68 Dengan melakukan peningkatan kualitas dari apa yang telah dijelaskan diatas
dan membenahi beberapa hal yang masih terasa kurang maka diharapkan status keberlanjutan dari elemen kinerja Pengelolaan LEPP-M3 dapat lebih meningkat
sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.
c. Kapasitas Pemanfaat Progam PEMP
Meskipun masih banyak terdapat kelemahan, dari beberapa aspek terlihat bahwa kapasitas pemanfaat program PEMP telah menunjukan kondisi yang lebih
baik terutama pada proses penetapan jenis Usaha Ekonomi Produktif UEP yang difasilitasi oleh program PEMP, dan kesesuaian kriteria penerima DEP. Dalam
hubungannya dengan proses penetapan jenis UEP dan penerima DEP, ada beberapa hal yang harus dipenuhi seperti penggunaan format standar dalam pembuatan
proposal rencana kegiatan UEP yang telah disiapkan oleh LEPP-M3, rumusan kriteria sebagai acuan verifikasi UEP dan penerima DEP, instrumen untuk survei
faktual, dan yang terpenting adalah adanya kerangka waktu yang digunakan mulai dari pengajuan usulan, verifikasi, persetujuan proposal, kontrak kerja sampai pada
likuiditas dana kepada pemanfaat program. Untuk membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, Departemen
Kelautan dan Perikanan sebagai penanggung-jawab program PEMP telah menyediakan Pedoman Umum Pedum, tetapi untuk hal-hal yang sifatnya lebih
teknis belum disiapkan. Meskipun demikian, dengan melihat situasi dan kondisi maka untuk efektivitas proses tersebut, seharusnya penanggung-jawab program
PEMP di daerah dan pelaku-pelaku lainnya berinisiatif untuk menyusun instrumen- instrumen yang terkait dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sehingga
proses pelembagaan sistem, organisasi, penatakelolaan dan domestikasi pengambil-alihan peran pemangku kepentingan lokal secara perlahan dapat
terwujud.
Tabel 13. Atribut yang mempengaruhi kinerja Kapasitas Pemanfaat
No Atribut Yang Berpengaruh
Nilai Leverage 1
Transformasi dan Replikasi DEP 38,8
69
2 Tertib administrasi KMP
41,3 3
Ekstensifikasi dan Diversifikasi jenis DEP 91,7
4 Perubahan tingkat kesejahteraan anggota KMP
91,8 5
Pemahaman teknis pengelolaan DEP 96,9
Berdasarkan hasil analisis Leverage dengan menggunakan RAPFISH seperti yang ditunjukan pada Tabel 13, terlihat besaran pengaruh yang diberikan oleh
berbagai faktor terhadap capaian status kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP. Dari 5 atribut yang dinilai, terlihat bahwa terdapat 1 atribut yang pengaruhnya
“kuat” terhadap kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 20 – 40, yaitu transformasi dan replikasi DEP. Disamping itu juga
terdapat 1 atribut yang pengaruhnya “cukup kuat” terhadap kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 40 – 60, yaitu tertib
administrasi KMP. Selain itu terdapat 3 atribut yang pengaruhnya “sangat lemah” terhadap kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP karena nilainya berada pada
kisaran 80 – 100 yaitu ekstensifikasi dan diversifikasi jenis DEP, perubahan tingkat kesejahteraan anggota KMP, dan pemahaman tentang teknis pengelolaan DEP.
Atribut-atribut diatas saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga membentuk satu kesatuan kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP, dimana
berdasarkan hasil analisis Ordinasi yang telah dijelaskan sebelumnya terlihat bahwa kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP mencapai nilai 69,19. Oleh karena nilai
tersebut berada dalam kisaran 60 - 80 maka dapat disimpulkan bahwa status keberlanjutan dari Kapasitas Pemanfaat dalam pelaksanaan Program PEMP di
Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam kategori “buruk”.
Buruknya status keberlanjutan dari elemen kinerja Kapasitas Pemanfaat Program PEMP ini antara lain disebabkan karena belum efektifnya proses
tranformasi dan replikasi jenis UEPDEP, serta pembaruan wawasan dan kemampuan anggota KMP yang seharusnya difasilitasi oleh KM, TPD dan Koperasi
LEPP-M3 yang diangkat dan dibentuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Fungsi- fungsi asistensi, supervisi dan pembinaan yang diperankan oleh pihak-pihak tersebut
belum dijalankan secara baik dan konsisten. Selain itu, tertib administrasi usaha
70 akan mendukung KMP mewujudkan tertib administrasi, transparansi dan
akuntabilitas usaha, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan antar anggota kelompok dan lembaga-lembaga mitra pemerintah, koperasi dan lembaga
perbankan. Demikian juga penghantaran DEP dalam mendukung UEP harus lebih
ditingkatkan agar dapat membantu dalam penguatan usaha intensifikasi, pengembangan usaha ekstensifikasi, dan perluasan usaha diversifikasi, dengan itu
akan terbangun kekuatan KMP yang selanjutnya secara mandiri dapat mengelola UEP bahkan dapat memberikan multiplier effect dan breakdown effect bagi
kelompok masyarakat lainnya. Nilai manfaat ekonomi berupa peningkatan pendapatan dari UEP yang
dilaksanakan oleh KMP merupakan tujuan utama program PEMP sebagai salah satu bentuk upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Untuk itu dibutuhkan
upaya peningkatan pemahaman tentang teknis pengelolaan UEPDEP. Manajemen usaha yang diterapkan oleh KMP dalam melakukan UEP terutama dalam hal
keterampilan merencanakan usaha, kemampuan teknis, keterampilan mengelola keuangan dan kemampuan mengembangkan jaringan kemitraan akan sangat
membantu efektifitas dan pengembangan UEP. Dengan perbaikan-perbaikan seperti yang dikemukakan diatas, diharapkan
status keberlanjutan dari elemen kinerja Kapasitas Pemanfaat dapat ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.
d. Kemitraan