27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pertanian Presisi dalam Pengendalian Hama Terpadu
Menurut Allen dan Rajotte 1990 dalam Mahaman et al 2003, Pengendalian hama terpadu adalah  pendekatan sistemik perlindungan tanaman yang menggunakan kekayaan
informasi dan kemajuan paradigma pengambilan keputusan untuk mengurangi biaya input dan meningkatkan keuntungan, sosial dan kondisi lingkungan lahan dan sosial kemasyarakatan.
Dalam pengertian pertanian presisi yang dikemukakan oleh Seminar  2011 bahwa pertanian presisi adalah perlakuan presisi pada setiap simpul agribisnis maka tindakan pengendalian
organisme pengganggu OPT terpadu harus mengandung perlakuan presisi dalam manajemen serangan OPT  tersebut.  Perlakuan presisi dalam tindakan  pengendalian hama terpadu tidak
hanya penyediaan informasi ciri gejala dan cara penanggulangan  tetapi  harus  ditambahkan informasi dasar tentang  penyebab serangan,  bioekologi organisme pengganggu,  dan faktor
pemicu. Sedangkan cara penanggulangan serangan OPT, menerapkan strategi penanggulangan serangan organisme pengganggu berdasarkan waktu, yaitu secara  responsif,  pre-emtif,  dan
preventif. Penanggulangan secara pre-emtif adalah pengendalian yang disusun atas pemahaman informasi agroekosistem pada musim sebelumnya contohnya  penentuan pola tanam dan
penentuan varietas.  Penanggulangan secara preventif bersifat pencegahan terhadap timbulnya gejala penyakit atau serangan hama, contohnya pemberian aplikasi fungisida pada tanaman
secara rutin.  Penanggulangan responsif merupakan pengendalian yang disusun atas informasi agroekosistem pada musim berjalan berdasarkan pengamatan contohnya  pengaplikasian
pestisida hingga tindakan eradikasi. Penambahan informasi dasar tersebut dalam pengendalian hama terpadu memberikan informasi secara menyeluruh sehingga dengan informasi tersebut
penanggulangan serangan dapat dipilih yang paling minimal dampak terhadap lingkungan dan maksimal terhadap pemberantasan hama dan penyakit.
Salah satu implementasi dari tindakan presisi dalam pengendalian hama terpadu adalah pengukuran keberagaman spasial dari hama serangga di dalam lahan melalui penarikan
contoh dan salah satu cara penarikan contoh yang berbiaya murah adalah menghubungkan faktor lingkungan dengan bioekologi dari organisme pengganggu Park et al  2007.  Sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Park et al  tersebut maka informasi dasar berupa bioekologi dan faktor pemicu yang terdapat dalam basis pengetahuan yang dibangun dapat
membantu dalam pengambilan contoh untuk pembangunan peta distribusi hama. Menurut Coll 2004,  Peta penyebaran hama tersebut dapat digunakan untuk mengenali pola penyebaran
hama  yang dapat membantu penerapan strategi pengendalian pre-emtif.  Informasi yang diberikan di dalam basis pengetahuan melalui penyediaan pengetahuan tentang serangan OPT
berupa bioekologi dan faktor pemicu, serta pengetahuan pengendalian serangan OPT berupa strategi pengendalian pre-emtif menunjukkan bahwa basis pengetahuan yang dibangun terdiri
atas informasi yang telah mengarah pada penerapan pengendalian hama terpadu yang presisi tepat.
Pengidentifikasian serangan adalah  salah  satu  faktor utama di dalam pengendalian OPT  terpadu berbasis pertanian presisi,  disamping ketersediaan informasi pendukung berupa
penyebab  serangan, bioekologi organisme pengganggu dan faktor pemicu. Proses identifikasi serangan berpengaruh  terhadap  informasi tentang  penyebab  serangan, bioekologi organisme
28 pengganggu dan faktor pemicu. Selanjutnya  hasil identifikasi tersebut  berpengaruh  terhadap
jenis  tindakan  pengendalian serangan. Kesalahan pada  proses  identifikasi  berakibat pada kesalahan dalam tindakan  pengendalian serangan tersebut. Pada pengendalian hama terpadu
berbasis pertanian presisi, data gejala serangan OPT harus dapat mewakili gejala spesifik jenis serangan penyakit atau hama sehingga diperoleh informasi yang tepat penyebab serangan.
Proses identifikasi serangan,  selain  dapat direpresentasikan lewat  deskripsi gejala, dapat juga semakin presisi akurat  melalui penggunaan gambar gejala serangan pada tanaman
yang sakit. Penggunaan gambar serangan tersebut dapat  mempermudah  pengguna mengidentifikasi serangan, membuat keputusan yang tepat dan memberikan perlakuan yang
tepat LAI et al 2010.
2. Pengembangan Basis Pengetahuan