Ikan Pelagis Kecil Analisis swimming layers dan sebaran densitas ikan pelagis kecil di Selat Makasar dengan pendekatan hidroakustik

intensitas penyinaran matahari. Suhu permukaan laut perairan Indonesia umumnya berkisar antara 25 - 30 o C dan mengalami penurunan satu atau dua derajat dengan bertambahnya kedalaman hingga 80 db Tomascik et al. 1997. Hasil pengukuran yang dilakukan Abdilah 2002 pada bulan Mei 2001 di Selat Makassar mendapatkan kisaran suhu antara 29,89 - 30,0 o C pada lapisan dibawah permukaan 2,5 meter, sedangkan hasil pengukuran Wenno 2003 pada bulan Oktober 2003 mendapatkan nilai rata-rata suhu lapisan permukaan Selat Makassar adalah 29,2 o C dengan nilai kisaran antara 28,5 - 29,6 o C dan mengalami penurunan hingga kedalaman 300 meter 11,29 o C. Hasil penelitian pada pelayaran program International nusantara stratification and transport INSTANT bulan Juli 2005 menunjukkan suhu permukaan Selat Makassar sebelah utara lebih hangat berkisar antara 29,14 - 29,69 o C dan sebelah selatan antara 27,44 - 29,10 o C Awaludin 2005.

2.2 Ikan Pelagis Kecil

Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang umumnya menyebar di perairan Selat Makassar antara lain adalah ikan kembung Ratrelliger spp, layang Decapterus russeli, tembang Sardinella fimbriata, lemuru Sardinella longiceps, selar bentong Selar crumenophthalmus, japuh Dussumieria acuta, tenggiri Scomberomorus sp, tongkol Scomberidae sp, petek Leognatidae spp dan ikan teri Engraulidae Latumeten 1996. Penyebaran ikan pelagis kecil tersebut semakin meningkat dari bagian utara ke arah selatan Selat Makassar Simbolon 1996. Ikan pelagis kecil merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah di perairan Indonesia. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya neritik, karena penyebaran utamanya adalah di perairan sekitar pantai, dan pada daerah- daerah dimana terjadi proses up welling, dan sumberdaya ini dapat membentuk biomassa yang sangat besar Csirke 1988. Menurut Ehrenberg 1984, ikan-ikan kecil cenderung bergerombol pada lapisan atas perairan, sedangkan ikan yang lebih besar menyebar di lapisan bawah. Burczynski et al. 1987 juga menyatakan bahwa penyebaran ikan-ikan kecil dapat dipengaruhi oleh profil temperatur dan thermocline. Menurut Laevastu dan Hela 1970, hewan laut termasuk di dalamnya ikan pelagis dapat dibagi dalam beberapa kelompok melalui migrasi vertikal, antara lain: 1 Spesies ikan pelagis yang pada siang hari berada sedikit di atas termoklin, akan bermigrasi ke lapisan permukaan pada sore hari, menyebar di antara permukaan thermocline pada malam hari, dan naik ke atas lapisan thermocline pada pagi hari. 2 Spesies ikan pelagis yang pada siang hari berada di bawah lapisan thermocline, bermigrasi melalui thermocline ke lapisan permukaan selama pagi hari, menyebar antara permukaan dan dasar perairan selama malam hari dan melimpah di atas thermocline. 3 Spesies ikan pelagis yang berada di bawah lapisan thermocline, bermigrasi ke lapisan thermocline selama sore hari, menyebar kelapisan yang lebih dalam selama pagi hari. Pendugaan kelimpahan sumberdaya ikan sangat penting karena merupakan langkah awal dalam manajemen pengelolaan perikanan. Pendugaan kelimpahan dapat digunakan untuk menduga laju eksploitasi, mortalitas dan rekrutmen pada suatu sok ikan Aziz 1989.

2.3 Landasan Teoritis Metode Hidroakustik