang merambat dari Selat Malaka.
3 Pola Arus
Arus yang terjadi di perairan pesisir kota Dumai merupakan arus yang dibangkitkan oleh gerakan gelombang pasang surut yang merambat dari Selat Malaka
dan Selat Rupat. Dengan demikian arah arus yang terjadi akan mengikuti pola arus yang terjadi di Selat Malaka dan Selat Rupat PKSPL UNRI 2003.
Secara umum arus pasang di Selat Malaka akan bergerak dari arah barat laut ke arah tenggara sedangkan pada saat surut arus akan bergerak dari arah tenggara
menuju barat laut. Sementara di Selat Rupat khususnya di perairan pesisir Kota Dumai, pada saat air pasang, arus akan merambat dari arah utara menuju selatan.
Setelah itu arus akan berbelok ke arah timur dan bergabung kembali dengan arus di Selat Malaka, yang mengalir ke arah tenggara dan sebagian masuk ke Selat
Bengkalis. Sebaliknya pada saat surut , arus akan bergerak dari arah timur menuju barat kemudian berbelok ke utara dan keluar di Selat Malaka.
Kecepatan arus pada masing-masing tempat juga bervariasi, akan tetapi secara umum kecepatan arus pada saat pasang lebih tinggi dibandingkan dengan saat surut.
Kecepatan arus maksimum 0,5 meterdetik 1,0 knot terjadi pada saat pasang. Arus yang paling lambat terjadi pada saat surut yaitu hanya 0,22 meterdetik 0,4 knot
PKSPL UNRI 2003. 4
Gelombang Tinggi gelombang di perairan pesisir Kota Dumai berkisar antara 0,05 hingga
0,35 meter. Pada musim utara gelombang yang cukup besar akan menerpa bagian utara dan timur pesisir Kota Dumai. Hal ini dkarenakan daerah ini berhadapan