18
merugi. Nilai keuntungan usaha dihitung dari nilai  omset usaha dikurangi  biaya- biaya  yang  dikeluarkan  untuk  menghasilkan  produk  atau  jasa  tersebut.  Adapun
pengukuran  perkembangan  usaha  mikro  pada  kinerja  keuntungan  usaha  adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan  usaha  dikatakan  stabil  apabila  jumlah  rata-rata  keuntungan
usaha  responden  yang  diperoleh  tahun  2013  sama  dengan  jumlah  rata-rata keuntungan usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
b. Keuntungan  usaha  dikatakan  berkembang  apabila  jumlah  rata-rata
keuntungan  usaha  responden  yang  diperoleh  tahun  2013  lebih  besar  dari jumlah rata-rata keuntungan usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
c. Keuntungan usaha dikatakan menurun apabila jumlah rata-rata keuntungan
usaha responden yang diperoleh tahun 2013 lebih kecil dari jumlah rata-rata keuntungan usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
3. Aset Usaha
Aset merepresentasikan potensi jasa fisik dan non fisik yang memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa. Aset atau aktiva adalah sumber
ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Nilai aset usaha  dalam  penelitian  ini  dihitung  dari  jumlah  total  aset  usaha  utama  maupun
aset  usaha  sampingan  yang  bergerak  di  bidang  agribisnis  dan  dinyatakan  dalam satuan  mata  uang  rupiah.  Adapun  pengukuran  perkembangan  usaha  mikro  pada
kinerja aset usaha adalah sebagai berikut :
a. Aset  usaha  dikatakan  stabil  apabila  jumlah  rata-rata  aset  usaha  responden
yang  diperoleh  tahun  2013  sama  dengan  jumlah  rata-rata  aset  usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
b. Aset  usaha  dikatakan  berkembang  apabila  jumlah  rata-rata  aset  usaha
responden  yang diperoleh tahun 2013 lebih besar dari jumlah rata-rata aset usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
c. Aset  usaha  dikatakan  menurun  apabila  jumlah  rata-rata  aset  usaha
responden  yang  diperoleh  tahun  2013  lebih  kecil  dari  jumlah  rata-rata  aset usaha responden yang diperoleh tahun 2012.
4. Luas Lahan yang Diusahakan
Luas lahan yang diusahakan tidak hanya dilihat berdasarkan luas lahan milik responden, namun juga berupa lahan sewa maupun lahan gadai, selama responden
mengusahakan lahan tersebut dan mendapat pengahasilan dari lahan tersebut. Hal yang  perlu  diperhatikan  dalam  kinerja  usaha  berdasarkan  luas  lahan  yang
diusahakan  dibandingkan  dengan  kinerja  usaha  berdasarkan  omset  usaha, keuntungan  usaha,  dan  aset  usaha  adalah  perbedaan  jumlah  responden  yang
diteliti.  Pada  perhitungan  omset,  keuntungan,  dan  aset  usaha,  seluruh  responden dari  semua  sektor  usaha  akan  diteliti,  sementara  perhitungan  luas  lahan  yang
diusahakan  hanya  akan  menggunakan  responden  yang  bergerak  di  sektor pertanian  onfarm.  Adapun  pengukuran  perkembangan  usaha  mikro  berdasarkan
luas lahan yang diusahakan adalah sebagai berikut:
a. Luas  lahan  yang  diusahakan  dikatakan  stabil  apabila  jumlah  rata-rata  luas
lahan  yang  diusahakan  responden  yang  diperoleh  tahun  2013  sama  dengan jumlah rata-rata luas lahan yang diusahakan responden yang diperoleh tahun
2012.
b. Luas lahan yang diusahakan dikatakan berkembang apabila jumlah rata-rata
luas  lahan  yang  diusahakan  responden  yang  diperoleh  tahun  2013  lebih
19 besar  dari  jumlah  rata-rata  luas  lahan  yang  diusahakan  responden  yang
diperoleh tahun 2012. c.
Luas  lahan  yang  diusahakan  dikatakan  menurun  apabila  jumlah  rata-rata luas  lahan  yang  diusahakan  responden  yang  diperoleh  tahun  2013  lebih
kecil  dari  jumlah  rata-rata  luas  lahan  yang  diusahakan  responden  yang diperoleh tahun 2012.
Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha  mikro  memiliki  peran  penting  dalam  pembangunan  perekonomian di Indonesia. Hingga tahun 2010, tercatat sekitar 98.88 persen usaha di Indonesia
adalah  usaha  mikro,  Sektor  usaha  mikro  yang  sebanyak  53.20  juta  unit  mampu menyerap  tenaga  kerja  hingga  93.01  juta  tenaga  kerja  Indonesia  atau  sebesar
90.98  persen  dari  jumlah  tenaga  kerja  Indonesia.  Namun  dalam  menjalankan usaha  mikro,  pelaku  usaha  dihadapkan  pada  beberapa  kendala,  salah  satunya
adalah  kendala  permodalan.  Keterbatasan  kredit  perbankan  dalam  menunjang usaha  mikro  disebabkan  dari  berbagai  hal,  baik  di  pihak  perbankan  itu  sendiri
maupun dari pihak usaha mikro.
Keterbatasan  akses  usaha  mikro  terhadap  sumber  pembiayaan  formal, khususnya perbankan, membuat pelaku usaha beralih kepada sumber pembiayaan
lainnya,  yaitu  Lembaga  Keuangan  Mikro  LKM.  Koperasi  Baytul  Ikhtiar  KBI di  Kotamadya  Bogor  merupakan  salah  satu  Lembaga  Keuangan  Mikro  LKM
berbentuk  koperasi  yang  menyediakan  modal  bagi  usaha  mikro  agribisnis  di wilayah  Kotamadya  Bogor  dan  Kabupaten  Bogor.  Sasaran  anggota  koperasi  ini
adalah  masyarakat  perdesaan  yang  mengalami  kesulitan  dalam  mengakses lembaga  keuangan  karena  lokasinya  yang  jauh  dari  perkotaan.  Pada  tahun  2010,
total pembiayaan adalah sebesar Rp6 164 350 000 dan pada tahun 2011meningkat menjadi Rp9 742 300 000 KBI 2012.
Begitu  besarnya  potensi  yang  dimiliki  KBI  sebagai  lembaga  intermediasi keuangan  yang  menjangkau  pelaku  usaha  mikro  di  wilayah  perdesaan.  Oleh
karena  itu,  harus  pula  diperhatikan  bagaimana  pengaruh  pembiayaan  yang diberikan oleh KBI kepada anggotanya, terutama yang bergerak pada usaha mikro
di sektor agribisnis. Pengaruh pembiayaan KBI terhadap usaha anggotanya dapat dilihat  melalui  empat  indikator  perkembangan  usaha  mikro  yang  dilihat
berdasarkan  kinerja  usahanya,  yaitu  omset  usaha,  keuntungan  usaha,  aset  usaha, serta luas lahan yang diusahakan. Indikator keuntungan usaha akan dikaji dengan
menggunakan  analisis pendapatan usaha  anggota. Untuk menganalisis perbedaan omset  usaha,  keuntungan  usaha,  serta  aset  usaha  anggota  KBI  yang  menerima
pembiayaan tahun 2012 dan tahun 2013, digunakan uji T untuk data berpasangan serta analisis kualitatif untuk menjabarkan bagaimana perkembangan usaha dilihat
dari  dua  periode  waktu  yang  berbeda.  Untuk  indikator  luas  lahan  yang diusahakan,  hanya  akan  digunakan  analisis  kualitatif  untuk  menjabarkan
bagaimana perkembangan usaha dilihat berdasarkan lahan  yang diusahakan pada tahun 2012 dan tahun 2013.
Hasil  penelitian  tersebut  akan  mengidentifikasi  karakteristik  anggota meliputi tingkat usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam rumah tangga,
serta status dalam keluarga. Penelitian ini akan mengidentifikasi pula karakteristik
20
usaha  anggota  meliputi  jenis  usaha  serta  lama  usaha  anggota,  dan mengidentifikasi  karakteristik  pembiayaan  anggota  yang  meliputi  besar
pembiayaan, lama keanggotaan, serta frekuensi  pembiayaan  yang dilakukan oleh anggota KBI yang memperoleh pembiayaan usaha mikro agribisnis. Penelitian ini
juga  bertujuan  untuk  menganalisis  pengaruh  pembiayaan  KBI  terhadap perkembangan  usaha  anggota  berskala  mikro  di  sektor  agribisnis  yang  meliputi
kinerja  omset  usaha,  keuntungan  usaha,  aset  usaha,  serta  luas  lahan  yang diusahakan  oleh  anggota  .  Pada  intinya,  hasil  penelitian  tersebut  diharapkan
mampu menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan untuk penyusunan strategi dan kebijakan  yang  akan  dilaksanakan  oleh  Koperasi  Baytul  Ikhtiar  KBI  sehingga
mampu  melayani  bagi  penyediaan  modal  bagi  usaha  mikro  sektor  agribisnis  di wilayah  perdesaan.  Kerangka  pemikiran  operasional  yang  telah  diuraikan  di  atas
dapat digambarkan dalam Gambar 4.
