1
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Selat Lombok merupakan perairan dalam dan dikenal sebagai daerah yang mempunyai sistem arus yang kuat serta dipengaruhi oleh siklus musim. Selat ini
mempunyai peranan penting dalam Arus Lintas Indonesia Arlindo dan memberikan sumbangan yang nyata bagi transpor massa air melalui selat. Arlindo
adalah arus yang mengalir dan menghubungkan Lautan Pasifik dan Lautan Hindia melalui kepulauan Indonesia Murray dan Arief,1988; Inoue dan Welsh,1993.
Arlindo mengalir di tengah-tengah kepulauan Indonesia dan berperan sebagai satu-satunya penghubung dua lautan di daerah tropis lintang rendah.
Variabilitas kesuburan perairan di Selat Lombok sangat dipengaruhi oleh perairan di sekitarnya terutama perairan selatan Jawa
– Sumbawa. Sebaran spasial maupun temporal sangat dipengaruhi oleh karakteristik massa air perairan
terutama suhu dan kandungan nutrien di permukaan perairan. Karakteristik massa air
sangat tergantung
pada proses
dinamika massa
air seperti
upwelling,downwelling, transpor Ekman dan pola sirkulasi massa air permukaan. Proses dinamika massa air dipengaruhi oleh pola dan kekuatan angin yang bertiup
di atas perairan tersebut. Dari semua proses dinamika massa air, upwelling merupakan faktor utama
yang berperan terhadap tingginya konsentrasi klorofil-a, di lapisan permukaan perairan. Selat Lombok memiliki produktivitas perairan yang tinggi akibat adanya
fenomena Upwelling yang terjadi secara musiman di perairan selatan Jawa yang berhubungan dengan Samudera Hindia. Upwelling merupakan proses
terangkatnya massa air dalam yang kaya nutrien ke lapisan permukaan tercampur. Pada Umumnya, sebaran nutrien di dalam perairan memperlihatkan tingginya
konsentrasi nutrien pada lapisan termoklin. Bila proses upwelling dapat terjadi optimal dan didukung oleh dangkalnya lapisan termoklin, maka fenomena
upwelling sangat membantu dalam menyediakan nutrien dengan konsentrasi tinggi pada lapisan permukaan tercampur. Pengaruh upwelling terhadap
peningkatan kesuburan perairan khususnya di selatan Jawa – Sumbawa sangat
dominan, menurut Hendiardi dkk, 1995 berdasarkan pengamatan di lokasi upwelling selatan Jawa Timur
– Bali, menyatakan bahwa upwelling terjadi pada
musim timur selama periode Juli – September yang ditunjukkan pada konsentrasi
klorofil yang tinggi pada musim ini dibandingkan pada musim barat. Menurut Hendiardi et al. 2004 menyatakan bahwa selama muson tenggara, transpor
Ekman di perairan sepanjang selatan Jawa menyebabkan upwelling. Pada bulan September konsentrasi klorofil di daerah upwelling selatan Jawa Timur berkisar
antara 0,6 – 1 mgm³, sedangkan pada bulan Maret, saat tidak terjadi upwelling
konsentrasi klorofil di perairan selatan Jawa Timur umumnya rendah dengan konsentrasi di bawah 0,1 mgm³.
Selain variasi musim, di perairan selatan Jawa yang berhubungan dengan Samudera Hindia juga ditemukan adanya variasi oleh pengaruh gaya penggerak
remote forcing seperti El Nino Equatorial Southern Oscillation ENSO dan Indian Ocean Dipole Mode IODM, yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kondisi perairan Selat Lombok. Pengaruh musim dan fenomena kekuatan remote forcing mempengaruhi parameter oseanografi seperti kelimpahan
fitoplankton dan suhu permukaan di perairan Selat Lombok. Dengan adanya informasi tentang variabilitas kesuburan di perairan ini
maka diharapkan dapat diketahui pola sebaran secara temporal dan spasial antara khlorofil, SPL dan nutrien, serta korelasinya dengan kondisi oseanografi di
perairan tersebut.
1.2.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui variabilitas kesuburan perairan Selat Lombok
2. Mengkaji pola sebaran klorofil-a, SPL dan Nutrien nitrat,fosfat dan silikat secara spasial dan temporal di perairan Selat Lombok.
3. Mengetahui korelasi variabilitas kesuburan dan kondisi oseanografi perairan Selat Lombok.
1.3.Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Dinamika perairan Selat Lombok mempengaruhi variabilitas kesuburan.
2. Variabilitas Perairan Selat Lombok dipengaruhi faktor Remote Forcing perubahan iklim regional: ENSO dan IODM, ARLINDO.
1.4.Kerangka Pendekatan Masalah
Gambar 1. Bagan Kerangka Pendekatan Masalah
Data Suhu sumber:
AquaMODIS- NASA dan NOAA
Sebaran Temporal dan Spasial
Analisis Wavelet Spektrum densitas energi,
korelasi dan koherensi
Variabilitas Kesuburan Perairan
Data Angin sumber:
ifremer-cersat Data Klorofil
sumber: AquaMODIS-
NASA
Analisis EOF Spasial dan temporal
Data Batimetri: Sumber: SRTM30+
Data Nutrien sumber:
NOAA dan WOD-NODC
Indeks Kesuburan Perairan
4
2. TINJAUAN PUSTAKA