Pasang Surut HASIL DAN PEMBAHASAN

29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pasang Surut

Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari dan bulan. Data hasil pengamatan diuraikan menjadi komponen harmonik. Hasil akhir perhitungan dengan menggunakan metode admiralty dapat dilihat pada Tablel 4 berikut. Tabel 4. Konstanta harmonik di lokasi penelitian S M 2 S 2 N 2 K 1 O 1 M 4 MS 4 K 2 P 1 A cm 136.5 21.65 10.88 3.04 12.24 4.66 0.26 0.94 2.94 4.04 G 103.38 25.47 247.63 264.87 353.6 210.29 148.98 25.47 264.87 Keterangan : A = Amplitudo harmonik ke-n G = Fase perlambatan S = Muka laut rata-rata mean sea level M 2 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi bulan S 2 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi matahari N 2 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak bulan K 1 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari O 1 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan M 4 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh pengaruh ganda M 2 MS 4 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh interaksi antara M 2 dan S 2 K 2 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari P 1 = Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari Konstanta harmonik tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu koreksi batimetri. Menurut Sasmita 2008 untuk mengurangi kesalahan, nilai kedalaman yang didapatkan dari pemeruman dikoreksi dengan menggunakan nilai Mean Sea Level MSL sehingga menghasilkan data kedalaman yang akurat. Selain itu juga konstanta harmonik berguna untuk menghitung berbagai elevasi atau chart datum yang dapat digunakan sebagai referensi ketinggian dengan diikatkan ke bench mark. Berdasarkan konstanta harmonik di atas diperoleh nilai bilangan formzahl sebesar 0,52. Hal ini menujukkan bahwa pada lokasi penelitian mempunyai tipe pasang surut campuran. Hasil ini menunjukkan hasil yang sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Witasari dan Rubiman 2003, menjelaskan pasang surut di perairan Selat Sunda memiliki tipe pasang surut campuran dominan ganda. Gambar 14 menunjukan pasang surut di lokasi penelitian dengan sumbu x sebagai waktu pengambilan data dan sumbu y sebagai tinggi pasang surut. Nilai kisaran pasang surut di lokasi penelitian sebesar 0,85- 1,68 m. Gambar 14. Pasang surut di lokasi penelitian pada bulan Desember 2010 Pasang surut tipe campuran merupakan tipe pasang surut yang memungkinkan dalam sehari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi dan periode yang berbeda. Data pasang surut pada suatu wilayah dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pembangunan infrastruktur, khususnya dalam pemodelan desain konstruksi. Nilai MSL yang diperoleh 136,5 cm, nilai inilah yang digunakan dalam pengoreksian data kedalaman dari hasil pemeruman. Nilai MSL diartikan sebagai tinggi muka air rata-rata antara muka air tinggi rata-rata dan muka air rendah rata-rata, elevasi ini sering digunakan sebagai referensi elevasi di daratan. Siswanto 2010 menyatakan bahwa tipe pasang surut campuran mempunyai pengaruh yang relatif kecil terhadap sebaran dan distribusi sedimen permukaan dasar, sehingga hal demikian sesuai bila pada perairan ini akan dibangun sebuah jembatan.

4.2. Profil Batimetri