Titik Tetap Tak Stabil Pelinearan Analisis Kestabilan Titik Tetap Diagram Fase

Tu 1994

2.3 Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Misalkan A adalah matriks n x n maka sebuah vektor taknol x di dalam R n disebut vektor eigen dari A. Jika untuk skalar λ , yang disebut nilai eigen dari A, berlaku: Ax = x λ 2.2 Vektor x disebut vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ . Untuk mencari nilai eigen berukuran n n × maka persamaan 2.2 dapat ditulis sebagai berikut: A I x λ − = 2.3 dengan I matriks identitas. Persamaan 2.3 mempunyai solusi taknol jika dan hanya jika det A I x λ − = 2.4 Persamaan 2.4 disebut persamaan karakteristik dari A . Anton 1995

2.4 Titik Tetap

Diberikan SPD , n x ∈ℜ 2.5 Titik disebut titik tetap jika . Titik tetap disebut juga titik kritis atau titik kesetimbangan. Tu 1994

2.5 Titik Tetap Hiperbolik

Titik disebut titik tetap hiperbolik jika pelinearan menghasilkan akar karakteristik dengan bagian real tak nol. Tu 1994

2.6 Titik Tetap Non-Hiperbolik

Titik disebut titik tetap non-hiperbolik jika dari pelinearan ada akar karakteristik dengan bagian real sama dengan nol. Tu 1994 2.7 Titik Tetap Stabil Misalkan x adalah titik tetap sebuah SPD dan x t adalah solusi SPD dengan nilai awal x x = dengan x x ≠ . Titik x dikatakan titik tetap stabiljika untuk sebarang radius ρ terdapat r sedemikian sehingga jika posisi awal x memenuhi | | x x r − maka solusi x t memenuhi | | x t x ρ − , untuk setiap t . Verhulst 1990

2.8 Titik Tetap Tak Stabil

Misalkan x adalah titik tetap sebuah SPD dan x t adalah solusi SPD dengan nilai awal x x = dengan x x ≠ . Titik x titik tetap tak stabil jika terdapat ρ dengan ciri sebagai berikut: untuk sebarang r terdapat posisi awal x memenuhi | | x x r − , berakibat solusi x t memenuhi | | x t x ρ − ≥ , untuk paling sedikit satu t . Verhulst 1990

2.9 Pelinearan

Perhatikan sistem tak linear berikut: 2.6 dengan menggunakan perluasan Taylor pada suatu titik tetap x , untuk penyederhanaan titik x didefinisikan pada titik asal, maka diperoleh x Ax x ϕ = + 2.7 dengan | x x A Df x Df x = = = 2.8 1 1 1 1 n n n n f f x x A f f x x ∂ ∂ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ∂ ∂ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ∂ ∂ ⎜ ⎟ ∂ ∂ ⎝ ⎠ … Dan x ϕ mempunyai lim x x x ϕ → = . Sistem x Ax = 2.9 Disebut pelinearan dari 2.7. Verhulst 1990

2.10 Analisis Kestabilan Titik Tetap

Diberikan sistem persamaan differensial sembarang x f x = , n x ∈ℜ analisis kestabilan titik tetap dilakukan melalui matriks Jacobi, yaitu matriks A . Penentuan kestabilan titik tetap didapat dengan melihat nilai-nilai eigennya, yaitu i λ dengan 1, 2, 3, ..., i n = yang diperoleh dari det A I λ − = Secara umum kestabilan titik tetap mempunyai tiga perilaku sebagai berikut: 1. Stabil, jika a. Setiap nilai eigen real adalah negatif i λ untuk semua i b. Setiap komponen nilai eigen kompleks bagian realnya lebih kecil atau sama dengan nol Re i λ ≤ untuk semua i. 2. Takstabil, jika a. Setiap nilai eigen real adalah positif i λ untuk semua i. b. Setiap komponen nilai eigen kompleks bagian realnya lebih besar atau sama dengan nol Re i λ ≥ untuk semua i. 3. Sadel, jika perkalian dua buah nilai eigen real sembarang adalah negatif , i j λ λ untuk i dan j sembarang. Titik tetap sadel ini bersifat takstabil Tu 1994

2.11 Diagram Fase

Suatu persamaan diferensial x f x = tidak semuanya dapat diselesaikan secara kuantitatif. Jika hal ini terjadi maka diperlukan solusi kualitatif dalam bentuk diagram fase. Diagram fase akan menggambarkan perubahan kecepatan x terhadap x lihat gambar 1. Jika x , maka kurva berada di atas sumbu horizontal, yaitu x naik sepanjang waktu yang ditujukan oleh arah panah dari kiri ke kanan. Jika x , maka kurva berada di bawah sumbu horizontal, yaitu x menurun sepanjang waktu. Pada sumbu horizontal, x = yaitu x tidak berubah, merupakan titik ekuilibrium atau titik tetap. Jika f x yaitu f x adalah fungsi turun, maka ekuilibrium stabil. Jika f x yaitu f x adalah fungsi naik, maka ekuilibrium tidak stabil. Gambar 2.1 Diagram fase. [Tu 1994]

2.12 Penondimensionalan