dasar persepsi-persepsi tersebut, setiap individu atau kelompok masyarakat akan berupaya keras merealisasikan kepentingan-kepentingan mereka melalui
eksploitasi sumberdaya perikanan secara optimal. Jika keadaan demikian terus berlangsung tanpa kontrol sosial yang intensif, kelangkaan dan kerusakan
sumberdaya perikanan serta akibat-akibat serius yang akan ditimbulkan menjadi sulit dihindari. Dengan skala yang beragam, konflik sosial, baik terbuka maupun
laten antar kelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumberdaya perikanan akan terjadi.
Berasarkan hasil penelitian terhadap komponen kunci yang termasuk dalam sumberdaya isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan, dijumpai
tiga kompoen kunci berada pada tahap perkembangan sedangkan satu komponan kuncinya berada pada tahap permulaan. Ketiga kompoenen kunci
tersebut masing masing adalah komponen kunci praktek-praktek pengelolaan sumberdaya perikanan berada pada tahapan
perkembangan, yakni terdapat
konsensus umum tentang praktek-praktek pengelolaan dan hak pemakaian sumberdaya perikanan, namun peraturan ini belum tertulis secara sistematik.
Komponen kunci resolusi konflik atas sumberdaya perikanan berada pada tahapan
perkembangan, yakni di tingkat masyarakat tersedia mekanisme untuk
menyelesaikan konflik atas sumberdaya perikanan, tetapi akses tidak merata bagi semua warga dan pelaksanaannya sering tidak neltral. Komponen kunci
pelaksanaan peraturan pengelolaan sumberdaya perikanan berada pada tahap
perkembangan, yakni penegakan norma, peraturan dan regulasi tidak konsisten
ditegakan. Sedangkan komponen kunci pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan masih berada pad tahapan
permulaan,
yakni tidak ada pendekatan yang sistemik untuk melibatkan seluruh masyarakat dalam pengambilan keputusan menyangkut pengelolaan sumberdaya perikanan.
7.2 Tingkat Perkembangan LEPP- M3
Penilaian tingkat perkembangan sumberdaya organisasi LEPP-M3 didasarkan pada uraian tentang kondisinya pada bagian sebelum ini, yang
menempatkan setiap sumberdaya pada tingkat kemajuan yang variatif sesuai kondisi eksisting di lapangan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka
penilaian dilakukan bersama pengurus LEPP-M3 dan dewan pembina untuk menentukan skor kemajuan Y pada setiap tingkatan kemajuan, yang umumnya
terbagi atas empat kelas skor.
Hasil penilaian terhadap setiap komponen kunci sesuai karakteristik sumberdayanya pada sumberdaya pengembangan visi menunjukkan bahwa tiga
komponen kunci 37,50 berada pada tahap permulaan, dua komponen kunci 25,00 pada tahap perkembangan dan satu komponen kunci 12,50
berada pada tahap konsolidasi dan dua komponen kunci 25,00 berada pada tahap keberlanjutan Tabel 35.
Tabel 35. Skor kemajuan sumberdaya pengembangan visi LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN Pengembangan Visi
Struktur Badan Pengelola
Pengakuan Hukum 0,50
Dewan Pembina yang diakui 0,25
Kebijakan Operasional 2.25
Peran aktif 1,25
Memajukan Organisasi 1,00
Visi dan Misi Organisasi
Visi Organisasi 1,75
Pernyataan Misi 1,00
Otonomi Advokasi 0,25
Hasil pada Tabel ini memberikan gambaran bahwa perkembangan setiap komponen kunci cukup variatif dan tergantung pada penyelenggaraannya di
tingkat LEPP-M3. Bahwa skor kemajuan yang dinilai bersama masyarakat ini menunjukan bahwa masih sangat dibutuhkan upaya pengembangan organisasi
LEPP-M3, khususnya dalam konteks rumusan visi organisasinya. Penilaian terhadap sumberdaya manajemen disajikan pada Tabel 36.
