II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kepariwisataan
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 9
Tahun 1990
tentang Kepariwisataan yang terdiri atas sembilan bab dan empat puluh pasal yang
mengandung ketentuan meliputi delapan hal, yaitu: a.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata; b.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata; c.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut; d.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata;
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut; f.
Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata;
g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun
atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata;
h. Menteri pariwisata adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang
kepariwisataan. Berdasarkan Organisasi Pariwisata Dunia, pariwisata atau turisme adalah
suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Istilah wisatawan pada prinsipnya haruslah
diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negara yang bukan
merupakan negara dimana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi: 1
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang- senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan, dan sebagainya,
2 Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan , konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan berbagai badanorganisasi ilmu pengetahuan, administrasi,
diplomatik, olahraga, keagamaan dan sebagainya, 3
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis, 4
Pejabat pemerintah dan orang-orang militer beserta keluarganya yang diposkan di suatu negara lain hendaknya jangan dimasukkan dalam
kategori ini, tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka hal ini dapat digolongkan sebagai wisatawan.
2.2. Definisi Pertumbuhan Ekonomi