21
Gambar 4  Kerangka pemikiran operasional Usaha mikro memiliki peran penting dalam
pembangunan perekonomian di Indonesia
Keterbatasan akses usaha mikro terhadap sumber pembiayaan formal, khususnya perbankan, membuat pelaku usaha beralih kepada LKM
Koperasi Baytul Ikhtiar KBI merupakan salah satu LKM
Anggota sebagai penerima pembiayaan perlu untuk diidentifikasi dalam hal
karakteristik anggota, karakteristik usaha, serta karakteristik pembiayaan
Bahan evaluasi dan pertimbangan untuk penyusunan strategi dan kebijakan bagi KBI
Koperasi Baytul Ikhtiar KBI memilki visi  menjadi organisasi keuangan mikro syariah yang memberdayakan masyarakat miskin melalui pelayanan simpan
pinjam, pendidikan, dan pengorganisasian perempuan dari keluarga miskin
Pembiayaan yang disalurkan oleh Koperasi Baytul Ikhtiar
1. Tingkat usia 2. Tingkat pendidikan
3. Jumlah tanggungan
dalam rumah tangga 4. Status dalam keluarga
5. Jenis usaha 6. Lama usaha
7. Besar pembiayaan 8. Lama keanggotaan
9. Frekuensi pembiayaan Perkembangan  usaha  anggota
tahun 2012-2013
terhadap kinerja usaha :
1. Omset usaha 2. Keuntungan usaha
3. Aset usaha 4. Luas lahan yang diusahakan
22
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  akan  dilaksanakan  di  wilayah  kerja    Koperasi  Baytul  Ikhtiar KBI di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Rumpin,
Kecamatan  Dramaga,  dan  Kecamatan  Taman  Sari.    Kantor  pusat  KBI  sendiri terletak di Komplek Pertanian Jalan Siaga No. 25 RT 02 RW 10, Kelurahan Loji,
Kecamatan  Bogor  Barat,  Kota  Bogor.  Pemilihan  lokasi  ini  dilakukan  secara purposive  sengaja dengan pertimbangan bahwa anggota KBI di tiga kecamatan
tersebut  memiliki  jumlah  usaha  mikro  di  bidang  agribisnis  yang  cukup  banyak. Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  bulan  Januari  hingga  Maret  2013,  sedangkan
upaya persiapan dilakukan pada bulan November 2012.
Data dan Instrumentasi
Jenis data yang digunakan dalam  penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.  Data  primer  diperoleh  dari  hasil  wawancara  dengan  staf  KBI  serta
pengisian  kuesioner  bagi  anggota  KBI  yang  memperoleh  pembiayaan  usaha berskala mikro di bidang agribisnis. Data primer yang digunakan dalam penelitian
ini berupa sejarah dan perkembangan KBI, susunan dan struktur organisasi  KBI, produk-produk tabungan di KBI, serta akad-akad pembiayaan di KBI. Data primer
mengenai  anggota  KBI  meliputi  data  karakteristik  anggota,  kegiatan  usaha, karakteristik  pembiayaan,  omset  usaha,  biaya  produksi,  keuntungan  usaha,  serta
pemanfaatan pembiayaan.
Data sekunder yang digunakan berupa data peta sebaran anggota KBI tahun 2012, serta jumlah aset dan pembiayaan di KBI tahun 2008-2011. Data sekunder
lainnya  berasal  dari  instansi  terkait,  seperti  Kementrian  Koperasi  dan  UMKM Republik  Indonesia,  jurnal,  penelitian  terdahulu,  dan  penelusuran  internet.
Penelitian ini juga menggunakan data sekunder hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitia
n  Rahmi  2012  yang  berjudul  ‘Analisis  Keberlanjutan  Finansial  dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Agribisnis pada Koperasi Baytul
Ikhtiar Bogor’. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, daftar pertanyaan, dan alat perekam dokumentasi.