Tabel 36. Skor kemajuan sumberdaya manajemen LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN
Sumberdaya Manajemen Model
Kepemimpinan Alur pembuatan keputusan
0,25 Partisipasi 0,75
Perencanaan Misistrategi jangka panjang
0,25 Alur perencanaan
0,25 Implikasi pd sumberdaya
0,75 Perencanaan sebagai alat yg bermanfaat
0,25
Manajemen Partisipatif
Pelimpahan wewenang yg memadai 0,50
Layanan Masyarakat 0,25
Partisipasi Kelompok 0,25
Kesamaan kepentingan 0,25
Transparansi 2,25 Jender dalam pengambilan keputusan
0,25 Pengguna sumberdaya Pengambil
keputusan 1,00
Konsultasi dengan masyarakat 0,25
Aliran komunikasi 1,25
Sistem Manajemen
Sistem Personalia 0,25
Sistem Kearsipan 0,25
Prosedur Administratif 0,25
Sistem Monitoring dan
Evaluasi Sistem monitoring evaluasi yang
terintegrasi 0,25
Sistem monitoring pengelolaan SDA yang melibatkan masyarakat
0,25 Umpan balik dari penerima manfaat
program 0,25
Hasil Tabel 36 menunjukkan bahwa keseluruhan komponen kunci yang terdapat dalam sumberdaya manajemen, berada pada tahap permulaan. Hasil
ini memberi gambaran bahwa kebutuhan pengembangan kapasitas sumberdaya manajemen di tingkat organisasi LEPP-M3 sangat di perlukan. Karena dengan
memperbaiki manajemen yang ditata secara baik, pad gilirannya akan meningkatkan kinerja dari LEPP-M3 itu sendiri.
Hasil penilaian terhadap skor kemajuan pada sumberdaya manusia dalam pengurus LEPP-M3 di Kota Ambon menunjukkan bahwa seluruh delapan
komponen kunci 100,00 masih berada pada tahapan permulaan Tabel 37. Upaya-upaya untuk kepentingan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
baik pengurus LEPP-M3 maupun dewan pembina penting dilakukan untuk mendukung operasionalisasi dan dinamisasi pekerjaan-pekerjaan LEPP-M3 di
masa mendatang. Tabel 37. Skor kemajuan sumberdaya manusia LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN Sumberdaya Manusia
Pengembangan Ketrampilan
Anggota Kemampuan
Ketrampilan 0,25 Partisipasi Anggota dalam
manajemen 0,25
Keahlian Anggota
0,25 Pengembangan
profesi 0,25
Penilaian kinerja
0,25 Keterwakilan
masyarakat lokal Pengangkatan Anggota
lokaljender 0,50
Komposisi Anggota
0,50 Komposisi dewan pembina
0,25
Karakteristik sumberdaya keuangan yang memiliki tujuh komponen kunci, dari hasil penilaian skor kemajuan setiap komponen kunci didapatkan
sebanyak empat komponen kunci 57,14 masih berada pada tahapan permulaan, dan tiga komponen kunci lainnya 42,16 berada pada tahapan
perkembangan Tabel 38. Sumberdaya keuangan organisasi LEPP-M3 masih membutuhkan sentuhan kebijakan pengembangan yang cukup kuat, mengingat
hampir pada setiap komponen kunci memiliki skor yang sangat rendah, yang memberikan konsekuensi pentingnya peningkatan kapasitas keuangan
organisasi. Bahwa upaya penggalangan dana harus dilakukan oleh LEPP-M3 yakni mencari sumber-sumber pendanaan yang baru, tidak hanya melalui dana
DEP. Memang ada upaya yang sudah mulai dilakukan, namun dalam pengelolaannya masih harus dibenahi sistem manajemen keuangannya.
