BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Juni hingga 21 Oktober 2010. Penelitian dilakukan di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen
Hasil Hutan dan Laboratorium Biomaterial dan Biodeteriorasi Kayu, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu mangium Acacia mangium Wild, kayu karet Hevea brasiliensis, kayu sengon Paraserianthes
falcataria, rayap tanah C. curvignathus, larutan amonia, air, dan pasir. Ketiga jenis kayu yang digunakan berasal dari daerah Ciampea, kabupaten Bogor. Alat
yang digunakan adalah plastik transparan, timbangan elektrik, ember, botol kacajampot, lakban, alumunium foil, peralatan keselamatan fumigasi masker,
sarung tangan, google dan kamera alat dokumentasi.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Keawetan Alami
Pengujian keawetan alami kayu kelas awet rendah dilakukan dengan mengikuti standar American Society for Testing and Materials ASTM
– D 3345 2008, yaitu perihal pengujian efikasi kayu dan bahan berselulosa terhadap
serangan rayap. Contoh uji berukuran 2,5 x 2,5 x 0,6 cm
3
, diambil dari kayu gubal, tanpa cacat dan sudah dihaluskan. Contoh uji dikeringkan dalam oven 103±2
o
C hingga mencapai kadar air kering udara 12-18. Ulangan yang digunakan
adalah sebanyak 3 kali untuk masing-masing jenis kayu kelas awet rendah. Contoh uji diletakkan di bagian dasar dari botol uji, kemudian diisi dengan
pasir steril sebanyak 200 g. Air destilata sebanyak 20 ml dimasukkan ke dalam botol uji dan dibiarkan satu malam. Setelah itu, dimasukkan ke dalam botol 220
ekor rayap tanah C. cuvignathus yang terdiri dari 200 ekor kasta pekerja dan 20
ekor kasta prajurit. Pada setiap botol, bagian mulut botol ditutup dengan alumunium foil dan diberi lubang-lubang kecil sebagai ruang agar udara bisa
masuk. Sebagai pengontrol pengujian uji pembanding dipersiapkan juga botol uji yang telah berisi pasir, air, dan rayap tanpa spesimen uji sebanyak tiga
ulangan. Botol-botol uji disimpan pada ruang yang gelap dengan suhu ruangan selama empat minggu dan untuk kontrol selama satu hari. Botol uji yang sudah
berisi rayap dan contoh uji yang ditutup alumunium foil dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Botol yang sudah berisi rayap dan contoh uji. Parameter yang diukur terdiri dari persentase mortalitas rayap tanah C.
curvignathus dan kehilangan berat yang dihitung dengan menggunakan persamaan:
Dimana : N1 = jumlah rayap total sebelum diumpankan N2 = jumlah rayap hidup setelah diumpankan
Untuk parameter persentase kehilangan berat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana : B1 = Berat Kering Tanur BKT contoh uji sebelum diumpankan B2 = Berat Kering Tanur BKT contoh uji setelah diumpankan
Alumunium foil Rayap
Pasir + air
Contoh uji
Setelah itu kayu diklasifikasikan kelas awetnya berdasarkan persentase kehilangan beratnya. Tabel 2 menyajikan klasifikasi kelas awet kayu berdasarkan persentasi
kehilangan berat. Tabel 2 Klasifikasi kelas awet kayu berdasarkan persentase kehilangan berat
setelah diumpankan.
Kelas Ketahanan
Penurunan Berat
I Sangat Tahan
3.52 II
Tahan 3.52 - 7.50
III Sedang
7.50 - 10.96 IV
Buruk 10.96 - 18.94
V Sangat Buruk
18.94 - 31.89
Sumber SNI 01. 7202-2006
3.3.2 Fumigasi 3.3.2.1 Persiapan Contoh Uji