Desain Survei Perolehan Data

3 Instrumen Oseanografi Pengukuran parameter perairan suhu dan salinitas dilakukan dengan alat conductivity temperature depth CTD tipe SBE 911 plus seabirds dengan tingkat kemampuan mengukur hingga kedalaman maksimum 6.800 meter Lampiran 3.

3.3 Desain Survei

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dengan menggunakan sistem akustik split beam untuk mendapatkan data secara in situ dan real time. Peralatan akustik serta perangkat lainnya telah terpasang pada Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Agar pelaksanaan pendeteksian, pengukuran dapat mencakup seluruh area yang diteliti, maka dibuat suatu rancangan survei yang berupa suatu jalur transek pelayaran cruise track seperti Gambar 7. Cruise track di Selat Makassar dibuat berbentuk sistematik sejajar paralel dengan jarak antar leg sekitar 30 mil laut. Menurut MacLennan dan Simmonds 1992 bahwa jika salah satu tujuan dari survei adalah untuk distribusi ikan, maka transek Gambar 7 Cruise Track dan Posisi Stasiun Oseanografi. dengan jarak yang sama atau sejajar parallel grid adalah lebih baik digunakan karena upaya penyamplingan distribusi akan merata pada area yang diteliti. Ditetapkan 5 leg dan 4 antar leg pada cruise track paralel yang digunakan, dan penentuan elementary sampling distance unit ESDU untuk perekaman data akustik ditetapkan sepanjang 1 nautical mile nmi, sedangkan untuk pengukuran data oseanografi ditetapkan 16 stasiun pengukuran. Sebelum melakukan cruise seluruh instrumen akustik dan instrumen oseanografi harus dikalibrasi, dan stasiun untuk sampling faktor-faktor oseanografi pada sepanjang transek harus terlebih dahulu ditentukan dan ditandai pada peta pelayaran, sehingga pada saat melakukan pengukuran mudah diketahui dengan menggunakan kompas dan GPS.

3.4 Perolehan Data

Data dan informasi yang diperoleh dari echosounder frekuensi 38 kHz diteruskan ke komputer melalui local area network untuk keperluan penyimpanan serta analisis data dan perhitungan selanjutnya. Integrasi echo dilakukan meliputi seluruh kolom air sepanjang jalur transek yang dilewati oleh kapal mulai dari kedalaman 5 meter, dan selanjutnya pada pengolahan data dilakukan per-layer lapisan kedalaman dengan ketebalan masing-masing layer adalah 50m 5~50, 50~100, 100~150, 150~200, 200~250, 250~300 dan 300~350m, sehingga ada 7 layer yang diambil datanya. Nilai integrasi dikelompokan dalam satuan integrasi ESDU yang diperuntukan dalam pendugaan rata-rata densitas ikan per km 2 atau m 2 nmi 2 Instrumen akustik merekam data akustik secara otomatis dan terus menerus serta menghasilkan data dalam bentuk echogram, dan selanjutnya data deteksi ikan tunggal dan kelompok ikan oleh perangkat echosounder SIMRAD EK 500 diproses dengan menggunakan software di dalam BI 500 post processing system. Software untuk seluruh kolom perairan atau per-layer. Bersamaan dengan pengambilan data akustik, dilakukan juga pengumpulan data oseanografi salinitas dan suhu dengan menggunakan CTD pada 16 stasiun pengambilan data yang telah ditetapkan di sepanjang cruise track, sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah hasil penghitungan nilai sebaran kandungan korofil-a di perairan Selat Makassar.

3.5 Analisis Data