Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

mempengaruhi daya saing Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Barat.

2.8. Kerangka Pemikiran

Disahkannya Undang-Undang Nomor 32 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 dan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1999 melengkapi pelaksanaan otonomi daerah di setiap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya penyerahan kewenangan atau kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah diharapkan pelaksanaan pelayanan publik lebih efisien karena pemerintah daerah lebih dekat dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Otonomi Daerah juga mengharuskan pemerintah daerah lebih mandiri dalam hal pembiayaan pemerintahannya. Daerah otonom berwenang untuk meningkatkan potensi-potensi yang dimiliki oleh daerahnya untuk meningkatkan penerimaan daerah khususnya komponen PAD. Salah satu komponen PAD yang memberikan kontribusi terbesar pada sebagian besar daerah otonom yaitu pajak daerah dan retribusi daerah. Komponen pajak dan retribusi daerah tidak selamanya dapat diandalkan karena bisa mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Kabupaten Tasikmalaya yang juga melaksanakan otonomi daerah berupaya menggali potensi-potensi yang dimiliki untuk meningkatkan PAD nya. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya dan cukup menjanjikan adalah sektor pariwisata dengan keanekaragaman objek wisata yang dimiliki. Untuk itu perlu penelitian terhadap sektor-sektor perekonomian Kabupaten Tasikmalaya khususnya sektor pariwisata. Penelitian ini menganalisis sektor basis di Kabupaten Tasikmalaya menggunakan analisis Location Quotient. Tujuan yang kedua adalah menganalisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dengan analisis Shift Share. Sedangkan tujuan yang ketiga dalah analisis potensi dan kondisi penentu daya saing pariwisata Kabupaten Tasikmalaya menggunakan analisis Porter’s Diamond. Diharapkan akhir dari penelitian ini diperoleh hasil yang baik. Sehingga kita bisa mendapatkan informasi untuk menyusun strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. I. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan : ............... = Ruang Lingkup Penelitian Otonomi Daerah Pariwisata PAD Potensi dan Kondisi Penentu Daya Saing Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Hasil analisis sektor basis dan potensi daya saing pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Pasca Otonomi Daerah Sektor Basis Kabupaten Tasikmalaya UU No.32, UU No.33 Thn 2004 Analisis LQ Analisis Shift Share Analisis Porter’s Diamond Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2009. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Tasikmalaya adalah daerah yang memiliki kemandirian fiskal terendah di Provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah tertinggal dengan laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita dibawah angka provinsi.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan jenis data time series. Data diambil selama periode 2003-2007. Data yang dikumpulkan berupa data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Tasikmalaya dan Provinsi Jawa Barat, nilai penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD, dan jumlah kunjungan wisatawan. Data-data tesebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Pendapatan Daerah Dispenda Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3. Metode Analisis

3.3.1. Metode Location Quotient LQ

Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah sektor-sektor ekonomi termasuk kegiatan basis atau non basis. Pada metode ini penentuan sektor basis dan non basis dilakukan dengan cara menghitung perbandingan antara pendapatan