46 Tabel 4. Rentang Scoring MDS
RENTANG SCORING STATUS
0 – 20 20 – 40
40 – 60 60 – 80
80 – 100 Sangat Baik
Baik Cukup
Buruk Sangat Buruk
Leverage analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh indikator kinerja terhadap status keberhasilan Program PEMP untuk setiap dimensielemen yang
digunakan. Dengan menggunakan metode analisis ini akan dapat dinilai indikator- indikator kinerja yang mana dari setiap elemen yang paling berpengaruh terhadap
status keberlanjutan pelaksanaan Program PEMP.
3.7 Metode Perumusan Strategi Perancangan Program dan Kebijakan
3.7.1 Metode Analyt ical Hierarch Process AHP
Perancangan strategik dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP atau Proses Hirarki Analitik PHA atau Analisis Jenjang Keputusan
AJK. AHP adalah suatu pendekatan yang biasanya digunakan untuk menganalisis kebijakan pembangunan danatau untuk memecahkan konflik kepentingan diantara
para pemangku kepentingan stakeholder. AHP pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburg Amerika
Serikat pada tahun 1970-an. AHP pada dasarnya didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu
melalui prosedur yang di desain untuk sampai pada suatu skala preferensi diantara berbagai set alternatif.
Langkah paling awal dalam AHP adalah merinci permasalahan kedalam komponen-komponennya, kemudian mengatur bagian dari komponen-komponen
tersebut kedalam bentuk hirarki. Hirarki yang paling atas diturunkan kedalam
47 beberapa elemen set lainnya, sehingga pada akhirnya terdapat elemen-elemen yang
spesifik atau elemen-elemen yang dapat dikendalikan dalam situasi konflik. Saaty 1991 mengemukakan bahwa tahapan dalam analisis data sebagai
berikut 1 identifikasi sistem, 2 penyusunan struktur hirarki, 3 membuat matriks perbandingankomparasi berpasangan pairwise comparison, 4 menghitung
matriks pendapat individu, 5 menghitung pendapat gabungan, 6 pengolahan horisontal, 7 pengolahan vertikal, dan 8 revisi pendapat.
Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty mulai dari nilai bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan posisi sama penting, ini berarti bahwa
atribut yang sama skalanya, nilai bobotnya 1, sedangkan nilai bobot 9 menggambarkan posisi atribut yang penting absolut dibandingkan yang lainnya.
Pengumpulan pendapat responden dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Expert
Choice Version 9.5.
3.7.2 Metode Log ical Framework Approach LFA
Perancangan program dilakukan dengan menggunakan metode Log ical
Framework Approach LFA. Pemilihan metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa metode ini dapat digunakan untuk menganalisis masalah yang terlebih dahulu
dianalisis dan ditetapkan masalah pokok dan masalah prioritas. Dalam hal ini metode LFA lebih aplikatif untuk dilaksanakan dalam upaya mengatasi dampak
yang timbul dan mampu mengakomodir sebagian keinginan masyarakat. Syaukat 2007 mengemukakan bahwa metode ini memiliki spesifik yaitu :
1. Menggunakan teknik visualisasi yang mampu membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses perencanaan dan pengelolaan program.
2. Merumuskan tujuan–tujuan secara jelas sehingga ikut mendorong tercapainya pengambilan keputusan saat ada pendapat dan harapan berbeda dari
stakeholders.
3. Menyusun informasi secara sistematik. 4. Menghasilkan sebuah rancangan program yang konsisten dan realitis.
5. Menyajikan ringkasan rencana program pada satu halaman.
48
IV. PROGRAM PEMP DALAM KONTEKS LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Kondisi Geografis dan Demografis