Sorpsi Isotermi Akti Pengeringan

Salah satu persamaan kadar air keseimbangan pada jagung pipilan adalah persamaan Henderson termodifikasi Brooker et al. 1992 yaitu: exp . . . .......... 8 . . . . ............................................. 9 dimana Me adalah kadar air keseimbangan basis kering, T adalah suhu mutlak udara o C dan RH adalah kelembaban nisbi. Apabila persamaan di atas digunakan untuk kondisi udara alami yang umum di Indonesia, sebagai contoh pada suhu 30 o C dan RH 70, maka nilai kadar air keseimbangan jagung pipilan yang diperoleh adalah 16.0 b.k. Tabel 3 menyajikan beberapa nilai yang diuji pada studi pendahuluan. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa udara alami tanpa pemanasan mempunyai potensi untuk menurunkan kadar air jagung pipilan sampai 13.8b.k. Kadar air ini sudah memadai untuk penyimpanan dalam waktu yang cukup lama. Tabel 3 Hasil perhitungan kadar air berdasarkan Persamaan 8 T o C RH Me b.k 25 60 14.3 70 16.5 80 19.3 30 60 13.8 70 16.0 80 18.8 Penggunaan udara lingkungan tanpa pemanasan sebagai udara pengering telah diuji di Korea selama empat tahun Kim et al. 1989. Kondisi udara lingkungan yang digunakan mempunyai suhu udara rata-rata 12.8-18.6 o C dengan RH rata-rata berkisar antara 63.3-72.0. Dengan kondisi tersebut sebanyak 2500- 3000 kg gabah dapat dikeringkan dari kadar air awal 17.2-21.9 sampai kadar air akhir 13.2-14.6.

2.1.5 Sorpsi Isotermi

Sorpsi isotermi adalah suatu plot kadar air keseimbangan terhadap kelembaban relatif pada suatu temperatur tertentu. Isotermi yang diperoleh dengan memaparkan padatan pada udara yang kelembabannya meningkat dikenal dengan isotermi adsorpsi, sedangkan isotermi yang diperoleh dengan memaparkan p d a m t p m d t d h k b d 2 a s H A padatan pad desorpsi. Iso air padatan menunjukka Devahastin Gamba tersebut dici pertanda me matrik pada dapat diguna tunggal uap desorpsi. Pa hingga di b karena air te bahkan terik digunakan u

2.1.6 Akti

Devah atau pakan, spora dan ko Hal ini dik Aktivitas ai da udara y otermi desor menurun s an hysterisis 2000. ar 2 menun irikan oleh ekanisme pe atan. Pada w akan untuk air dan tid ada wilayah bawah tekan ersebut terku kat lebih lo untuk reaksi Gambar 2 vitas Air hastin 2000 ketersediaan ontribusi dal karena akti r didefinisik ang kelemb rpsi merupak secara prog s dimana ke njukkan ben tiga wilayah engikatan ai wilayah A, a reaksi. Pada dak tampak p B, air terik nan keseimb urung dalam onggar dala dan sebagai Sorpsi isote mengemuk n air untuk p lam beberap ivitas terseb kan sebagai babannya m kan perhatian gresif. Keba edua isoterm ntuk umum h secara teg ir yang berb ir terikat ku a wilayah in perbedaan t kat lebih lon bangan uap kapiler yang am kapiler pelarut Dev ermi yang me kakan bahwa pertumbuhan a reaksi kim but akan m perbanding menurun dik n utama pen anyakan bah mi tersebut m isotermi s gas, A, B da beda pada t uat pada tem ni, terutama tegas antara nggar. Penu air pada su g lebih kecil yang lebih vahastin 200 enunjukkan a dalam peng n mikroorgan mia, memerlu mengakibatk gan antara t kenal denga ngeringan ka han yang d tidak sama sorpsi tipika an C, yang m tempat terpi mpat tersebut terdapat ads isotermi ad urunan tekan uhu yang sa l. Air dalam h besar, air 00. hysterisis geringan bah nisme, perke ukan perhatia kan kerusak tekanan pars 13 n isotermi arena kadar dikeringkan a sebangun al. Bentuk merupakan isah dalam t dan tidak sorpsi lapis dsorpsi dan nan uap air ama adalah m wilayah C ini dapat han pangan ecambahan an penting. kan bahan. sial air p pada sistem padatan basah terhadap tekanan keseimbangan uap air p w pada suhu yang sama, dalam persamaan dituliskan sebagai : ................................................................................................ 10 atau, .............................................................................. 11 Daftar nilai a w minimum terukur untuk pertumbuhan mikroba dan perkecambahan spora disajikan pada Tabel 4. Jika a w diturunkan dibawah nilai ini dengan cara pengeringan atau dengan menambahkan agen pengikat seperti gula, gliserol atau garam, maka pertumbuhan mikroba dapat dihambat. Akan tetapi seharusnya penambahan tersebut tidak mempengaruhi aroma, rasa atau kriteria mutu lainnya, sehingga proses pengeringan merupakan solusi yang baik untuk menurunkan a w pada bahan pangan dengan kadar air tinggi. Tabel 4 Aktivitas air a w minimum untuk pertumbuhan mikroba dan perkecambahan spora Mikroorganisme Aktivitas air Organisme penghasil lendir pada daging 0.98 Spora Pseudomonas, Bacillus cereus 0.97 Spora B.subtilis, C.botulinum 0.95 C.Botulinum, Salmonela 0.93 Bakteri pada umumnya 0.91 Ragi pada umumnya 0.88 Aspergillus niger 0.85 Jamur pada umumnya 0.80 Bakteri halofolik 0.75 Jamur Xerofilik 0.65 Ragi Osmifilik 0.62 Sumber : Brockmann 1973 dalam Devahastin 2000

2.2 Penyimpanan