bertahan menguran
Di kerentanan
tempat tu kelestarian
tersebut h ditemukan
5.6 Asosia
Be sebagian b
tidak nyat disajikan
umumnya digunakan
Jum Nepenthes
memiliki berasal da
Elaeocarp Nepenthes
dengan nil
Gambar 2 terhadap p
ngi kehilang sisi lain p
n yang cuk umbuh indiv
n individu t anya dapat
n pada lokas
asi Nepenth
erdasarkan besar tumbu
ta. Hasil per dalam Lam
a lebih kecil n yaitu tabel
mlah tumbu s
yaitu 97 asosiasi ya
ari famili aceae Gam
s dengan m
lai 27,21.
6 Famili tu di Rimb
M Rhizop
C Sa
Elaeo
Fa mili
pengaruh an air secar
penyebaran kup tinggi te
vidu yang tersebut ak
tumbuh me si lain.
hes dengan
hasil perhit uhan yang h
rhitungan a mpiran 2 sa
l dengan ni l taraf uji 5
uhan lain y spesies. D
ang nyata d Myrtacaeae
mbar 26. N melapisan S
umbuhan lai ba.
Myrtaceae phoraceae
Clusiaceae apotaceae
ocarpacea
kegiatan a ra lebih efek
n individu erhadap kel
mengelom an terancam
engelompok
tumbuhan
tungan tabe hidup di sek
asosiasi Nep ampai 8. Ni
ilai Chi-squ dengan n
yang ditemu Dari 97 spe
dengan Nep e, Rhizoph
Nilai Chi-sq Syzygium cy
in yang mem
1
J
angin yang ktif.
yang men lestarian ind
mpok tersebu m. Hal ini d
k pada habi
n di Sekitar
el continge kitar Nepen
penthes deng
ilai Chi-squ uare tabel. N
nilai 3,84. ukan di Rim
esies terseb penthes
. Sp horaceae, C
quare terbes ymosum
La
miliki asosi
2 3
Jumlah Indiv
g berlebiha
ngelompok dividu terse
ut rusak d disebabkan
itat tersebut
rnya
ensi dapat d
thes memili
gan tumbuh uare hitung
Nilai chi-sq
mba dan tu but hanya
pesies terse Clusiaceae,
sar dihasilk amk dari f
iasi nyata de
3 4
vidu
an dan m
juga mem ebut. Jika h
dan hilang karena ind
t dan tidak
diketahui b iki asosiasi
han di sekit g yang dipe
quare tabel
umbuh di se 10 spesies
ebut diantar Sapotaceae
kan dari aso famili Mryt
engan Nepe
5
ampu
miliki abitat
maka dividu
dapat
bahwa yang
arnya eroleh
yang
ekitar yang
ranya e dan
osiasi aceae
enthes
As dan Padan
di Bebak d yang nyat
7 spesies Nepenthes
tinggi di Gynotroc
Gambar 2 Ne
sekitarnya Artocarpu
tersebut m yaitu My
diperoleh dari famili
Se menunjuk
terbanyak karena ada
yang tingg
Juml ah Indi
vi du
sosiasi yang ng umumny
dan tumbuh a dengan N
s. Rincian s
di Bebak d iperoleh d
ches axillari
7 Famili tu di Bebak
epenthes ya
a hanya 3 us nitida
Tr merupakan j
yrtaceae, Po dari asosia
i Moraceae. luruh hasil
kkan bahwa yang mem
a beberapa gi terhadap
1 2
3 4
5 6
7 8
g terjadi an a juga tidak
h sekitar Ne Nepenthes
. S n famili tu
dapat diliha ari asosias
is Blume y
umbuhan lai k.
ang memil 3 spesies
rec., sapu p jenis rerum
oaceae dan asi antara N
. perhitunga
a Famili M miliki asosia
anggota dar p lahan huta
ntara Nepen k nyata. Dar
epenthes , ha
Spesies tese umbuhan ya
at pada Gam si antara
yaitu 100 ya
in yang mem liki asosia
yaitu keru padang Ba
mputan yang n Moraceae
Nepenthes d
an tabel ko ytaceae me
asi nyata d ri famili My
an kerangas
Fam
nthes denga
ri 78 spesies anya 21 spe
ebut didomi ang memil
mbar 27. Nil Nepenthes
ang berasal d
miliki asosi si nyata d
upit padang eckea frutes
g berasal da e. Nilai C
dengan kubi
ontingensi d erupakan fa
dengan Nep yrtaceae me
s yang misk
mili
an tumbuha s tumbuhan
esies yang m nasi oleh f
liki asosias lai Chi-squa
s dengan
dari famili R
iasi nyata de dengan tum
g Panicum scens
Linn. ari famili y
Chi-square ing yaitu 65
di tiga loka amili denga
enthes . Hal
emiliki kem kin hara. P
an lain di B n yang ditem
memiliki aso famili Myrt
si nyata de are hitung p
kemanisan Rhizophora
engan Nepe mbuhan lai
m sp., ku
. Ketiga sp ang berbea
hitung tert 5,99 dan be
asi yang ber an anggota
l ini diseba ampuan ada
Penelitian B 39
Bebak mukan
osiasi aceae
engan paling
n aik aceae.