Metode Penentuan Sampel
Metode  penentuan  sampel  yang  digunakan  untuk  memperoleh  data  tahun 2012  pada  penelitian  tentang  pengaruh  pembiayaan  Koperasi  Baytul  Ikhtiar
terhadap  perkembangan  usaha  anggota  di  sektor  agribisnis  ini  menggunakan metode simple random sampling. Data tahun 2012 diperoleh dari hasil penelitian
Rahmi 2012 yang melakukan penelitian tentang analisis keberlanjutan finansial dan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pembiayaan  agribisnis  pada  Koperasi
Baytul  Ikhtiar,  sedangkan  data  tahun  2013  diperoleh  dari  hasil  wawancara langsung  dengan  responden  yang  sama  dengan  yang  digunakan  oleh  Rahmi
23 2012  dengan  menggunakan  metode  revisited.  Populasi  dalam  penelitian  ini
adalah  anggota  KBI  yang  memperoleh  pembiayaan  di  sektor  agribisnis. Berdasarkan  data  tahun  2011,  total  anggota  KBI  yang  memperoleh  pembiayaan
sektor  agribisnis  di  tiga  kecamatan  yang  menjadi  lokasi  penelitian  berjumlah  74 orang. Pada penelitian Rahmi 2012, sampel yang digunakan berjumlah 40 orang,
yaitu sebesar 52.6 persen dari total populasi. Namun, pada penelitian tahun 2013, sampel  yang  digunakan  berjumlah  33  orang.  Hal  ini  dikarenakan  beberapa
kendala  yang  menyebabkan  pendapatan  usaha  tahun  2012  dengan  pendapatan usaha  tahun  2013  tidak  memungkinkan  untuk  dilihat  perkembangannya.  Dari  40
orang  sampel,  terdapat  satu  orang  sampel  yang  tidak  tersedia  data  tahun  2012, satu  orang  sampel  yang  sedang  sakit  keras  sehingga  tidak  memungkinkan  untuk
diwawancarai  sehingga  tidak  tersedia  data  tahun  2013,  dua  orang  sampel  yang saat  ini  sudah  tidak  lagi  berusaha  di  bidang  agribisnis,  serta  tiga  orang  sampel
yang  saat  ini  sudah  tidak  menjadi  anggota  KBI  sehingga  kelima  orang  tersebut bukan  lagi  merupakan  populasi  dalam  penelitian  ini.  Meskipun  terdapat
penurunan  jumlah  sampel,  tetapi  jumlah  sampel  pada  penelitian  ini  telah memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Bailey 1999 dalam Hasan 2002
bahwa  ukuran  minimum  sampel  yang  diterima  dalam  suatu  penelitian  dengan analisis data statistik adalah 30 sampel.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  dilakukan  pada  bulan  Januari  2013  hingga  Maret  2013 yang  berlokasi  di  daerah  Kabupaten  Bogor.  Teknik  pengumpulan  data  yang
digunakan  meliputi  wawancara  langsung  dan  kuesioner.  Wawancara  langsung dilakukan  terhadap  key  informan,  yaitu  pengurus  inti  KBI  mengenai  sejarah
koperasi, kondisi internal koperasi, perkembangan koperasi, susunan dan struktur organisasi  KBI, produk-produk tabungan di  KBI, serta akad-akad pembiayaan di
KBI. Pengurus inti yang dimaksud meliputi kepala divisi usaha, manajer unit, dan supervisor unit. Wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu  kuesioner
juga  akan  dilakukan  terhadap  anggota  KBI  yang  menjadi  responden  bagi penelitian  ini,  yaitu  penerima  pembiayaan  sektor  agribisnis  yang  tersebar  di
beberapa  wilayah  di  Kabupaten  Bogor,  meliputi  Kecamatan  Dramaga,  Rumpin, dan  Taman  Sari.  Metode  yang  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  ini
menggunakan  metode  revisited,  dimana  responden  dalam  penelitian  ini merupakan  responden  yang  sama  dengan  penelitian  sebelumnya,  namun  dengan
periode  usaha  yang  berbeda.  Peneliti  sebelumnya,  yaitu  Rahmi  2012,  telah mengumpulkan  data  periode  usaha  tahun  2011-2012  dan  penelitian  ini
mengumpulkan  data  periode  usaha  tahun  2012-2013  dengan  responden  yang sama.  Kuesioner  tersebut  berisi  daftar  pertanyaan  kepada  responden  seputar
usaha, pembiayaan, dan lain
–lain dengan harapan bahwa responden tersebut dapat memberikan  respon  positif  terhadap  pertanyaan-pertanyaan  itu.  Wawancara
langsung  dan  pengisian  kuesioner  ini  dilakukan  dengan  mengunjungi  rumah ataupun majelis dari anggota KBI yang menjadi responden. Adapun pengumpulan
data  sekunder  dapat  dilakukan  dengan  penelusuran  dokumen  instansi  terkait, literatur, maupun penelitian terdahulu.
