Pembuatan Partikel Pencampuran Partikel Kayu dengan Perekat

3.3.1 Pembuatan Partikel

Partikel yang dibuat ada 3, yaitu partikel halus, sedang dan wol excelsior. Terdapat perbedaan antara pembuatan partikel sedang, halus dengan partikel wol. Untuk pembuatan partikel sedang dan halus, bahan baku kayu yang sudah dijadikan flake dengan menggunakan mesin disk flaker kemudian digiling kembali dengan menggunakan mesin disk mill yang berada di Seafast Center dengan perbedaan ukuran saringan. Pembuatan partikel sedang menggunakan saringan ukuran 5 mesh sedangkan pembuatan partikel halus menggunakan saringan 10 mesh. Pembuatan partikel wol, awalnya kayu dipotong-potong menjadi panjang 40 cm, kemudian kayu tadi diberikan ruas-ruas dengan jarak 5 cm, setelah itu kayu akan diserut dengan menggunakan mesin pembuatan wol dengan merk Takekawa Iron Works yang berada Puslitbang Kehutanan. Setelah semua partikel didapat, selanjutnya partikel-partikel tersebut disaring secara manual dengan menggunakan saringan yang bertujuan untuk menghilangkan debu yang terdapat pada partikel yang akan digunakan. Partikel-partikel tersebut kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60-80 °C selama ±2 hari.

3.3.2 Pencampuran Partikel Kayu dengan Perekat

d a b c Gambar 2 Proses pencampuran partikel dengan perekat MDI : a penimbangan perekat, b penyemprotan partikel wol, dan c penyemprotan partikel halus dan sedang Pencampuran partikel dengan perekat dilakukan di dalam rotation blender untuk partikel halus dan sedang, sedangkan untuk partikel wol penyemprotan dilakukan secara manual di atas terpal. Hal ini dilakukan karena partikel wol yang sangat panjang sehingga dikhawatirkan jika penyemprotan dilakukan di dalam rotation blender maka perekat tidak akan tercampur secara merata. Kadar perekat diphenyl methane diisocyanate MDI yang digunakan adalah 12 dari berat kering tanur bahan baku. Selama proses blending perekat disemprotkan dengan menggunakan spray gun supaya perekat tercampur secara merata pada partikel yang disemprotkan Gambar 2.

3.3.3 Pembentukan Lembaran Mat Forming