enthes in di
ubing pesies
-beda tinggi
erasal
rbeda yang
abkan aptasi
Brunig
1979 yang dilakukan di hutan kerangas Serawak juga memperoleh anggota famili Myrtaceae yang relatif banyak.
Hasil tabel kontingensi juga didukung oleh hasil perhitungan Indeks Jaccard yang juga relatif kecil. Indeks asosiasi Jaccard JI yang diperoleh
menunjukkan bahwa lebih dari 70 Nepenthes memiliki asosiasi yang sangat rendah atau lemah dengan tumbuhan lain yang berada di sekitarnya Tabel 6.
Asosiasi lemah tersebut menunjukkan bahwa Nepenthes tidak memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan tumbuhan lain yang
berada di sekitarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya asosiasi lemah antara Nepenthes dengan tumbuhan lain yaitu toleransi yang sempit dalam
pembagian ruang hidup terutama dalam memperoleh sinar matahari yang cukup. Tabel 6 Persentase indeks asosiasi Nepenthes
Lokasi Spesies Nepenthes
Indeks Asosiasi 0,22
sangat rendah
0,23-0,48 rendah
0,49-0,74 tinggi
0,75-1 sangat
tinggi Rimba
Nepenthes reinwardtiana 99 1 0 0
Nepenthes gracilis 99 1 0 0
Nepenthes rafflesiana 97 3 0 0
Bebak Nepenthes ampullaria
94 6 0 0 Nepenthes rafflesiana
94 1 4 1 Nepenthes gracilis
99 1 0 0 Padang
Nepenthes gracilis 74 7 11 7
Indeks jaccard yang diperoleh di Rimba seluruhnya menunjukkan hasil sangat kecil yaitu sekitar 0-0,375 Lampiran 2, 3, dan 4. Nilai Indeks Jaccard
tertinggi juga diperoleh dari spesies melapisan Syzygium cymosum Lamk yang berasal dari famili Mrytaceae dengan nilai sebesar 0,38. Namun demikian asosiasi
yang terjadi antara Nepenthes dan melapisan masih tergolong rendah. Menurut Kurniawan et al. 2008 asosiasi antara spesies tergolong tinggi jika nilai indeks
asosisasinya lebih besar dari 0,48. Nilai Indeks Jaccard yang diperoleh di Bebak umumnya kecil Lampiran
5, 6 dan 7. Namun demikian ada 4 spesies tumbuhan lain yang memiliki asosisasi yang kuat yaitu benansi Planchonella oxyedra Dubard., kemanisan aik
Gynotroches axillaris Blume, ladi Pternandra coerulescens Jack dan meleman Psychotria malayana F.Villar ex Vidal. Nilai Indeks Jaccard tertinggi diperoleh
dari spesies kemanisan aik Gynotroches axillaris Blume yaitu 1. Menurut Ludwig dan Reynolds 1998 tingkat asosasi maksimum jika nilai indeks
asosianya mendekati 1. Asosiasi yang kuat atau maksimum menunjukkan bahwa kehadiran suatu
spesies tertentu akan diikuti dan dihadiri oleh spesies lain. Menurut Ferianita 2008 dua spesies yang berbeda atau lebih akan membentuk komunitas tipe
asosiasi interspesies. Hal ini dimungkinkan karena spesies tersebut dapat hidup dalam lingkungan yang sama, memiliki distribusi geografi yang sama, memiliki
bentuk pertumbuhan yang berbeda sehingga memperkecil kompetisi, dan spesies tersebut saling berinteraksi yang saling menguntungkan salah satu atau keduanya.
Namun demikian nilai Indeks Jaccard yang tinggi yang terjadi di Bebak tersebut tidak dapat dijadikan sebagai indikator bahwa kehadiran Nepenthes khususnya
Nepenthes rafflesiana akan diikuti dan dihadiri oleh tumbuhan kemanisan aik
Gynotroches axillaris. Hal ini disebabkan karena di Rimba juga ditemukan Gynotroches axillaris,
namun nilai Indeks Jaccard yang diperoleh sangat kecil yaitu 0-0,17.
