Nepenthes di Padang Nepenthes di Rimba

reinwardtiana Miq. dan Nepenthes rafflesiana Jack. Spesies Nepenthes paling banyak ditemukan yaitu di Rimba dan Bebak dengan jumlah 3 spesies sedangkan jumlah spesies yang paling sedikit ditemukan di Padang yaitu 1 spesies Tabel 4. Tabel 4 Spesies-spesies Nepenthes yang ditemukan di lokasi penelitian No Spesies Lokasi Padang Bebak Rimba 1 Nepenthes ampullaria - √ - 2 Nepenthes gracilis √ √ √ 3 Nepenthes rafflesiana - √ √ 4 Nepenthes reinwardtiana - - √ Seluruh spesies yang ditemukan merupakan spesies murni non-hybrid. Clarke 1997 menjelaskan bahwa Nepenthes merupakan tumbuhan berumah dua, dimana bunga jantan dan betina tidak berada dalam satu individu yang sama. Hal ini menyebabkan dapat terjadi persilangan secara alam natural hybrid antar spesies Nepenthes. Namun pada lokasi penelitian tidak ditemukan spesies Nepenthes silangan alam natural hybrid. Hal ini disebabkan karena lokasi ditemukan antar spesies relatif jauh sehingga persilangan antar spesies sulit terjadi. Selain itu menurut Mansur 2006, umumnya waktu berbunga untuk satu spesies Nepenthes berbeda-beda, sehingga peluang terjadinya proses penyerbukaan silang sangat kecil. Clarke 2000 diacu dalam Saputri 2009 mengungkapkan bahwa seluruh spesies hibrid alami Nepenthes yang diamati bersifat fertil, walaupun belum diketahui apakah tingkat fertilisasi semua spesies hibrid alami tersebut sama atau berbeda dengan tetuanya. Hal ini menyebabkan spesies Nepenthes hasil hibrid alami sering sekali gagal bertahan dan mencapai jumlah populasi yang besar dan mandiri.

5.2.1 Nepenthes di Padang

Nepenthes yang ditemukan di Padang hanya satu spesies yaitu Nepenthes gracilis. Namun demikian jumlah populasi Nepenthes gracilis di Padang sangat banyak yaitu mencapai 803 individuha. Rendahnya keanekaragaman spesies Nepenthes yang ditemukan di Padang disebabkan oleh kondisi vegetasinya yang sangat terbuka. Mansur 2007 menjelaskan bahwa Nepenthes membutuhkan naungan untuk dapat bertahan hidup dan hanya spesies-spesies tertentu saja yang dapat bertahan pada kondisi dengan sinar matahari yang penuh. Salah satu spesies Nepenthes yang memerlukan sinar matahari yang banyak untuk bertahan hidup yaitu Nepenthes gracilis Untung et al. 2006. Menurut Hidayat et al. 2003 Nepenthes gracilis akan tumbuh lebih baik dan sempurna pada kondisi sinar matahari yang penuh, tetapi pada tanah yang cukup lembab. Mansur 2006 juga menambahkan bahwa Nepenthes gracilis akan tumbuh cepat jika berada pada tempat terbuka dan menjalar di pasir kwarsa hutan kerangas. Nepenthes gracilis dapat tumbuh di berbagai kondisi habitat. Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya Nepenthes gracilis di Rimba dan Bebak yang kondisi vegetasinya rapat dan ternaungi. Menurut Mansur 2006 Nepenthes gracilis merupakan spesies yang memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan lebih tinggi daripada spesies Nepenthes lain. Oleh karena itu Nepenthes gracilis memiliki wilayah sebaran yang cukup luas. Nepenthes gracilis yang ditemukan di Rimba dan Bebak memiliki lebar kantong yang relatif kecil yaitu 0,66-0,92 cm, tinggi kantong 5,73-6,67 cm dan berwarna polos Gambar 6, sedangkan Nepenthes gracilis yang ditemukan di Padang memiliki ukuran dan warna yang beranekaragam Gambar 7. Hal ini disebabkan oleh jumlah individu yang ditemukan di Padang lebih banyak. Gambar 6 Nepenthes gracilis di Bebak. Gambar 7 Nepenthes gracilis di Bebak di Padang. Perbedaan ukuran kantong dan warna kantong pada Nepenthes gracilis yang ditemukan di Rimba, Bebak dan Padang disebabkan oleh kondisi vegetasi tempat tumbuh. Pada kondisi dengan kerapatan yang tinggi Nepenthes gracilis tumbuh dengan ukuran yang kecil dan warna kantong yang polos Mansur 2006. Selain itu produksi jumlah kantong Nepenthes gracilis di Rimba dan Bebak lebih sedikit dibandingkan dengan di Padang. Jumlah individu Nepenthes gracilis di Rimba dan Bebak hanya 2 individuha sedangkan di Padang ditemukan 803 individuha. Hal ini disebabkan karena kondisi vegetasi di Rimba dan Bebak lebih rapat daripada di Padang. Kondisi tersebut menyebabkan lokasi di Rimba dan Bebak menghasilkan serasah yang lebih banyak. Menurut Nasoetion 1990 diacu dalam Raharjo 2006 serasah merupakan lapisan teratas dari permukaan tanah yang mungkin terdiri dari lapisan tipis sisa tumbuhan. Serasah tersebut mampu menutupi tanah dan menjadi pupuk alami sehingga menjadikan tanah di Rimba dan Bebak lebih subur dibandingkan dengan di Padang. Nepenthes akan mengembangkan dan menghasilkan kantong lebih banyak pada kondisi tanah yang miskin hara sebagai alat untuk memenuhi kekurangan suplai nutrisi dari tanah. Nepenthes tidak seperti tumbuhan pada umumnya yang akan tumbuh baik pada kondisi tanah yang subur. Hal tersebut merupakan upaya adaptasi Nepenthes untuk bertahan hidup. Menurut Mansur 2006, hidup di tanah yang miskin hara menjadikan Nepenthes mengembangkan kantongnya sebagai alat untuk memenuhi kekurangan suplai nutrisi dari tanah.

5.2.2 Nepenthes di Rimba

Hasil analisis vegetasi di Rimba diperoleh 3 spesies Nepenthes yaitu Nepenthes reinwardtiana, Nepenthes gracilis dan Nepenthes rafflesiana. Nepenthes reinwardtiana dan Nepenthes gracilis hanya ditemukan di jalur 1 pada plot pertama.. Kondisi plot tersebut terbuka dan terletak di samping jalan, sehingga menyebabkan sinar matahari dapat menembus lantai hutan Gambar 8. Kondisi tersebut sangat mendukung Nepenthes reinwardtiana dan Nepenthes gracilis untuk tumbuh dan menghasilkan kantong. Menurut Adam et al. 1991 Nepenthes reinwardtiana umumnya tumbuh di semak-semak pinggir jalan yang terbuka, tanah yang gundul, di lereng yang curam atau di tempat pembuangan minyak. Mansur 2007 juga menambahkan bahwa Nepenthes reinwardtiana dan Nepenthes gracilis dapat tumbuh pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung. Namun demikian jumlah kantong yang dihasilkan sedikit yaitu dua kantong untuk setiap spesies Nepenthes. Gambar 8 Kondisi habitat Nepenthes reinwardtiana dan Nepenthes gracilis di Rimba. Nepenthes rafflesiana ditemukan di jalur 5 pada plot ke-10, jalur 6 pada plot ke-6, 7 dan 8, serta jalur 7 pada plot ke-3. Jumlah individu Nepenthes rafflesiana yang ditemukan di Rimba yaitu 31 individuha. Nepenthes rafflesiana ditemukan umumnya tidak menghasilkan kantong. Dari keseluruhan Nepenthes rafflesiana yang ditemukan hanya satu individu yang menghasilkan kantong. Hal ini disebabkan karena Nepenthes rafflesiana yang ditemukan di Rimba berada pada kondisi yang ternaungi. Menurut Untung et al. 2006, pembentukan kantong dipengaruhi oleh cahaya matahari. Kondisi vegetasi Rimba yang rapat menyebabkan sinar matahari yang masuk ke dalam hutan terbatas. Meskipun ada beberapa Nepenthes yang tidak menyukai cahaya matahari secara langsung namun kekurangan cahaya matahari akan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Nepenthes yang kekurangan cahaya matahari umumnya menghasilkan jumlah kantong yang sedikit bahkan hingga tidak menghasilkan kantong.

5.2.3 Nepenthes di Bebak