Tabel 38. Skor kemajuan sumberdaya keuangan LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN Sumberdaya Keuangan
Pengelola Keuangan
Anggaran digunakan sebagai alat manajemen
1,50 Kesehatan Keuangan
0,25 Transparansi Keuangan
0,25 Pengendalian Kas
0,25 Audit
0,25 Penghimpunan dana
1,00 Kesanggupan
keuangan 1,50
Sumberdaya eksternal dengan karakteristik sumberdaya kemitraan hubungan LEPP-M3 dengan instansi terkait memiliki tujuh komponen kunci. Hasil
penilaian terhadap ketujuh komponen kunci menunjukkan bahwa lima komponen kunci 71,43 diantaranya berada pada tahapan permulaan, sedangkan dua
komponen kunci lainnya 28,57 berada pada tahapan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 39.
Tabel 39. Skor kemajuan sumberdaya eksternal LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN Sumberdaya Eksternal
Kemitraan Hubungan
Masyarakat Publik mengenali organisasi
1,25 Kemampuan kerjasama
dengan masyarakat lokal 0,50
Advokasi masyarakat lokal 0,25
Komunikasi Badan Pengelola 0,5
Kemampuan bekerja dengan pemerintah
1,25 Kemampuan mengakses
sumberdaya lokal 0,25
Kemampuan kerjasama dengan NGO
0,50
Hasil penilaian skor kemajuan ini juga menunjukkan bahwa masih banyak kebutuhan pengembangan kapasitas organisasi LEPP-M3 dalam kaitannya
dengan kapasitas LEPP-M3 untuk melakukan kerjasama atau membangun kemitraan dengan pihak eksternal yang sifatnya konstruktif. Kapasitas kerjasama
yang diharapkan dapat dikembangkan ialah kerjasama dengan instansi terkait, kerjasama dengan pemerintah dan membangun kemitraan dengan lembaga-
lembaga lain seperti lembaga keuangan dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang berorintasi pada pengembangan kapasitas kelembagaan
LEPP-M3 Penilaian terhadap sumberdaya LEPP-M3 yang terakhir dalam konteks
kerangka kerja kelembagaan ini ialah isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya
perikanan di dalam wilayah Kota Ambon. Sumberdaya ini memiliki empat komponen kunci, dari hasil penilaian skor kemajuan menunjukkan bahwa satu
komponen kunci 25,00 berada pada tahapan permulaan dan tiga komponen kunci lainnya 75,00 berada pada tahapan perkembangan Tabel 40.
Tabel 40. Skor kemajuan sumberdaya isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan yang dihadapi LEPP-M3
Karakteristik Sumberdaya
Komponen Kunci Skor Kemajuan Y
PMN PKN KSL KBN Isu-Isu Spesifik Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Isu Spesifik Pengelolaan SDP
Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir 0,25
Praktek-Praktek Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
1,50 Resolusi Konflik Atas
Sumberdaya Pesisir 1,25
Pelaksanaan Peraturan Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan 1,25
Walaupun hanya terdiri dari empat komponen kunci, namun sumberdaya ini menjadi penting untuk dicermati dalam kaitan dengan pengembangan
kapasitas organisasi LEPP-M3. Hal ini penting dikemukakan mengingat isu-isu spesifik pengelolaan sumberdaya perikanan merupakan bagian penting dari
implementasi fungsi dan peran LEPP-M3. Pengambilan keputusan dan resolusi konflik atas sumberdaya merupakan komponen kunci yang harus didorong
kapasitasnya karena kecenderungan masalah yang terjadi di wilayah pesisir berkaitan dengan kedua komponen kunci tersebut, disamping praktek-ptaktek
pengelolaan dan eksistensi aturan yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan, dapat diberikan pernyataan bahwa dari seluruh
sumberdaya yang dibutuhkan dalam pengembangan organsasi LEPP-M3, ternyata lebih dari 72 komponen kunci harus dikembangkan secara maksimal
untuk mendukung kapasitas organisasi LEPP-M3 karena masih berada pada tahapan permulaan. Di sisi lain hanya sepuluh komponen kunci yang berada
pada tahapan perkembangan, demikian juga satu komponen kunci yang telah memasuki tahap konsolidasi dan dua komponen kunci lainnya berada pada
tahap keberlanjutan.
7.3 Prioritas Pengembangan LEPP- M3