secara alami oleh bahan kimia yang disebut feromon. Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin, menyebar keluar tubuh dan
mempengaruhi individu lain yang sejenis. Rayap tanah C. curvignathus merupakan golongan rayap yang banyak
menyebabkan kerusakan. Rayap ini bersarang di dalam tanah dan membangun liang-liang kembara yang menghubungkan sarang dengan benda yang diserangnya
Nandika et al 1996. Golongan rayap tanah membutuhkan kelembaban yang tinggi dalam kehidupannya. Klasifikasi jenis rayap ini adalah:
Klas : Insekta
Ordo : Blatodea
Famili : Rhinotermitidae
Subfamili : Coptotermitinae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptothermes curvignathus Holmgren
Dalam hidupnya rayap memiliki sifat-sifat penting yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Trophalaxis, yaitu sifat rayap saling berkumpul dan menjilat satu sama lain
untuk mengadakan pertukaran bahan makanan. b.
Cryptobiotic, yaitu sifat menyembunyikan diri, menjauhkan diri dari cahaya dan gangguan. Sifat ini tidak berlaku pada rayap yang bersayap laron.
c. Cannibalisme, yaitu sifat rayap yang memakan sesamanya yang telah lemah
atau sakit. Sifat ini akan semakin terlihat bila rayap kekurangan makanan. d.
Necrophagy, yaitu sifat rayap yang memakan bangkai sesamanya.
2.5 Jenis Kayu
2.5.1 Mangium Acacia mangium Wild
Kayu mangium Acacia mangium Wild adalah tanaman asli yang banyak tumbuh di wilayah Papua Nugini, Papua Barat dan Maluku. Tanaman ini pada
mulanya dikembangkan eksitu di Malaysia Barat dan selanjutnya di Malaysia Timur, yaitu di Sabah dan Serawak. Karena menunjukkan pertumbuhan yang baik
maka Filipina telah mengembangkan pula sebagai hutan tanaman Malik et al 2009.
Mangium berasal dari famili Leguminosae dengan jari-jari sempit 15-30 µ, dengan jumlah jarang 4-5mm sampai agak jarang 6-7mm, dan ukurannya
pendek 1-2 mm sampai agak pendek 2-5 mm. Pembuluhnya bersifat baur, soliter dan berganda radial yang terdiri dari 2-3 pori terkadang mencapai 4
dengan diameter kecil 50-100 µ, dan jumlah pori jarang 2-5 mm
2
sampai agak jarang 6-10 mm
2
. Acacia Mangium memiliki BJ rata – rata 0,61 0,43-0,66
dengan kelas kuat II-III dan kelas awet III. Kayu mangium dapat digunakan untuk bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot
rumah tangga, lantai, papan dinding, tiang, batang korek api Pandit Kurniawan 2008.
2.5.2 Karet Hevea brasiliensis
Hevea brasiliensis atau yang dikenal dengan kayu karet termasuk dalam Genus Hevea, Famili Euphorbiaceae dan sering disebut
“pada” atau balam perak. Di Indonesia jenis ini banyak ditanam di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
sebagai tanaman perkebunan besar dan perkebunan rakyat untuk tujuan produksi getah Boerhendy Agustina 2006. Tetapi bila pohon karet telah mencapai
umur 25-30 tahun, pohon ini tidak ekonomis lagi untuk disadap sehingga perlu diremajakan.
Karet memiliki jari-jari agak sempit 30-50 µ, jarang sampai agak lebar 50-100 µ, dan tingginya sekitar 1,8mm. Pembuluhnya bersifat baur, soliter dan
berganda radial yang terdiri atas 2-4 pori terkadang mencapai 5-8 pori dengan diameter agak kecil 100-200 µ sampai agak besar 200-300 µ, dan jumlah pori
sekitar 3-4mm. Kerapatan kayu karet tergolong menengah berkisar 0,55-0,70 dengan rata-rata pada nilai 0,61. Jika dilihat dari sifat fisis dan mekanisnya kayu
karet tergolong kayu kelas kuat II-III dan kelas awet V. Kayu ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku perabot rumah tangga,
kayu bentukan, misalnya panel dinding, bingkai gambar atau lukisan, lantai parket, inti papan blok, palet, peti wadah, peti jenasah, vinir, kayu lamina untuk
tangga, kerangka pintu dan jendela. Karet dikenal juga dengan nama lain kayu getah dan poko getah para. Pemanfaatan kayu jenis ini antara lain: perabot rumah
tangga, kayu bentukan dinding, lantai, kerangka pintu dan jendela dan pemanfaatan lainnya Pandit Kurniawan 2008.
2.5.3 Sengon Paraserianthes falcataria