23
III. BAHAN DAN METODE
1. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor pada
Laboratorium Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan
pada Laboratorium Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Lama masa penelitian adalah empat bulan dimulai pada bulan maret hingga bulan oktober 2012.
2. BAHAN DAN ALAT
1. Peralatan yang digunakan
a. Notebook dengan spesifikasi
• Intel core 2 duo processor T6500 • Memory 4GB
• Graphic card NVIDIA GeForce
b. Software untuk pembangunan basis pengetahuan
• postgreSQL 9.1 • phpPgAdmin
c. Software untuk pembangunan prototipe aplikasi berbasis pengetahuan
• Adobe Dreamwaver CS3 • postgreSQL-PHP Generator
• bitnami-wappstack 5.3 • notepad ++
• Ms.Word 2010 • Ms.Visio 2010
• Mozilla Firefox
d. Alat tulis
2. Sumber pengetahuan
Sumber pengetahuan yang digunakan antara lain buku ilmiah popular, jurnal ilmiah dan pengetahuan serta pengalaman lapang dari pakar
3. METODE
Metode pembangunan basis pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada tahapan pengembangan sistem pakar. Tahapan tersebut antara lain:
1. Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah merupakan kegiatan mendefinisikan dan menganalisa permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini permasahan yang dihadapi mengenai
pengendalian hama dan penyakit cabai merah. Harapan dari hasil tahap ini adalah diperoleh pengetahuan terkait manajemen pengendalian hama dan penyakit cabai merah yang
berbasis pertanian presisi. 2.
Pencarian Sumber Pengetahuan Pencarian sumber pengetahuan dilakukan berdasarkan dua jenis pengetahuan,
yaitu pengetahuan tacit dan eksplisit. Pengetahuan eksplisit diperoleh melalui studi literatur
24 yang bersumber dari buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan pengetahuan seputar
hama dan penyakit cabai merah. Sedangkan, jenis pengetahuan tacit diperoleh melalui konsultasi langsung dengan pakar hama dan penyakit cabai merah dari Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB, yaitu Dr.Widodo, MS. 3.
Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan merupakan tahap pengumpulan pengetahuan dari sumber
pengetahuan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Proses akuisisi pengetahuan dari pakar menggunakan metode manual wawancara. Jenis wawancara yang digunakan
berupa wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Penggunaan dua jenis wawancara dipersiapkan untuk menghindari tidak tersampaikannya pengetahuan dari pakar ke
knowledge engineer. Proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan merujuk pada tahap proses akuisisi pengetahuan yang dikemukakan oleh Turban 1988 dalam Marimin 2005
bahwa tahapan akuisisi pengetahuan terdiri atas lima tahap, yaitu tahap identifikasi, tahap konseptualisasi, tahap formalisasi, tahap implementasi dan tahap uji coba. Namun, untuk
proses akuisisi pengetahuan tahap identifikasi, tahap konseptualisasi, dan tahap formulasi yang digunakan. Tahap implementasi dan tahap uji coba digunakan pada tahap kodifikasi
pengetahuan dan tahap pengujian pada tahapan metode penelitian ini. 4.
Representasi Pengetahuan Metode representasi pengetahuan yang digunakan adalah metode jaringan
semantik, pohon keputusan dan tabel keputusan. Metode pohon keputusan dipilih dengan alasan kemudahan dalam merepresentasikan pengetahuan, terutama dalam proses
identifikasi serangan hama dan penyakit. Metode jaringan semantik digunakan untuk merepresentasikan hubungan pengetahuan identifikasi serangan OPT, pengetahuan tentang
serangan OPT dan pengetahuan pengendalian serangan OPT. 5.
Kodifikasi Pengetahuan Salah satu kegiatan penting dalam proses kodifikasi pengetahuan adalah proses
mendesain skema untuk menyimpan pengetahuan sehingga mudah digunakan kembali Gallupe 2000. Untuk mendukung proses penyimpanan pengetahuan tersebut digunakan
perlengkapan tools seperti sistem manajemen basis data DBMS. Pengetahuan yang terdapat dalam basis pengetahuan hama dan penyakit cabai merah disimpan pada sistem
manajemen basis data DBMS PostgreSQL. Tahap penyimpanan pengetahuan mengikuti tahap pengembangan basis data yang diawali dari identifikasi masalah hingga tahap desain
logik basis data. 6.
Implementasi Prototipe Aplikasi Basis Pengetahuan Implementasi adalah tahap konversi akhir spesifikasi fisik sistem, kedalam bentuk
software yang dapat dijalankan. Pada tahap implementasi terdapat aktivitas pengkodean coding yang berfungsi merubah spesifikasi desain fisik ke bentuk kode komputer.
Implementasi prototipe aplikasi basis pengetahuan dibangun menggunakan bahasa pemograman PHP Hypertext Preprocessor yang berbasis web.
25 7.
Pengujian Basis pengetahuan yang dibangun agar memperoleh hasil yang benar dan dapat
menyelesaikan permasalahan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap basis pengetahuan tersebut yang terdiri atas verifikasi dan validasi. Verifikasi adalah proses yang bertujuan
untuk menunujukkan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Meseguer dan Preece 1995. Verifikasi yang dilakukan terhadap basis pengetahuan
mengacu pada Walker dan Sinclair 1995 dalam Russel et al 1999 berupa pemeriksaan terhadap konsistensi istilah yang digunakan, pengulangan, dan kontrakdiksi diantara
pernyataan serta kelengkapan keseluruhan isi basis pegetahuan. Validasi adalah proses memastikan apakah keluaran sistem benar dan hasil pengembangan sistem adalah yang
pengguna inginkan dan perlukan. Validasi juga memastikan isi pengetahuan direpresentasikan dan disimulasikan dengan benar El Korany et al 2000. Validasi basis
pengetahuan dilakukan melalui uji kasus, hasil uji kasus tersebut dibandingkan dengan hasil keluaran yang diharapkan pakar.
26 Gambar 17. Tahapan penelitian
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN