Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

69

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Variabilitas kesuburan di perairan Selat Lombok dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebaran spasial SPL Selat Lombok sangat dipengaruhi oleh pola musiman yaitu pergerakan angin muson. Hasil pengamatan di 4 lokasi stasiun, secara umum didapatkan bahwa Stasiun 4 yang mewakili perairan Samudera Hindia memiliki SPL yang lebih dingin dibandingkan dengan SPL di Stasiun 1 yang mewakili perairan Laut Flores. Hasil ini dapat terlihat jelas pada musim timur Juni - Agustus dengan SPL yang lebih dingin dibandingkan dengan musim barat. Untuk Stasiun 2 dan Stasiun 3, sebaran SPL tidak jauh berbeda dari stasiun 1 yaitu memiliki SPL yang cenderung hangat. Secara umum SPL di perairan Selat Lombok berkisar antara 26 – 31 o C dengan suhu yang lebih dingin di perairan selatan Lombok. 2. Sebaran spasial klorofil-a di perairan Selat Lombok secara umum memiliki konsentrasi yang lebih tinggi di perairan bagian selatan Selat Lombok Stasiun 3 dan Stasiun 4 dibandingkan dengan perairan di bagian utara Selat Lombok Stasiun 1 dan Stasiun 2. Sebaran konsentrasi klorofil-a akan meningkat pada musim timur dan menurun pada musim barat. Peningkatan konsentrasi klorofil-a pada musim timur berkairan dengan fenomena upwelling di perairan Samudera Hindia yaitu sekitar perairan selatan Jawa – Sumbawa. 3. Adanya korelasi antara angin permukaan, SPL, konsentrasi klorofil-a dan nutrien Nitrat, Fosfat dan Silikat, yang terlihat dari pengaruh pola musiman yaitu angin muson. Pada saat muson timur suhu permukaan laut di perairan Selat Lombok mendingin terutama di bagian selatan perairan, hal ini diikuti dengan meningkatnya konsentrasi nutrien sehingga konsentrasi klorofil-a ikut meningkat. Memasuki muson barat, konsentrasi klorofil-a menurun dan SPL menghangat. 4. Hasil dari analisis wavelet menunjukan bahwa pada stasiun lokasi pengamatan 1 dipengaruhi oleh fenomena setengan tahunan semiannual dan pada stasiun pengamatan 4 dipengaruhi oleh fenomena tahunan annual , untuk stasiun 2 dan 3 dominan dipengaruhi fenomena campuran annual dan semiannual. Hasil spektrum densitas energi silang antara komponen SPL dengan klorofil-a di stasiun 1 menunjukkan bahwa kedua fluktuasi berkorelasi pada periode setengah tahunan. Untuk stasiun 2, fluktuasi berkorelasi pada periode yang menunjukkan karakter setengah tahunan lebih dominan. Sedangkan di stasiun 3 fluktuasi berkorelasi pada periode setengah tahunan juga satu tahunan. Untuk stasiun 4 dominan fluktuasi korelasi dengan karakter satu tahunan. Adapun pada stasiun rata-rata yang mewakili keseluruhan wilayah perairan di Selat Lombok didapatkan fluktuasi berkorelasi pada periode setengah tahunan dan satu tahunan. 5. Hasil analisis EOF 1 dan 2 menunjukkan adanya fluktuasi yang cenderung tinggi dan nilainya berlawanan antara wilayah perairan utara Selat Lombok dengan perairan selatan Selat Lombok, perairan Selatan Selatan selat Lombok cenderung lebih dingin dibandingkan perairan utara Selat Lombok. Pada analisis EOF dengan input konsentrasi klorofil, menunjukkan terjadi fluktuasi yang relatif kecil, namun fluktuasi yang tinggi umumnya terkonsentrasi hanya dibeberapa bagian pesisir pantai P.Bali bagian Tenggara dan P.Lombok bagian Barat. 6. Hasil dari Indeks kesuburan merupakan suatu pendugaan bahwa pada Stasiun pengamatan 4 memiliki perairan yang lebih subur dibandingkan dengan perairan pada Stasiun 2 dan Stasiun 1. Pendugaan ini dihitung dari konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut pada perairan tersebut.

5.2. Saran