Modulus Elastisitas Statis MOEs

4.2.2 Modulus Elastisitas Statis MOEs

Maloney 1993 menyatakan modulus elastisitas statis merupakan ukuran kemampuan papan partikel mempertahankan perubahan bentuk akibat beban sampai pada batas proporsi yang menunjukkan sifat elastisitas bahan, semakin tinggi nilai MOEs maka papan partikel akan semakin tahan terhadap perubahan bentuk. Gambar 12 Modulus elastisitas statis papan partikel pada berbagai jenis kayu dan kerapatan target Gambar 12 menunjukkan papan partikel yang dihasilkan mempunyai nilai MOEs berkisar antara 2560-43647 kgfcm 2 . Berdasarkan partikel penyusun, partikel halus dari jenis sengon mempunyai nilai rata-rata MOEs tertinggi pada ketiga kerapatan target 0,5; 0,8 dan 1,0 gcm 3 dengan nilai masing-masing 7028, 14716, dan 32726 kgfcm 2 . Hal ini diduga karena papan partikel dari jenis kayu sengon mempunyai nilai compression ratio yang lebih besar dibandingkan kayu afrika dan mangium, karena pada kondisi tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik Maloney 1993. Pada partikel penyusun sedang, papan partikel dari kayu afrika mempunyai nilai MOEs tertinggi pada kerapatan target sasaran 0,5 gcm 3 dan 0,8 gcm 3 dengan nilai 74285 kgfcm 2 dan 17437 kgfcm 2 , sedangkan nilai MOEs tertinggi untuk kerapatan target 1,0 gcm 3 dimiliki papan partikel sengon dengan nilai 37623 kgfcm 2 . Papan partikel yang disusun oleh partikel wol, nilai rata-rata yang paling tinggi pada kerapatan target 0,5; 0,8 dan 1,0 gcm 3 secara berurutan papan partikel dari jenis kayu sengon dan afrika memiliki nilai 14740 kgfcm 2 , papan partikel dari jenis kayu afrika dengan nilai 17582 kgfcm 2 , kemudian papan partikel mangium 43647 kgfcm 2 . Berdasarkan hasil analisis ragam selang kepercayaan 95 pada Tabel 3 menunjukkan interaksi antara ukuran partikel dan kerapatan target pada papan partikel dari jenis kayu afrika dan mangium memberikan nilai yang berbeda nyata terhadap nilai modulus elastisitas statis. Sementara itu, papan partikel sengon nilai MOEs yang dihasilkan hanya berbeda nyata pada perlakuan kerapatan target. Uji lanjut duncan pada Lampiran 5 menunjukkan partikel penyusun wol dengan kerapatan target 1,0 gcm 3 mempunyai nilai MOEs tertinggi dibandingkan interaksi lainnya pada papan partikel dari jenis kayu mangium. Sedangkan untuk papan partikel dari jenis kayu afrika interaksi antara kerapatan target 1,0 gcm 3 dan partikel penyusun wol maupun partikel penyusun sedang memberikan nilai MOEs tertinggi. Namun hal ini tidak berlaku pada papan partikel dari jenis kayu penyusun sengon karena interaksi antara partikel penyusun wol dengan kerapatan target 1,0 gcm 3 nilai MOEs yang dihasilkan hampir seragam dengan interaksi antara kerapatan target 1,0 gcm 3 dengan partikel penyusun sedang maupun halus. Faktor tunggal kerapatan target 1,0 gcm 3 memberikan nilai MOEs yang paling tinggi dibandingkan kerapatan target 0,5 gcm 3 dan 0,8 gcm 3. Nilai modulus elastisitas statis yang didapatkan dari kayu sengon berbeda dengan pernyataan Bowyer et al. 2003 yang menyatakan bahwa partikel ideal untuk mengembangkan kekuatan dan stabilitas dimensi adalah partikel serpih tipis dengan ketebalan seragam yang memiliki perbandingan tebal ke panjang yang tinggi. Hal ini diduga karena penurunan kerapatan yang besar dari kerapatan target yang diinginkan pada partikel penyusun wol sehingga menyebabkan kekompakan partikel yang kurang baik. Hasil yang didapatkan Gambar 12 menunjukkan semakin besar kerapatan papan partikel yang dihasilkan maka semakin besar pula nilai modulus elastisitas statis. Hal ini diduga karena semakin besar kerapatan maka semakin padat dan semakin kompak partikel yang meminimalkan ronga-ronga kosong pada papan partikel sesuai dengan pernyataan Bowyer et al. 2003 semakin tinggi kerapatan papan partikel penyusunnya maka akan semakin tinggi sifat mekanis lentur dari papan yang dihasilkan. Dari hasil pengujian terhadap contoh uji diperoleh modulus elastisitas statis papan partikel pada kerapatan target 0,5 gcm 3 dan 0,8 gcm 3 tidak memenuhi standar JIS A 5908 : 2003 tipe 8 yang menyaratkan nilai MOEs harus lebih besar dari 20400 kgfcm 2 , sedangkan contoh uji papan partikel yang mempunyai kerapatan target 1,0 gcm 3 memenuhi standar JIS A 5908 : 2003 tipe 8 dan tipe 13 yang menyaratkan 20400 dan 25500 kgfcm 2 , namun pada tipe 18 yang menyaratkan 30600 kgfcm 2 , semua contoh uji memenuhi standar kecuali partikel penyusun halus dari kayu afrika yang hanya memiliki nilai MOEs 29571 kgfcm 2 .

4.2.3 Modulus Patah MOR