Diagram Fase Penondimensionalan Model Mangsa-pemangsa

a. Setiap nilai eigen real adalah positif i λ untuk semua i. b. Setiap komponen nilai eigen kompleks bagian realnya lebih besar atau sama dengan nol Re i λ ≥ untuk semua i. 3. Sadel, jika perkalian dua buah nilai eigen real sembarang adalah negatif , i j λ λ untuk i dan j sembarang. Titik tetap sadel ini bersifat takstabil Tu 1994

2.11 Diagram Fase

Suatu persamaan diferensial x f x = tidak semuanya dapat diselesaikan secara kuantitatif. Jika hal ini terjadi maka diperlukan solusi kualitatif dalam bentuk diagram fase. Diagram fase akan menggambarkan perubahan kecepatan x terhadap x lihat gambar 1. Jika x , maka kurva berada di atas sumbu horizontal, yaitu x naik sepanjang waktu yang ditujukan oleh arah panah dari kiri ke kanan. Jika x , maka kurva berada di bawah sumbu horizontal, yaitu x menurun sepanjang waktu. Pada sumbu horizontal, x = yaitu x tidak berubah, merupakan titik ekuilibrium atau titik tetap. Jika f x yaitu f x adalah fungsi turun, maka ekuilibrium stabil. Jika f x yaitu f x adalah fungsi naik, maka ekuilibrium tidak stabil. Gambar 2.1 Diagram fase. [Tu 1994]

2.12 Penondimensionalan

Penondimensionalan adalah suatu metode untuk menyederhanakan suatu persamaan banyak parameter menjadi persamaan dengan sedikit parameter. Biasanya penondimensionalan mengelompokkkan beberapa parameter dengan sebuah parameter tunggal. [Srogatz 1994] III PEMODELAN

3.1 Model Mangsa-pemangsa

Model mangsa-pemangsa yang banyak dikenal adalah model Lotka-Voltera. Model ini disusun berdasarkan asumsi-asumsi berikut: 1. Dalam keadaan tanpa pemangsa, lingkungan hidup populasi mangsa sangat ideal sehingga perkembangannya tak terbatas. 2. Pertumbuhan pemangsa juga ideal, kecuali terdapat kendala makanan. 3. Laju pemangsaan proporsional dengan laju pertemuan antara mangsa dan pemangsa. 4. Laju kematian pemangsa adalah konstan, tidak terpengaruh terhadap kepadatan dan umur pemangsa. 5. Efisiensi pemangsaan tidak tergantung umur pemangsa dan mangsa. 6. Efisiensi penggunaan mangsa sebagai makanan pemangsa untuk bereproduksi adalah konstan dan tidak tergantung umur dan kepadatan pemangsa. 7. Gerakan dan kontak mangsa dan pemangsa berlangsung secara acak. Setiap individu mangsa memiliki peluang yang sama untuk dimangsa. 8. Waktu yang digunakan pemangsa untuk memangsa diabaikan. 9. Kepadatan mangsa tidak mempengaruhi peluang pemangsaan. 10. Kepadatan pemangsa tidak mempengaruhi peluang pemangsa untuk memangsa. 11. Keadaan lingkungan adalah homogen. Pertumbuhan perkapita mangsa dan pemangsa model Lotka-Voltera adalah 3 .1 d X rX cX Y d t d P b X Y d Y d t = − = − X = kepadatan populasi mangsa Y = kepadatan populasi pemangsa r = laju pertumbuhan intrinsik mangsa c = koefisien tingkat pemangsaan b = tingkat kelahiran pemangsa tiap satu mangsa yang dimakan d = tingkat kematian pemangsa Misalkan X menyatakan jumlah populasi mangsa pada waktu t dan Y jumlah populasi pemangsa pada waktu t. Laju pertumbuhan perkapita populasi mangsa adalah selisih dari laju pertumbuhan intrinsik dengan berkurangnya populasi mangsa akibat interaksi dengan pemangsa. Laju pertumbuhan perkapita populasi pemangsa merupakan pertambahan laju kelahiran pemangsa karena interaksi dengan mangsa dikurang laju kematian pemangsa. Model Lotka-Voltera layak digunakan jika interaksi yang terjadi hanya interaksi interspesies, yaitu interaksi antara individu pada populasi spesies yang satu dengan individu pada populasi spesies yang lain dan mengabaikan interaksi antar individu pada populasi yang sama. Model ini juga hanya layak dalam kondisi nyata dengan ketidakterbatasan kapasitas pemangsa. Jika pada sistem interaksi antar individu pada satu populasi dan terdapat keterbatasan kapasitas, maka model Lotka-Voltera tidak dapat digunakan. Pada kasus ini akan digunakan generalisasi dari model Lotka-Voltera, yaitu model mangsa-pemangsa Michaelis-Menten. Selain itu pada model ini diberikan perlakuan pemanenan pada populasi mangsa.

3.2 Model Umum Pemanenan