Asosiasi yang kuat antara Nepenthes rafflesiana dan Gynotroches axillaris terjadi karena spesies tersebut sering ditemukan di lokasi Bebak. Menurut Van
Steenis 1958 spesies Gynotroches axillaris dapat tumbuh di tempat berawa- rawa, terutama di sepanjang anak sungai di hutan hujan, hutan lereng perawan
yang sebagian terbuka, dan umumnya ditemukan di hutan sekunder dari dataran rendah hingga ketinggian 2250 mdpl. Pada lokasi Bebak terdapat genangan air
amau. Hal ini menyebabkan spesies Gynotroches axillaris tumbuh banyak di lokasi Bebak. Populasi spesies tersebut yang cukup banyak menyebabkan
Nepenthes rafflesiana merambat pada spesies tersebut. Menurut Dariana 2009
Nepenthes memiliki sifat seperti anggur, dimana Nepenthes akan merambat pada
tumbuhan lain yang berada di sekitarnya. Spesies tumbuhan lain yang memiliki tingkat asosiasi yang kuat dengan
Nepenthes di Padang yaitu kerupit padang Panicum sp, Eriocaulon sp., kucai
padang Fimbristylis sp. dan sapu padang Baeckea frutescens. Nilai indeks jaccard yang diperoleh di Padang berkisar antara 0,01-0,86 Lampiran 8. Nilai
Indeks Jaccard tertinggi diperoleh dari spesies kucai padang Fimbristylis sp.
yaitu sebesar 0,86. Spesies tersebut berasal dari famili Cyperaceae. Seluruh spesies yang memiliki asosiasi kuat dengan Nepenthes merupakan spesies yang
masuk golongan rerumputan. Seluruh spesies tersebut tumbuh sangat banyak dan menyebar di seluruh lokasi Padang. Hal ini menyebabkan Nepenthes gracilis yang
ditemukan di lokasi Padang umumnya tumbuh secara terestrial tumbuh di atas permukaan tanah dan merambat diantara spesies rerumputan tersebut.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa Nepenthes menempel dan merambat pada 19 spesies tumbuhan disekitarnya yaitu pelawan kiring
Tristaniopsis obovata Benn. P.G. Wilson J.T. Waterhouse, perai Vaccinium bancanum Miq.
, arang-arang Syzygium napiforme Koord. Valeton Merr. Perry, kemanisan aik Gynotroches axillaris Blume, kerupit padang Panicum
sp., dan sapu padang Baeckea frutescens Linn.. Hal ini menunjukkan bahwa Nepenthes
dapat tumbuh dan menempel pada pohon apa saja. Menurut Arief 1994 dalam Dariana 2009 Nepenthes dapat hidup dan tumbuh pada pohon apa
saja yang terpenting pohon tersebut memiliki lapisan lumut atau serasah daun. Lapisan lumut atau serasah tersebut dapat menyimpan air sehingga kelembaban
dapat terjaga. Nepenthes
yang berasosaisi nyata dan memiliki tingkat asosasi yang kuat dengan tumbuhan lain umumnya berasal dari famili Myrtaceae, Rhizophoraceae
dan Cyperaceae. Menurut Dariana 2009 pada kulit pohon pada famili Myrtaceae, Sapotaceae dan Anacardiaceae banyak menempel lumut. Hal ini
disebabkan oleh kulit pohon dari famili-famili tersebut sering mengelupas sehingga memungkinkan banyak tumbuh lumut.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nepenthes yang teridentifikasi di Hutan Kerangas Belitung Timur terdiri
dari 4 spesies yaitu Nepenthes gracilis Korth., Nepenthes ampullaria Jack., Nepenthes reinwardtiana Miq. dan Nepenthes rafflesiana Jack.
2. Pola sebaran Nepenthes di Hutan Kerangas bersifat mengelompok.
3. Asosiasi antara Nepenthes dengan tumbuhan lain yang berada di
sekitarnya sebagian besar tidak nyata dan memiliki asosiasi yang lemah.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan habitat Nepenthes terutama di hutan lindung
dari gangguan aktivitas manusia. Mengingat seluruh Nepenthes yang ditemukan di lokasi penelitian memiliki pola sebaran yang mengelompok,
sehingga keberadaannya sangat rentan terhadap kerusakan habitat. 2.
Perlu diadakannya kegiatan konservasi ek-situ atau penangkaran untuk dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang unik.