3.4.3 Pengukuran logam dalam sedimen
Analisis logam berat total dalam sedimen menggunakan prosedur Bendell- Young et al. 1992 in Thomas dan Bendell-Young 1998, dimana nilai
konsentrasi hasil destruksi menggunakan aqua regia sebagai nilai yang mendekati konsentrasi logam berat total dalam sedimen. Contoh sedimen ± 5 gram Berat
basah didestruksi menggunakan campuran HCl pekat dengan HNO
3
pekat 3:1 kemudian dipanaskan 85
C dalam penangas selama 8 jam. Sampel sedimen kemudian ditepatkan 25 ml dengan akuades dan disentrifuge pada 250 RPM dan
diambil fase supernatannya untuk kemudian dihitung konsentrasinya dengan AAS Lampiran 3.
3.4.4 Pengukuran logam berat dalam Anadara granosa
Analisis logam berat dalam tubuh Anadara granosa menggunakan metode Parsons 1999. Namun sebelumnya, Anadara granosa dikelompokkan terlebih
dahulu ke dalam 3 ukuran panjang yaitu; ukuran kecil 2,5 cm, sedang 2,5 – 3cm dan besar 3 – 5 cm sebelum dilakukan analisis. Analisis hanya dilakukan
pada jaringan tissue tubuhya. Sampel jaringan kerang yang di analisis ditimbang dengan bobot ± 10 gram berat basah, kemudian sampel didestruksi
dengan larutan 10 ml HNO
3
pekat di dalam teflon bomb, kemudian ditentukan konsentrasi logam dengan AAS. Analisis logam berat pada tubuh Anadara
granosa dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.4.5 Ukuran butiran sedimen
Ukuran butiran sedimen ditentukan menggunakan alat ayakan mekanik. Ayakan yang dipergunakan memiliki ukuran bukaan 2 mm, 0,8 mm, 0,4 mm,
0,15 mm, dan 0,063 mm. Pengayakan dilakukan dengan metode pengayakan basah. Butiran sedimen diklasifikasi berdasarkan klasifikasi Wenworth, 1922 in
Wibisono, 2005. Klasifikasi ini memisahkan sedimen ke dalam fraksi ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal 8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir sand 0,063-2
mm, lanau silt 0,004-0,063 mm, lumpur mud 0,063 dan lempung clay 0,004 mm. Pada penelitian ini data grain size sedimen hanya didapatkan pada
fraksi kerikil, pasir dan lumpur Lampiran 5. Analisis ukuran butiran sedimen dikerjakan pada gabungan sampel dari 3 kali
ulangan tiap masing-masing stasiun yang dilakukan di Laboratorium Geologi, P2O- LIPI. Hasil analisis butiran sedimen dapat dilihat pada Lampiran 11.
3.4.6 Analisis fraksinasi logam berat dalam sedimen