Model Umum Pemanenan Model Michaelis-Menten dengan

Misalkan X menyatakan jumlah populasi mangsa pada waktu t dan Y jumlah populasi pemangsa pada waktu t. Laju pertumbuhan perkapita populasi mangsa adalah selisih dari laju pertumbuhan intrinsik dengan berkurangnya populasi mangsa akibat interaksi dengan pemangsa. Laju pertumbuhan perkapita populasi pemangsa merupakan pertambahan laju kelahiran pemangsa karena interaksi dengan mangsa dikurang laju kematian pemangsa. Model Lotka-Voltera layak digunakan jika interaksi yang terjadi hanya interaksi interspesies, yaitu interaksi antara individu pada populasi spesies yang satu dengan individu pada populasi spesies yang lain dan mengabaikan interaksi antar individu pada populasi yang sama. Model ini juga hanya layak dalam kondisi nyata dengan ketidakterbatasan kapasitas pemangsa. Jika pada sistem interaksi antar individu pada satu populasi dan terdapat keterbatasan kapasitas, maka model Lotka-Voltera tidak dapat digunakan. Pada kasus ini akan digunakan generalisasi dari model Lotka-Voltera, yaitu model mangsa-pemangsa Michaelis-Menten. Selain itu pada model ini diberikan perlakuan pemanenan pada populasi mangsa.

3.2 Model Umum Pemanenan

Misalkan dalam populasi terdapat x individu mangsa dan daya dukung lingkungan K terdapat pada model pertumbuhan perkapita. Sehingga kapasitas penampungan lingkungan yang tersisa adalah K x − individu. Jadi masih ada K x K − bagian lingkungan yang masih bisa ditinggali. Bagian inilah yang sebanding dengan pertumbuhan populasi. Sehingga terbentuk persamaan pertumbuhan populasi perkapita sebagai berikut: 3.2 1 x x rx K = − ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ Persamaan di atas merupakan persamaan pertumbuhan logistik. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa model tersebut belum mengalami eksploitasi atau usaha pemanenan. Hubungan antara pertumbuhan perkapita alamiah dan usaha pemanenan merupakan dinamika populasi mangsa. Sehingga laju pertumbuhannya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran mangsa dan jumlah pemanenan yang dilakukan. Jika pemanenan dilakukan dengan ukuran h , maka persamaan pertumbuhan logistik menjadi 3.3 1 x F x h x h x rx K = − − = − ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ dengan peubah tak bebas x ≥ , populasi awal x diasumsikan diketahui, sedangkan h diasumsikan 0 maks h h ≤ ≤ , dengan maks h adalah nilai maksimal mangsa yang dapat dipanen.

3.3 Model Michaelis-Menten dengan

Pemanenan konstan pada populasi mangsa Pemanenan yang dilakukan untuk memanfaatkan suatu spesies dalam suatu populasi biasanya terjadi pada bidang kehutanan, perikanan, dan kehidupan liar. Pemanenan yang dibahas pada karya ilmiah ini adalah pemanenan pada kehidupan liar atau perikanan secara umum, yang terdapat interaksi mangsa pemangsa. Namun pemanenan dilakukan hanya pada spesies mangsa saja. Karena diasumsikan hanya spesies mangsa yang memiliki nilai komersil. Diagram di bawah akan memperlihatkan gambaran permasalahan dalam bentuk model matematika sederhana. , r K f , c m h D Gambar 3.1Diagram model mangsa- pemangsa. Gambar di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan populasi mangsa x adalah sebesar rx yang merupakan akibat pertumbuhan alamiah. Laju perkapita populasi Pertumbuhan Intrinsik Mangsa Pemangsa Pemanenan mati Kelahiran Pemangsa mangsa berkurang sebesar r K untuk setiap bertambahnya satu individu mangsa karena adanya keterbatasan daya dukung lingkungan dan sebesar c akibat dimangsa oleh pemangsa. Besarnya tingkat pemangsaaan dipengaruhi oleh tingkat kepuasan pemangsa sebesar m . Terakhir berkurang sebesar h akibat dipanen. Selanjutnya laju pertumbuhan perkapita populasi pemangsa y adalah sebesar laju kelahiran f dengan mengkonversi setiap mangsa yang dimangsa menjadi kelahiran bagi pemangsa dan dipengaruhi tingkat kepuasan pemangsa sebesar m . Berkurang sebesar tingkat kematian D . Model pemanenan pada mangsa tersebut dirumuskan menjadi model matematika oleh Xiao dan Leslie sebagai berikut: 1 3.4 x x cxy rx h K my x fx y y D my x = − − − + = − + + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ dengan x = banyaknya mangsa y = banyaknya pemangsa r = laju pertumbuhan intrinsik K = daya dukung lingkungan c = banyaknya mangsa yang ditangkap m = tingkat kepuasan pemangsa D = laju kematian pemangsa f = faktor konversi yang menyatakan banyaknya pemangsa baru yang lahir untuk tiap mangsa yang di tangkap h = konstanta tingkat pemanenan mangsa dengan , , , , , , r K c m D f h adalah parameter positif. Pada model ini hanya populasi mangsa saja yang dipanen, karena diasumsikan hanya populasi mangsa yang memiliki nilai komersil. Oleh karena itu akan ditentukan nilai h maksimum, jika mangsa dipanen melebihi dari nilai h maksimum maka akan terjadi kepunahan. Kepunahan dapat terjadi juga pada pemangsa karena secara tak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup pemangsa karena tidak ada mangsa yang akanditangkap. Nilai h maksimum biasa disebut MSY h maximum sustainable yield. Konsep maximum sustainable yield didasarkan pada model pertumbuhan biologi yang mengasumsikan jika banyaknya persediaan dalam populasi lebih rendah dari tingkat persediaan K , maka terdapat kelebihan individu yang dapat dipanen. Jika kelebihan tersebut tidak dipanen maka akan menyebabkan pengurangan daya dukung lingkungan K . Model tersebut juga memiliki banyak kesetimbangan pada 0, x y IV PEMBAHASAN DAN HASIL Pada bagian ini akan dibahas tentang penentuan batasan nilai dari usaha pemanenan untuk mencegah terjadi kepunahan pada populasi. Hal ini merupakan tujuan utama dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam bab ini juga akan dibahas tentang pencarian titik tetap dari sistem mangsa pemangsa model Michaelis-Menten. Dari titik tetap yang telah didapat akan dilakukan analisis kestabilan sistem pada setiap titik tetap. Untuk lebih jelasnya, pada bagian akhir pembahasan akan dilakukan simulasi dengan kondisi yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan kestabilan dengan merubah parameter-parameter dari sistem tersebut.

4.1 Menentukan nilai pemanenan maksimum h