SEA BEAM 1050 D Multibeam Sonar Sedimen Dasar Laut

jembatan dan aplikasi yang terkait. Beberapa tahun terakhir survei multibeam telah digunakan sebagai alat penilaian untuk inspeksi secara berkala baik sebelum maupun setelah pembangunan jembatan. Kedalaman hasil pengukuran yang didapatkan tetap harus dikoreksi dari berbagai kesalahan yang mungkin terjadi. Kesalahan tersebut dapat berasal dari kecepatan gelombang suara, pasang surut, kecepatan kapal, sistem pengukuran, offset dan posisi kapal PPDKK BAKOSURTANAL, 2004. Berdasarkan S-44 International Hydrographyc Organisation IHO batas toleransi kesalahan ketelitian kedalaman σ dihitung dengan menggunakan persamaan 2. …………………...………………..………….………..2 Keterangan: σ = ketelitian kedalaman a = konstanta kesalahan kedalaman, yaitu jumlah dari semua konstanta kesalahan b = faktor pengganti kesalahan kedalaman lain d = kedalaman m bxd = kesalahan kedalaman lain, jumlah semua kesalahan

2.3. SEA BEAM 1050 D Multibeam Sonar

SEA BEAM 1050 D Multibeam Sonar merupakan jenis multibeam yang dapat digunakan pada kedalaman laut tidak lebih dari 3000 m. Multibeam jenis ini memiliki kemampuan untuk memetakan wilayah laut secara luas dengan lebar sapuan mencapai 153 dan memiliki 126 beam dengan jumlah bukaan 1,5 untuk masing-masing beam Lampiran 1. SEABEAM 1050 D memiliki dua frekuensi yang dapat digunakan, yaitu 50 kHz dan 180 kHz. Kemampuan deteksi menggunakan frekuensi 50 kHz dapat mencapai kedalaman 3000 m Gambar 3, sedangkan frekuensi 180 kHz diperuntukkan pada perairan yang memiliki kedalaman 0-100 m. Frekuensi 180 kHz dioperasikan di perairan dangkal menghasilkan data kedalaman yang lebih detail dibandingkan dengan frekuensi 50 kHz, frekuensi 180 kHz pada laut dalam akan menghasilkan atenuasi yang tinggi. Atenuasi adalah gejala pelemahan sinyal yang terjadi pada proses transmisi gelombang suara pada medium air. Faktor-faktor yang mempengaruhi atenuasi adalah absorpsi, refleksi dan refraksi gelombang suara. Keunggulan lain dari SEABEAM 1050 D multibeam sonar adalah menghasilkan data dengan standar IHO dan memiliki kemampuan yang sama bagus untuk digunakan di laut dangkal ataupun laut kedalaman medium L3 Communications ELAC Nautik GmbH, 2003. Sumber: L3 Communications ELAC Nautik GmbH 2003 Gambar 3.Jangkauan sapuan ELAC SEABEAM 1050 D Frekuensi 50 kHz terhadap kedalaman

2.4. Sedimen Dasar Laut

Sedimen laut meliputi fragmen-fragmen batuan dengan berbagai ukuran dan bentuk. Setiap perairan akan memiliki bentuk sedimen yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh masukan sedimen pada perairan tersebut. Informasi mengenai sedimen sangat diperlukan untuk mengetahui biota-biota yang mendiami perairan tersebut, selain itu juga sangat diperlukan untuk mengetahui kekuatan atu kekokohan sedimen dalam menopang beban yang ada di atasnya seperti halnya dalam pembangunan jembatan. Pujiyati 2008 menyatakan bahwa substrat dasar perairan memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan biota yang ada di dasar perairan seperti ikan demersal, baik ikan demersal besar maupaun ikan demersal kecil. Menurut asal usulnya sedimen dasar laut dapat digolongkan sebagai berikut Wibisono 2005: 1. Lithogenus: merupakan jenis sedimen yang berasal dari pelapukan batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. Sedimen ini memasuki kawasan laut melalui drainase air sungai. 2. Biogenous: merupakan jenis sedimen yang berasal dari organisme laut yang telah mati terdiri atas remah-remah tulang, gigi-geligi dan cangkang- cangkang tanaman maupun hewan mikro. 3. Hydrogenous: merupakan jenis sedimen yang berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan konsentrasi lewat jenuh sehingga menjadi pengendapan di dasar laut. 4. Cosmogenous merupakan jenis sedimen yang berasal dari luar angkasa, partikel dari benda-benda angkasa ditemukan di dasar laut dan banyak mengandung unsur besi sehingga mempunyai respon magnetik dan memiliki ukuran 10-60 m. Wentworth 1922 mengklasifikasikan jenis sedimen berdasarkan ukurannya menjadi 6 jenis. Tabel 1. Jenis sedimen dan ukurannya Nama Partikel Ukuran mm Sedimen Nama Batu BongkahBoulder 256 Gravel Konglomerat dan Bereaksi berdasarkan kebundaran partikel KerakalCobble 64-256 Gravel KerikilPebble 2-64 Gravel PasirSand 0.0625-2 Sand Sandstone LanauSilt 0.0039-0.0625 Silt Batu Lanau LempungClay 0.0039 Clay Batu Lempung

2.5. Klasifikasi Dasar Perairan