Wavelet Transform Coherence WTC

3.4.4. Analisis Wavelet

Dari sebaran spasial dan temporal selanjutnya dianalisis korelasi dan koherensi antar parameter data yang didapat dengan analisis wavelet. Transformasi wavelet merupakan pengembangan dari transformasi fourier. Menurut Torence dan Compo 1998, analisis wavelet merupakan upaya mendekomposisi deret waktu ke dalam ruang waktu-frekuensi secara simultan. Metode ini mengkalkulasikan energi spektrum dari deret waktu. Kelebihan dari analisis wavelet yaitu dapat mendeteksi fluktuasi-fluktuasi periodik yang bersifat transien dan dapat mengambarkan proses dinamik nonlinier komplek yang diperlihatkan oleh interaksi gangguan dalam skala ruang dan waktu. Perangkat lunak yang digunakan dalam analisis wavelet adalah MATLAB 7.7.0. 3.4.4.1. Cross Wavelet Transform XWT Cross Wavelet Transform XWT digunakan untuk menganalisis kovarian dari dua data deret waktu X n dan Y n , yang didefinisikan sebagai berikut: W XY s,t = W X s,tW Y s,t Dimana menandakan complex conjugation.Spektrum daya wavelet silang lebih lanjut didefinisikan sebagai |W XY |. Argumen kompleks argW XY dapat dinterpretasikan sebagai fase relatif lokal antara X n dan Y n dalam ruang frekuensi waktu Grinsted et al, 2004. Hubungan fase relatif ditunjukkan dengan arah panah dimana panah ke arah kanan berarti sefase inphase, panah ke arah kiri berarti anti fase anti-phase, panah 90° ke arah bawah berarti X mendahului Y dan panah 90° ke arah atas berarti Y mendahului X.

3.4.4.2. Wavelet Transform Coherence WTC

Spektrum energi wavelet silang menunjukkan area dengan kekuatan tinggi yang sama. Salah satu fungsi pengukuran yang lain adalah bagaimana mengukur koherensi WTC dalam domain frekuensi waktu Grinsted et al, 2004. Menurut Torence dan Webster 1999 koherensi wavelet dari dua deret waktu dirumuskan sebagai berikut: Dimana: s : Koherensi wavelet : Spektrum energi silang wavelet : Spektrum energi wavelet dari x n : Spektrum energi wavelet dari y n s : Operator filter data Definisi koherensi wavelet ini mempunyai kesamaan dengan nilai koefisien korelasi pada umumnya. Sehingga koherensi wavelet dapat dianggap sebagai lokalisasi koefisien korelasi dalam domain frekuensi waktu. 33

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Variabilitas Kesuburan Perairan dan Oseanografi Fisika 4.1.1. Sebaran Ruang Spasial Suhu Permukaan Laut SPL Sebaran Suhu Permukaan Laut SPL di perairan Selat Lombok dipengaruhi oleh pola musiman yang diakibatkan pergerakan angin muson. Pada musim Barat Desember – Februari, massa air permukaan perairan di selat Lombok sudah menghangat Gambar 8, dimana SPL mengalami peningkatan dan berada pada kisaran antara 26,20 - 30,41 °C dengan suhu tertinggi di Stasiun 1 pada bulan Desember dengan rerata suhu 29,12 °C Tabel 3, pada Stasiun rata- rata antara bulan Desember - Februari, suhu maksimum pada kisaran 28,94 – 29,53 °C dan kisaran suhu minimum antara 26,78 – 27,34 °C dengan rerata suhu pada kisaran 27,85 – 28,57°C. Standar deviasi SD dari sebaran suhu permukaan laut di Selat Lombok digambarkan dengan kontur nilai SD Gambar 9. Pada musim barat nilai SD tertinggi setiap stasiun 1 - 4 ada di bulan Februari Tabel 2. Pada musim peralihan I Maret – Mei, sebaran suhu permukaan laut bulanan rata-rata di perairan Selat Lombok masih cukup panas tetapi cenderung sudah mulai mendingin Gambar 8, SPL berada pada kisaran 26,85 – 30,06 °C, dengan rerata suhu di stasiun 1 – 4 berturut-turut antara 28,41 – 29,28 °C; 28,52 – 29,22 °C; 27.88 – 28,38 °C dan 28,11 – 28,5 °C, adapun rerata suhu tertinggi di Stasiun 1, bulan April sebesar 29,28 °C dan suhu rerata terendah di Stasiun 3 pada bulan Maret sebesar 27,88 °C Tabel 2. Pada stasiun rata – rata memiliki kisaran suhu maksimum antara 28,72 – 29,56 °C dan suhu minimum antara 27,30 – 28,13 °C. Pada musim peralihan I ini jelas terlihat suhu permukaan laut masih tampak hangat di utara sampai dengan selatan, namun di bulan Mei suhu permukaan laut mulai berangsur mendingin dan pendinginan suhu permukaan laut ini diawali dari bagian selatan perairan Selat Lombok yang lebih dekat dengan Samudera Hindia yang merupakan perairan terbuka sehingga cenderung lebih cepat mengalami penurunan suhu permukaan laut dibandingkan dengan bagian utara perairan Selat Lombok.