kantong berbentuk oval dan berwarna senada dengan warna kantong Mansur 2006.
Gambar 23 Nepenthes reinwardtiana di Rimba. Mansur 2006 menjelaskan bahwa Nepenthes reinwardtiana memiliki
bunga berbentuk tandan, panjang kurang dari 35 cm dan tanpa daun penumpu. Bunga betina umumnya lebih pendek daripada bunga jantan. Nepenthes
reinwardtiana memiliki mulut kantong berbentuk oval di bagian depan dan
meninggi di bagian belakang, bergerigi rapat dan agak jelas, dan berwarna hijau atau merah Dariana 2009.
5.5 Pola Sebaran Nepenthes
Pola sebaran setiap spesies Nepenthes digunakan Indeks Dispersi ID. Berdasarkan hasil analisis diperoleh seluruh nilai ID 1 Tabel 5. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh Nepenthes memiliki pola sebaran mengelompok. Menurut Ludwig dan Reynolds 1988 pola sebaran suatu spesies tumbuhan akan
mengelompok jika nilai ID 1. Penyebaran berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum dalam populasi dan hampir merupakan
aturan apabila dipandang dari sudut individu Heddy Kurniati 1994. Hal ini disebabkan karena individu memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan
mencari kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pengelompokan tersebut dilakukan karena adanya interaksi yang saling
menguntungkan diantara individu tersebut Istomo 1994. Namun disisi lain penyebaran bergerombol dapat meningkatkan kompetisi di dalam populasi untuk
memperoleh unsur hara, ruang dan cahaya.
Tabel 5 Nilai Indeks Dispersi ID spesies Nepenthes
No Lokasi Nama
Spsesies Indeks Dispersi
ID Pola Penyebaran
1 Rimba Nepenthes reinwardtiana
2,00 Mengelompok Nepenthes rafflesiana
9,80 Mengelompok Nepenthes gracilis
2,00 Mengelompok 2 Bebak
Nepenthes ampullaria 26,00 Mengelompok
Nepenthes rafflesiana 18,44 Mengelompok
Nepenthes gracilis 2,00 Mengelompok
3 Padang Nepenthes gracilis
3,80 Mengelompok
Hasil perhitungan indeks dispersi juga sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan. Nepenthes reinwardtiana dan Nepenthes gracilis yang ditemukan di
Rimba tumbuh mengelompok pada lokasi yang berbatasan dengan jalan sehingga cahaya matahari dapat menembus lantai hutan. Nepenthes rafflesiana di Rimba
dan Bebak tumbuh mengelompok di lokasi yang ternaungi namun masih mendapatkan cahaya matahari Gambar 24.
Gambar 24 Nepenthes rafflesiana yang tumbuh mengelompok pada tempat yang sedikit ternaungi namun masih mendapatkan sinar matahari.
Nepenthes ampullaria ditemukan tumbuh mengelompok di sekitar
genangan air dengan tanah yang lembab atau basah Gambar 25. Menurut Adam et al.
2011 Nepenthes lebih suka tumbuh secara mengelompok dengan kepadatan yang tinggi di habitat yang terbuka seperti hutan sekunder, hutan
kerangas, di celah hutan primer, pegunungan yang terbuka dan hutan lumut yang berada di area pegunungan atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa Nepenthes akan
tumbuh mengelompok pada kondisi habitat yang sesuai dengan kebutuhannya.
Gambar 25 Nepenthes ampullaria yang tumbuh mengelompok di sekitar genangan air.
Ludwig dan Reynolds 1988 diacu dalam Kissinger 2002 menjelaskan bahwa pola penyebaran yang mengelompok terjadi akibat dari individu yang akan
mengelompok pada habitat yang lebih sesuai dengan tuntutan hidupnya. Pengelompokan juga terjadi akibat kondisi lingkungan yang heterogen, sehingga
menjadi faktor pembatas untuk individu dapat bertahan hidup. Menurut Ewusie 1990 derajat pengelompokan suatu individu sangat bergantung pada sifat khas
tempat hidupnya habitat, cuaca dan faktor fisik, jenis pola reproduksi dan tingkat kesukaan berkelompok.
Hasil penelitian juga sesuai dengan kesimpulan Barbour et al. 1987 diacu dalam Djufri 2002 yang menyatakan bahwa pola distribusi suatu spesies
tumbuhan cenderung mengelompok. Hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor lingkungan dan kompetisi, juga dipengaruhi oleh perkembangbiakannya.
Tumbuhan yang bereproduksi dengan biji, dan biji tersebut jatuh dekat dengan induknya atau dengan rimpang yang menghasilkan anakan vegetatif masih dekat
dengan induknya. Individu yang mengelompok umumnya memiliki angka kematian yang
lebih rendah selama periode kurang baik atau waktu diserang organisme lain dibandingkan dengan individu yang terisolasi Heddy Kurniati 1994. Hal ini
disebabkan oleh daerah yang terbuka ke arah lingkungan semakin kecil. Menurut Ewuise 1990 individu yang mengelompok mungkin mampu mengubah iklim
mikro secara menguntungkan. Individu yang tumbuh mengelompok mampu
bertahan menguran
Di kerentanan
tempat tu kelestarian
tersebut h ditemukan
5.6 Asosia