Berdasarkan data dari BPS mengenai perrhubungan, panjang jalan kabupaten pada tahun 2007 adalah 1.304,73 km dengan rincian kondisi baik 404,89 km, kondisi
sedang 212,32 km, jalan yang rusak 387,23 km dan kondisi jalan yang rusak berat adalah 300,29 km.
4.3.2. Kondisi Permintaan
Kondisi permintaan merupakan sifat dari permintaan pasar asal untuk barang dan jasa industri. Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya yang didukung oleh
sumberdaya alam dan budaya masyarakat sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya telah
menetapkan Visi dan Misi yaitu “ Terwujudnya Kabupaten Tasikmalaya sebagai Daerah Tujuan Wisata pada tahun 2011” karena selama ini dalam peta
kepariwisataan Jawa Barat Kabupaten Tasikmalaya masih merupakan kota transit yang terletak pada jalur lintasan wisata Bandung-Yogyakarta atau Bandung-
Pangandaran. Kondisi permintaan memperlihatkan kondisi yang baik dan memiliki
keunggulan karena adanya permintaan yang besar dari wisatawan nusantara. Meskipun wisatawan mancanegara yang datang masih relatif sedikit tetapi diikuti
dengan peningkatan jumlah kunjungan setiap tahunnya berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisata yang datang ke Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2007 sebanyak 695.936 orang meningkat pada
tahun 2008 menjadi 766.519 orang.
4.3.3. Industri Pendukung dan Industri Terkait
Adanya industri pendukung dan terkait akan meningkatkan efisiensi dan sinergi dalam Clusters. Sinergi efisiensi dapat tercipta terutama dalam transaction
cost , sharing teknologi, informasi maupun skill tertentu yang dapat dimanfaatkan
oleh industri atau perusahaan lainnya. Manfaat lain industri pendukung dan terkait adalah akan terciptanya daya saing dan produktivitas yang meningkat Mahmudy
dan Astuti, 2006. Terdapat kurang lebih sebelas jumlah hotel di Kabupaten Tasikmalaya
dengan kualitas kelas melati. Hotel melati adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum yang dikelola secara komersil dengan menggunakan
sebagian atau seluruh bagian bangunan. Untuk ketersediaan restoran Kabupaten Tasikmalaya mempunyai cukup banyak pilihan restoran ataupun rumah makan
yang ditawarkan dan menyediakan berbagai macam hidangan nusantara. Akan tetapi jumlah restoran atau rumah makan yang ada di Kabupaten Tasikmalya tidak
semuanya terdaftar di Dinas Pariwisata. Restoran yang sudah memiliki dan mendaftarkan izin usahanya hanya 27 restoran. Masih banyak para pemilik rumah
makan yang tidak mendaftarkan usahanya itu dengan berbagai alasan. Penjual souvenir di Kabupaten Tasikmalaya bisa ditemui hampir di setiap
lokasi objek wisata yaitu berupa kios-kios souvenir khas Kabupaten Tasikmalaya. Souvenir yang ditawarkan berupa makanan khas, kerajinan tangan ataupun buah
tangan lainnya dengan harga yang terjangkau tapi berkualitas. Terdapat juga central
atau pusat kerajinan tangan khas Tasikmalaya yang berlokasi di Kecamatan Rajapolah dan sudah di ekspor ke daerah lain dan juga ke luar negeri.
Tidak berkembangnya usaha jasa biro perjalanan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan kelemahan dan menjadi penghambat. Jasa biro
perjalanan masih sangat sedikit yaitu dari awal dilakukannya pendataan pada tahun 2007 sampai 2008 hanya ada dua perusahaan travel atau biro perjalanan.
Sehingga bentuk-bentuk paket wisata belum dikembangkan secara optimal. Padahal salah satu strategi utama untuk menambah siklus hidup suatu Daerah
Tujuan Wisata adalah mengembangkan lebih banyak keanekaragaman paket wisata yang menarik kepada calon wisatawan yang dianggap potensial untuk
melakukan kunjungan. Industri pendukung dan terkait untuk sektor pariwisata Kabupaten
Tasikmalaya belum berkembang secara optimal sehingga menunjukkan kelemahan. Tetapi untuk waktu yang akan datang pengembangan industri ini
masih sangat potensial untuk dilakukan.
4.3.4. Strategi Perusahaan dan Pesaing