24
Metode Pengolahan Data
Terdapat  beberapa  proses  analisis  yang  harus  dilakukan  dalam  pengolahan data.  Proses  tersebut  dapat  dikategorikan  menjadi  analisis  data  kuantitatif  dan
analisis data kualitatif. Dengan adanya analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna  yang  berguna  dalam  memecahkan  masalah  penelitian.  Asumsi  yang
digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah  penggunaan tingkat harga  yang sama antara tahun 2012 dan 2013, yaitu tingkat harga di tahun 2012.
Hal  ini  dilakukan  untuk  mengurangi  ketidakakuratan  hasil  penelitian  karena penelitian  ini  dilakukan  untuk  menganalisis  perkembangan  usaha  anggota  akibat
pengaruh  pembiayaan  yang  diperoleh,  bukan  akibat  adanya  perbedaan  tingkat harga di tahun 2012 dan 2013.
Analisis Kualitatif
Analisis  kualitatif  merupakan  metode  dalam  meneliti  status  sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, pemikiran, ataupun peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya  adalah  untuk  membuat  deskripsi,  gambaran  atau  lukisan  secara sistematis,  faktual  dan  akurat  mengenai  fakta-fakta,  sifat-sifat  serta  hubungan
antara  fenomena  yang  di  selidiki  Nazir  2009.  Metode  analisis  kualitatif  pada penelitian  ini  akan  digunakan  untuk  menjelaskan  gambaran  umum  KBI,
karakteristik  responden,  karakteristik  usaha,  dan  karakteristik  pembiayaan,  serta pengaruh  pembiayaan  terhadap  perkembangan  usaha  anggota  di  sektor  mikro
agribisnis.
Analisis Kuantitatif
Analisis  kuantitatif  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  yaitu  analisis pendapatan  usaha  anggota.  Analisis  pendapatan  usaha  anggota  digunakan  untuk
mengetahui  pendapatan  usaha  anggota  pada  tahun  2012  dan  2013.  Penelitian  ini juga  menggunakan  alat  bantu  software  Microsoft  Excel  2003  serta  Minitab  14
untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data. Analisis Pendapatan Usaha Anggota
Dalam  menganalisis  pengaruh  pembiayaan  KBI  terhadap  pendapatan anggota akan menggunakan analisis pendapatan  rata-rata  yang dilakukan dengan
membandingkan  pendapatan  anggota  KBI  yang  memperoleh  pembiayaan  pada tahun  2012  dengan  tahun  2013.  Analisis  pendapatan  diakukan  dengan
menggunakan rumus sebagai berikut Nicholson 1995 :
Keterangan : TR
= Total Revenue TC
= Total Cost TVC   = Total Variable Cost
TFC = Total Fixed Cost
Pq = Harga Output Produksi
Q = Jumlah Output
25
Uji T untuk Data Berpasangan
Untuk  menganalisis  perbedaan  omset  usaha,  keuntungan  usaha,  serta  aset usaha  anggota  KBI  yang  menerima  pembiayaan    untuk  periode  tahun  2012  dan
tahun  2013,  digunakan  uji  statistik  t-hitung  untuk  data  berpasangan.  Uji  ini digunakan  untuk  melihat  apakah  terdapat  perbedaan  nyata  antara  omset  usaha,
keuntungan usaha, serta aset usaha pada periode 2012-2013. 1. Omset Usaha
Untuk  menganalisis  perbedaan  omset  usaha  anggota  pada  periode  2012- 2013,  digunakan  uji  statistik  t-hitung  untuk  data  berpasangan.  Rumus  yang
digunakan adalah Walpole 1995 : √
⁄ Keterangan :
d = rata-rata omset usaha tahun 2013- rata-rata omset usaha tahun 2012
Sd = standar deviasi
n = jumlah observasi
v =  derajat bebas
Hipotesis awal Ho menunjukkan tidak ada perbedaan omset usaha anggota penerima  pembiayaan  pada  tahun  2012  dan  tahun  2013.  Untuk  hipotesis  akhir
H1,  terdapat  perbedaan  omset  usaha  anggota  penerima  pembiayaan  pada  tahun 2012 dan tahun 2013. Kedua hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Keterangan : Kriteria uji :
Ho ditolak apabila t-hitung  t-tabel, db = n-1, atau p-value
Ho diterima apabila t-hitung  t-tabel, db = n-1, atau p-value
2. Keuntungan Usaha