Keanekaragaman spesies Pola sebaran spesies Nepenthes Asosiasi

3.5 Analisis Data

3.5.1 Keanekaragaman spesies

Keanekaragaman spesies Nepenthes yang ditemukan dianalisis secara deskriptif.

3.5.2 Pola sebaran spesies Nepenthes

Pola sebaran spesies setiap Nepenthes ditentukan menggunakan rumus Indeks Dispersi ID atau Indeks varians Ludwig Reynolds 1988. Adapun rumus indeks dispersi adalah sebagai berikut: ID = Dimana : = ∑ ∑ = ∑ Keterangan : ID = Indeks Dispersi S 2 = nilai ragam = nilai rata-rata individu Xi = banyaknya individu suatu spesies pada petak contoh ke-i n = total petak contoh Kriteria pola penyebaran horizontal yaitu : a. Jika nilai ID = 1, maka individu tumbuhan berdistribusi acak Random b. Jika nilai ID 1, maka individu tumbuhan berdistribusi mengelompok Clumped c. Jika nilai ID 1, maka individu tumbuhan berdistribusi seragam Reguler

3.5.3 Asosiasi

Analisis asosiasi Nepenthes dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya dilakukan dengan menggunakan tabel kontingensi 2 2. Bentuk tabel kontingensi 2 2 sebagai berikut : Tabel 1 Tabel kontingensi 2 2 Spesies B Non Nepenthes Ada Tidak ada Jumlah A Nepenthes Ada a b a+b Tidak ada c d c+d Jumlah a+c b+d N= a+b+c+d Keterangan : a = jumlah petak ditemukan spesies A dan B b= jumlah petak ditemukan spesies A c= jumlah petak ditemukan spesies B d= jumlah petak tidak ditemukan spesies A dan B Untuk mengetahui adanya kecenderungan berasosiasi atau tidak digunakan Chi-square Test dengan rumus sebagai berikut : Chi-square hitung = Nilai Chi-square X 2 hitung kemudian dibandingkan dengan nilai Chi- square X 2 tabel pada derajat bebas = 1 dengan menggunakan taraf uji 5 3,84. Jika nilai X 2 hitung X 2 tabel , maka asosiasi bersifat nyata. Sedangkan X 2 hitung X 2 tabel maka asosiasi bersifat tidak nyata Ludwig Reynolds 1988. S elanjutnya, untuk mengetahui tingkat kekuatan asosiasi digunakan Indeks Jaccard JI : JI = Nilai Indeks asosiasi terjadi pada selang 0 – 1. Jika nilai indeks mendekati 1 maka asosiasinya kuat sedangkan jika nilai indeks mendekati 0 maka asosiasinya lemah.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Kabupaten Belitung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2005 dan beribukota di Manggar. Kabupaten Belitung Timur adalah satu kesatuan wilayah daratan dengan Kabupaten Belitung Induk. Secara geografis Kabupaten Belitung Timur terletak antara 107 ˚ 45’ BT sampai 108 ˚ 18’ BT dan 02 ˚ 30’ LS sampai 03 ˚ 15’ LS dengan luas daratan mencapai 250.691 ha atau kurang lebih 2.506,91 km 2 BAPPEDA 2007. Batas-batas wilayah Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Belitung. Luas kawasan hutan di Kabupaten Belitung Timur mencapai 102.844,63 ha atau sekitar 41,02 persen dari total wilayah Belitung Timur. Kawasan hutan itu terdiri dari hutan lindung 26.842,62 ha, hutan lindung pantai 18.883,71 ha dan hutan produksi 57.118,30 ha. Namun 51.347,30 ha diantaranya dalam kondisi kritis. Total lahan kritis di luar maupun di dalam kawasan hutan di Kabupaten Belitung Timur mencapai 77.269,39 Ha BAPPEDA 2007. 4.2 Kondisi Fisik 4.2.2 Topografi Keadaan alam Kabupaten Belitung Timur sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 20-49 meter di atas permukaan laut dan sisanya merupakan dataran rendah, dan perbukitan Tabel 2. Dataran rendah di Belitung Timur dibagi menjadi dua yaitu dataran rendah dan dataran pantai Pratiwi 2010.